34. My Patron

28 1 0
                                    

"Cuy, ini adek lo bukan sih?" tanya Chanyeol saat melihat sesuatu yang janggal di ponselnya.

Mereka lagi nongkrong di apartemennya Suho. Biasa lah. Hanya saja tidak ada Kris. Dia sedang cuti dan bulan madu sekarang.

"Mirip aja mungkin? Ya kali Erika main ke sana?" Sehun memberi komentar.

"Eh buset! Tapi mirip banget, njirr!" itu suara Kai.

"Kayaknya itu emang dia, deh? Sumpah mirip banget!" tambah Tao.

"Live-nya siapa sih emang?" tanya Suho yang ikut melihat potongan video itu.

"Si Yuta, anak tekhnik." jawab Chanyeol.

"Sini, biar gue lihat," Lay merebut ponsel itu dari Chanyeol.

Mata Lay membulat sempurna. Ini sungguh adiknya. Di sana juga terlihat ada Jaehyun yang menopang tubuh Erika. Suara musik yang keras dan lampu disko yang berkelap-kelip. Tidak salah lagi, ini pasti di club.

Dia tahu Jaehyun, tapi tidak kenal. Itu karena Jaehyun yang diberi gelar masiswa terpopuler seantero kampus. Siapa yang tidak tahu Jaehyun? Ia sangat terkenal di kalangan mahasiswa lainnya terkhusus para gadis.

Tapi—sejak kapan dia dan adiknya dekat?

"Beneran adek lo kan?" Chanyeol mengulangi pertanyaannya.

"Kayaknya gue pernah deh ke sini? Bareng Kris ama lo juga kan Yeol?" kening Kai mengkerut, ka berusaha mengingat nama club itu.

"Hotel La Vien?" terawang Suho.

"Iya, bener. Ini hotel yang nyamar jadi club!" tambah Kai.

"Club yang nyamar dari hotel, lebih tepatnya." sambung Chanyeol.

"Bangsat!" desis Lay. Ia melempar ponsel Chanyeol sembarang. Lalu pergi begitu saja.

"Woy, hp gue njirr!" ujar Chanyeol histeris sambil memungut ponselnya.

"Lo mau kemana?" tanya Suho. Namun tidak digubris oleh Lay.

=======

Erika's Pov

"Ini kamar? Kenapa lo ajak gue ke sini?"

"Lo harus istirah sebentar. Gue temenin lo tidur." Jaehyun mengeluarkan smirk-nya.

Anjir, kepala gue makin pusing setelah mendengar kalimat ambigu itu! Gue menatap wajah Jaehyun yang udah mulai buram di mata gue. Kenapa dia bawa gue ke sini? Apa dia orang jahat?

Jahat?

Tapi semua cewek suka sama dia? Bukannya itu karena dia baik dan ramah kan di kampus?

BRAK!

Gue terduduk di pinggiran ranjang karena kaki gue udah nggak kuat nahan. "Mau pulang, please?" ujar gue lemah.

Jaehyun lagi-lagi memperlihatkan senyumnya. Manis, karena ada dimple yang menghiasi pipinya. Jadi mengingatkan gue dengan seseorang?

Gue reflek menerik diri karena hembusan nafas Jaehyun yang menyapa wajah gue. Entah apa yang mau dia lakuin, dia terus mendekat ke arah gue.

Memangkas jarak di antara kita,

Dan

CUP!

Dia mencium bibir gue! Basah, itu yang gue rasain ketika dia mulai memberi sedikit permainan di bibir gue. Tangan kananya yang menangkup rahang gue semakin erat.

Gue blank!

Kenapa diam aja sih, goblok?!

"Brengsek!" gue mendorong dada Jaehyun menjauh dari gue. "Minggir, gue mau keluar!"

BRAK!

Dia balik dorong gue sampai gue terlentang di atas kasur. Beneran sinting nih cowok! Seharusnya gue nggak nyentuh minuman itu dari awal. Dan sialnya udah terlanjur. Gue lemah! Tenaga dia jauh lebih kuat dari pada gue!

Sial! Sial! Sial!

"Santai aja. Abis ini gue anter lo pulang!" bisik Jaehyun sambil menahan kedua tangan gue di atas kepala.

Dan dia kembali mencium bibir gue.

Gue pengen berontak, tapi nggak bisa! Dasar brengsek lo Jung Jaehyun!

Nggak cuma bibir, dia juga menjelajahi leher gue! Nggak terasa air mata gue mulai turun. Gue marah, kecewa dan sedih tentunya.

Gue pikir adegan bejat kayak gini nggak akan pernah terjadi sama gue? Mungkin setelah ini hidup gue bakalan hancur!

"Bangsat!" umpat gue ketika Jaehyun menyudahi kegiatannya. "Kenapa lo hiks..kenapa lo lakuin ini sama gue huh? Dasar brengsek!"

"Jangan macem-macem sama gue! Gue bisa laporin lo ke polisi! Lo bakal tinggal di penjara dan surat DO pasti udah nunggu lo!"

Dia nggak menghiraukan gue sama sekali! Malah sekarang dia mulai membuka kancing kemajanya dari atas.

"Tolong! Tolong gue! Ada yang mau per—"

"Nggak akan ada yang perduli! Mereka sibuk sama urusannya masing-masing." potongnya. Sekarang bajunya udah setengah terbuka. Dadanya yang errr—

Kemana pun, gue harus menghidari objek di hadapan gue ini. Gue muak! Dia pikir gue bakalan tergoda?

"Jaehyun, please! Lepasin gue." gue memelas. Mungkin dengan cara ini dia bakal kasihan sama gue.

Shit! Dia malah mencium gue lagi! Gue berusaha untuk tidak mengeluarkan suara yang bakal buat nafsu dia semakin menjadi.

"Hiks...mama, maafin aku!" gue menangis dalam diam.

Gue tahu apa yang akan dilakukan cowok brengsek ini dan idup gue akan jungkir balik setelah ini.

Nggak ada satu pun manusia yang mau peduli sama gue. Mereka hanya lewat tanpa berniat nolong gue.

Tuhan, hanya engkau harapanku satu-satunya. Jika kau ada, tolong bantu aku!


BRAK!

Pintu terbuka tiba-tiba. Seseorang yang nggak terlintas di kepala gue untuk datang. Harapan baru kembali muncul. Setidaknya hidup gue nggak akan sehancur yang gue bayangin. Terima kasih Tuhan! Engkau sudah mengirim Lay sebagai pelindung! Dia sudah menjalankan peran kakak dengan baik.

BRAK!

DUKH!

DUKH!

Jaehyun tersungkur, tubuhnya bertabrakan dengan tembok. Lay menghajarnya habis-habisan.

Gue diam sambil menangis. Hari ini terlalu berat buat gue.

"Beraninya lo nyentuh dia!"

DUKH!

"Kalau sampai dia kenapa-napa, gue nggak akan tinggal diam!"

DUKH!

Lay berjalan mendekati gue dan menggendong gue keluar dari kamar. Nggak masalah kan kalau gue pingsan sekarang? Setidaknya gue aman sama dia?

"Maafin gue!"

Kalimat terakhir yang gue denger sebelum—gelap.




To be continue....

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang