"No matter who are you, I still want to love you. I want to remain in his side like now. So, let me love you!"
Berkisah tentang seorang gadis yang terjebak di dalam kejamnya takdir. Dirinya tidak bisa menyalahkan siapapun saat takdir memaksanya untu...
Pagi ini adalah hari pertama gue masuk ke sekolah baru. Gue terpaksa pindah sekolah karena jarak sekolah gue yang lama sama rumah gue yang baru cukup jauh. Iyalah, jarak antar kota.
Sekarang gue lagi menuju ke kelas. Wali kelas gue nyuruh gue untuk ngikutin dia dari belakang. Jantung gue mulai bekerja lebih cepet dari sebelumnya.
Gue nervouse sekarang!
Apalagi pas kelasnya semakin deket dan gue berjalan melewati deretan jendela, keringet gue makin becucuran! Gue takut kalau mereka akan ngebully gue karena gue adalah siswa baru disini dan gue takut kalau mereka bakal nindas gue kayak di drama-drama.
"Anak-anak, kalian akan mendapatkan teman baru. Dia murid pindahan dari Daegu. Saya harap kalian bisa berteman baik dengannya. Perkenalkan dirimu!"
Gue natap semua siswa yang ada di depan gue. Semuanya keliatan kayak monster.
"Annyeonghaseyo! Nama saya Erika Jung. Saya dari Daegu. Saya harap kita bisa berteman baik. Mohon bantuannya." setelah itu gue ngebungkukin badan gue tanda hormat.
Terus gue nggak sengaja ngeliat salah satu dari mereka yang mirip sama orang yang gue liat kemarin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kakak kasir di supermarket!
Gue yakin penglihatan gue masih sehat!
Spontan gue senyum dan tangan gue ngelambai ke arah dia. Gue nggak tahu kenapa gue ngelakuin itu? Yang jelas gue malu banget karena udah sok kenal sama dia yang hanya natep gue datar.
"Kamu bisa duduk di depan bangku Luhan!"
Akhirnya jantung gue perlahan kembali normal. Mata gue ngelirik kanan kiri untuk nyari bangku yang kosong karena gue nggak tahu Luhan itu yang mana?
Gue udah nemuin bangku mana yang harus gue isi, dan itu tepat di depan bangkunya si kakak kasir! Jadi namanya Luhan?! Ganteng sih kalau diperhaiin, nggak cocok jadi penjaga kasir.
Gue mencoba untuk senyum ke dia sebelum gue duduk, meskipun gue tahu banget kalau senyuman gue itu kaku.Sumpah, gue masih nahan malu soal kejadian tadi.
Ring... Ring...
"Pelajaran kita hari ini cukup sampai di sini, selamat siang!"
Sekarang udah saatnya istirahat. Tapi gue belum selesai nyatet materi yang ada di papan tulis. Mana perut gue udah mintak jatah lagi.
Orang di belakang gue nepuk bahu gue pelan. "Lo pasti belum dapet pinjeman buku, kan? Gue bisa anterin lo ke perpus!"
"Nggak usah kak, gue bisa pinjem pas sekalian pulang nanti. Lagian gue belum selesai nyetet." tolak gue.
"Lo bisa pinjem buku gue." dia nyodorin buku catetannya ke gue.
Gue nggak mungkin nolak, kan? Yang ada nanti dia malah tersinggung dan nganggep gue sombong karena nggak mau nerima bantuan orang lain. Kan gue murid baru, harus menciptakan image yang baik dong.
