14. Roleplay

25 2 0
                                    

Meskipun pun udah terhitung tujuh hari gue di Paris, tapi gue belum pernah ngerasa bosan sekalipun. Masih banyak hal yang pengen gue lakuin di sini. Tapi nggak bisa, liburan di Paris hari ini resmi dinyatakan selesai.

Orang tua gue harus balik ke kantor dan Lay harus mulai ngampus lagi karena cuti kuliahnya udah habis. Gue juga harus ngurusin beberapa berkas dan persiapan untuk daftar kuliah. Setelah beberapa hari gue sibuk dengan urusan pendaftaran dan rasa deg-degan karena khawatir gue nggak lulus, akhirnya terbayar sudah. Gue resmi jadi mahasiswa Universitas Hankook dengan jurusan psikolog klinis. Ya, gue sih sadar diri aja. Mungkin gue diterima di sini karena jurusan yang gue pilih emang sedikit peminatnya.

Sekarang hari pertama gue masuk kuliah dimulai. Lebih tepatnya hari pertama ospek. Gue agak nerves sih pas nyampe di sini. Bayangan tentang kakak senior yang kejam sedikit membuat gue gerogi. Tapi gue udah mengubur hal itu dalam-dalam, nggak ada yang harus gue takutin di sini!

Selama gue jalan menuju meja panitian ospek untuk ngambil ID Card
dan jaket mahasiswa baru, gue membungkuk sama mereka yang gue kira adalah senior. Kalau bukan karena nyokap gue yang ngajarin apa itu kesopanan? Ogah banget gue hormat sama mereka yang tampang lempeng dan nggak ada senyum-senyumnya sedikitpun!

"Atas nama siapa?"

"Erika Jung."

"Jaket sama id-nya langsung di pakai, ya? Dan jam satu nanti harus udah baris di lapangan, ok? Jangan sampai telat!" kata cewek itu dengan ramah. Tuh kan, brarti gue cuma parno doang kalau senior di sini kejam.

Gue mengulum senyum lalu pergi. "Terima kasih!"

Gue memutuskan untuk duduk di kursi panjang tepat di bawah pohon dan mencoba menghubungi Luhan untuk nemuin gue di sini. Ya, dia juga lulus dan mungkin sekarang lagi ngambi jaket sama id-nya?

"Eh, Rik? Cuma sendiri aja?" sapa Jennie yang lewat di depan gue. Ada Kai dan Sehun juga.

"Iya nih, lagi nunggu Luhan."

Mereka bertiga nyusul duduk di kanan dan kiri gue.

"Ngambil jurusan apa?" tanya Kai.

"Psikolog klinis, kak."

"Psikolog klinis? Berarti nanti lo bisa baca pikiran gue dong?" ujar Sehun dengan tatapan ngeri.

"Nggak kok kak, tapi bisa membaca kekuatan mental dan kepribadian seseorang dengan melihat tingkah lakunya. Bisa juga jadi konselor untuk orang yang mengalami trauma berat." ralat gue.

"Kalau lihat gerak gerik cowok yang lagi selingkuh, bisa nggak?" tanya Jennie sambil melirik Kai.

Gue pun tertawa karena gue ngerti apa yang dimaksud sama Jennie.
"Bisa, mudah itu mah."

"Yang!" tegur Kai pada Jennie.

"Woy!!" teriak Baekhyun yang tiba-tiba datang membuat tawa gue terhenti.

"Barengan nih?" tanya Jennie ke Baekhyun dan Luhan.

"Iya, takut adek gue diculik sama senior cewek." canda Baekhyun yang membuat Luhan tersenyum kaku.

"Lo lulus juga di sini, ambil jurusan apa, Lu?" tanya Sehun.

"Kimia Farmasi, kak."

"Wah... Jadi kita bisa sering-sering ngumpul dong ya?" kata Kai dengan antusias.

"Jangan terlalu sering juga kali kak. Nanti ujung-ujungnya malah bolos." tanggap gue.

"Eh, udah mau jam satu nih, nanti telat." Luhan ngasih kode ke gue untuk segera pergi menuju lapangan.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang