Bagaimana jika tujuan mu ingin mandiri malah dihancurkan dengan kejadian tak terduga bangun disalah satu kamar hotel dengan seorang pria yang sama sekali tak kamu kenali? Dihina karna diduga merayu dan menggodanya disaat mabuk. Kehilangan mahkota be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ Aku cemburu pada langit disana... Ia tiap hari bersamamu. Rinduku sederas hujan sore itu.
-j.s. Khairen-
~
"cari rekaman cctv di Sevel di daerah xx sama hotel xx di kamar no 817. Secepatnya!" Titahnya.
"Baik tuan, permisi" devin sekretaris Rafa pamit lalu pergi.
Rafa masih terngiang saat melihat Mika tersenyum sambil mengelus perutnya. Tingkahnya seperti ke ibuan. Membuat hatinya menghangat. Tapi ia merasa bersalah dengan sikapnya selama ini yang sangat kejam.
Tunggu sebentar lagi raf, lo pasti bakal tau kebenaran. Batin Rafa.
Tapi ia teringat sebelum kejadian itu, wanita yang ia kira akan menjadi belahan jiwa nya mampu mengkhianatinya. Semua telah ia berikan kepada wanitanya. Stella Angella. Kekasih yang ia cintai dulu.
FLASHBACK ON
"Babe.." panggil Rafa lembut.
Tapi ia melihat kekasih nya bersama pria lain sedang bercumbu panas. Lelaki itu menghentikan kegiatan panas bersama kekasihnya lalu menatapnya intens.
"Sampai kapan aku menunggu mu melepaskan Rafa bajingan itu? Aku sudah tidak sabar! Kamu hanya milik ku my Angel" tanya lelaki yang berada di atas Stella. Rafa yang melihatnya berdecih tapi ia tak bergeminy sedikitpun. Ia masih mau mendengar kelanjutan pembicaran dua insan yang akan memadu kasih dihadapannya.
"Sabar baby, setelah segalanya aku renggut aku akan meninggalkan nya tanpa belas kasihan" jawabnya enteng. Rafa terkekeh sinis. Pasangan itu lalu terlonjak dan terkejut dengan kehadiran Rafa disini. Stella yang half-naked langsung menutupi tubuhnyq dengan selimut. Rafa tersenyum smirk.
"Jadi selama ini yang kau lakukan bitch? Mengkhianati aku untuk merenggut segalanya? Apa yang ingin kau renggut dari ku? Harta? Cih! Jangan bermimpi. Bahkan aku menyesal telah mencicipi tubuh mu yang kau pakai untuk laki laki lain" ujarnya tajam sambil tersenyum evil. Stella sampai bergidik takut. Thomas bahkan merasakan aura mengintimidasi dari Rafa. Ia bisa merasakannya.
"Thanks for everything bitch, sangat menyenangkan pengalaman kehidupan ku bertambah akan wanita tak tau diri sepertimu" kekeh sinis Rafa sambil melenggang pergi.
Rafa lalu memasuki mobil lalu melajukannya dengan kecepatan penuh. Ia akan menghilangkan penatnya di club. Semoga saja alkohol menenangkan nya lagi kali ini.
FLASBACK OFF
"Shit!" Rafa hanya mengingat kejadian sampai ia pergi ke klub setelah itu ia tak ingat. Dia menggeram frustasi.
Ia bersandar di kursi kebesarannya melihat pemandangan kota. Sesosok bayangan yang telah menjadi istrinya terputar dibayangannya, senyumnya, tatapannya, bahkan saat ia merasakan miliknya dicengkram oleh kewanitaannya. Sangat memabukkan.
--
Mika sedang berapa di cafe, walaupun ia diperlakukan tidak baik oleh Rafa. Ia tak berpikiran akan melarikan diri, terlebih dari ia yang hamil. Anaknya pasti membutuhkan kedua orang lengkap. Ia melupakan impiannya menjadi dokter kesini. Tapi tak apa semoga saja kelahiran anaknya ia diijinkan bekerja dirumah sakit. Semoga saja.
"Permisi" seorang wanita duduk dibangku seberang mejanya. Mika tersenyum ramah sambil mengangguk.
"Kamu istri Rafa?" Ujar wanita itu. Mika hanya tersenyum mengangguk.
"Aku Stella pacarnya Rafa" Wanita itu adalah Stella. Mika terlihat biasa saja. Bukannya ia tak tau. Mommy Irene telah menceritakan semuanya kecuali tentang pengkhianatan. Yang iya tau Rafa masih berpacaran dengan Stella. Mika menghela nafas pelan.
"Mikayla" Mika sambil tersenyum tipis. Ia tak mau menjadi wanita yang arogan karna membenci orang yang dicintai suaminya. Ia tau diri.
"Aku mencintainya Mika, lepaskan Rafa untuk ku" Mika terdiam membisu. Menatap Stella. Ia merasa ragu melihat tatapan Stella. Seperti ada ambisi dimata tersebut. Tapi ia tak menghiraukannya. Dia hanya diam tak menghiraukan Stella.
"Aku mohon Mika" Stella memegang pergelangan tangannya. Tapi Mika langsung menepis lembut. Lalu beranjak pergi. Tanpa meninggalkan sepatah katapun.