Part 15

99.5K 3.5K 25
                                    

Suara ketukan heels menggema diruangan Rafa. Sedangkan ia belum sadar jika ada serangga yang masuk keruangannya. Ups, maksudnya seonggok daging. Wanita didepannya kesal karna Rafa mengabaikan bahkan tak tau bahwa ia teronggok didepannya!

"Rafa!" Pekik Stella. Rafa yang serius pun terkejut terkaget mendengarnya. Ish! Untung aja ga mati ni jantung gue, sialan! Batin Rafa. Ia menatap serangga didepannya ini dengan sengit. Wajah Stella yang awalnya kesal berubah pucat melihat pelototan Rafa yang menyeramkan. Bisa saja kan matanya keluar? Kan bahaya!

"Apasih! Gak liat lagi sibuk? Ganggu banget sih lo?!" Bentaknya kesal. Stella mundur 2 langkah lalu menyengir kaku. Mata Rafa mintak di colok biar gak melotot terus bahaya banget kaya boneka anabelle, serem banget lagi!

"Aku kan rindu kamu Raf, masa ga pake sih?!" Jawabnya manja. Rafa awalnya menyerngit bingung lalu mendelik jijik. Apa-apaan serangga menggelikan didepannya ini. Bahkan ia sudah tak ingin melanjutkan sandiwaranya karna tak kuat menahan mual melihat wajah Stella yang sangat menjijikkan menurutnya. Ya Tuhan demi apa dia aja ngomong belepotan. PEKA WOI BUKAN PAKE! Tabahkan hamba Ya Tuhan. Hamba kan baik, lemah lembut, penurut, sayang istri, rajin menabung walaupun boros ya. Rafa masih kesal melihat serangga didepannya. Lalu memberikan tatapan sinis.

"Gue tegasin ke lo kalau ngomong jangan belepotan nanti gue sikat mulut lo pakai wipol, mau?!" Sentaknya kesal. Stella gelagapan. Serem banget Rafa sialan! Orang bercanda juga, ngakak napa jangan serius mulu. Cepat mati ntar!

"Satu lagi, gue gamau lagi sama lo! Jadi pergi sana jauh-jauh kita ga level. Gue cuman mau main-main doang sama lo, bye bitch" lanjutnya sambil tertawa sinis. Rafa pun melanjutkan pekerjaannya yang tertunda akibat di buat terkejut oleh sesosok makhluk tak kasat mata didepannya. Stella yang didepannya pun mendelik kesal. Lalu menghentak kakinya keras-keras. Rafa menoleh menatap Stella. Lalu melotot. Apa-apaan seonggok daging didepannya menghentak-hentak lantai kantornya? Dia pikir dia lagi LKBB? Minta di bakar juga rumahnya. Kalau kantor nya roboh dimana ia akan bekerja kalau lantai berharganya di hentak-hentak.

"Kamu gabisa gitu dong! Aku kan udah minta maaf sama kamu!" Sahutnya tak mau kalah.

"Siapa" Rafa menyahut lembut.

"Ya kamulah!" Ucap Stella.

"Nanya!" Jawab Rafa terbahak-bahak. Stella melotot kesal. Sialan!
Stella melotot, lelaki didepannya ini Rafa kan? Kenapa lelaki ini banyak menampilkan Ekspresi sekarang? Apa wanita itu memberikan efek besar terhadap Rafa yang sedingin dan sedatar itu. Kalau begitu Stella memberikan Applause untuk Mikayla Effect!

"Udah pergi gak lo?!" Usirnya ksaar.

"Aku gak akan pergi" jawabnya tak mau kalah.

"Bodo amat" ucap Rafa tak peduli. Lalu ia menelepon devin untuk mengeluarkan seonggok serangga tak kasat mata yang menyebalkan dari ruangannya. Ia harus menyelesaikan pekerjaan hariini. Karna besok ia akan menyusul sang istri tercinta ke Bandung.

"Ayo Ms. Raverno, pintu keluarnya lewat sini" tuntun Devin ramah. Stella melotot. Apa apaan dirinya seperti binatang saja dituntun. Seperti ia tak tau saja pintu keluar. Dengan perasaan kesal ia langsung keluar dari ruangan Rafa.

Rafa yang bodo amat pun bekerja. Sedangkan devin pun melongo melihat kelakuan Stella yang diluar nalar. Sudah untung dirinya berucap ramah. Ck! Besok-besok kalau si kuntilanak datang ga akan bersikap ramah lagi deh! Kapok.

Devin menatap Rafa yang sok sibuk. Padahal yang ia lakukan membaca 1 dokumen tapi ga kelar-kelar dari 3 jam. Padahal isi dokumen juga gapenting. Dasar suami kurang belaian. Kebanyakan mikir istri baca dokumen serasa baca KBBI seluruh halaman. Bahkan isi dokumen tak sampai 200 kata. Kesal devin sudah. Tinggal bubuhkan tanda tangan apa susahnya sih? Padahal ia dapat keuntungan tanpa ia baca sekalipun. Kesal, kesal, Kesal! Gantian Devin yang menghentak-hentak kasar lantai.


------

Hola everyone!

Pa kabar nich?

Jangan lupa voment!🖤

Pregnant Because Accident [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang