Part 20

76.5K 2.2K 4
                                    

"Gue kesel banget! Gara-gara cewek sialan itu gue ga bisa ngedapatin harta Rafa lagi! Gue harus buat perhitungan ke jalang itu Thom!" Geram Stella. Lalu ia menyeringai.

"Sekarang rencana kamu apa?" Tanya Thomas dengan senyum smirk nya.

"Yang aku denger cewek sialan itu lagi hamil, gimana kalau kita gugurin anaknya" jawabnya dengan seringai sinis. Thomas hanya tertawa seraya menyetujui ucapan Stella.

Baiklah kalau dia tak bisa menguasai harta Rafa, ia akan menghancurkan kebahagian Rafa.

----

'Drrrt...Drrrt'

"Halo Dev, ada apa?"

"Sir saya mau kirim rekaman cctv sevel yang anda minta di daerah xxx ketika anda mabuk" jelas Devin. Rafa membelalak.

"Cepat kirimkan lewat email saja sekarang"

"Baiklah, sir. Kalau gitu saya tutup"

*tut*

Rafa menghela nafas. Ia membuka Mac nya langsung membuka pemberitahuan email masuk. Dan menjauh dari arah tempat tidur dimana sang istri masih terlelap karna lelah karna kegiatan panas mereka.

Ia membuka rekaman tersebut. Ia terkejut. Dengan isi rekaman tersebut. Istrinya benar. Hatinya miris melihat pilu istrinya sedang menangis memohon. Ia pun menunduk lalu langsung berkaca-kaca. Ia terisak. Ia salah. Ia sangat jahat. Ia memandang tangan yang pernah menyakiti istrinya.

Ia merasa ada yang merangkulnya kuat. Rafa mendongak melihat istrinya, Mika mengelus pelan puncak kepala Rafa lembut.

"Maaf sayang, maafkan aku" jawabnya tergugu.

"Hei, itu udah masa lalu hubby. Didalam sini ada masa depan kita, jangan lihat kebelakang. Kan Mika udah maafin kamu. Mika ga mau lagi inget-inget yang dulu, udah ya?" balasnya lembut. Rafa menarik Mika lalu memeluknya erat. Ia semakin terisak.

"I love you baby!"

"I love you too hubby!" Mata Mika berkaca-kaca

Kruyuk

Mika menoleh, lalu Rafa bersembunyi malu pada ceruk leher Mika karna perutnya berbunyi tanda ia lapar.

"Daddy laper ya?" Tanyanya iseng. Rafa mengangguk cengengesan.

"Masakin ya Mom?"

"Siap Daddy!"

Mika pun menggulung asal rambutnya keatas lalu memakai apron hitam yang disediakan di apertemen Rafa. Besok-besok mungkin ia akan meminta apron yang sesuai dengannya saja.

Rafa terpana melihat istrinya. Uh so sexy! Oke stop! Saat ini perutnya butuh tenaga untuk menggempur istrinya, eh ups. Rafa terus memperhatikan istri cantiknya memasak. Sangat telaten, sangat cantik. Lebih lapar melihat istrinya sekarang.

Mika yang sedang fokus pun tersentak ketika sebuah tangan melingkar di perutnya. Mika pun menoleh melihat suaminya sedang memeluknya dari belakang. Meyurukkan wajahnya pada leher Mika sesekali mencium dan mengigit hingga Mika mendesah.

"Mika lagi masak nih, Ahh" Mika menyenderkan kepalanya pada dada bidang Rafa. Oke kali ini Rafa harus menghentikannya karna anak-anak dalam perutnya berontak meminta makan, siapalagi kalau bukan cacing besar alaska.

"Iyadeh, laper banget ini" bibir nya mengerucut lucu. Mika mengecup sekilas. Rafa mengulum senyum malu-malu menjijikkan.

"Kamu duduk dulu, ini udah siap" suruhnya. Rafa mengangguk.

Mika menyediakan makan dan mengambilkan segelas air putih untuk Rafa. Ia menyerngit, mana kopinya?

"Baby, Kopi ku mana?"

"Jangan minum kopi pagi-pagi ya? Ga baik" jelasnya sambil tersenyum lembut. Rafa mengangguk. Apapun itu yang dikatakan istrinya akan ia turuti. Lalu ia memulai makan dengan diselingi canda gurau.

----

Rafa panik mencari keberadaan istrinya yang menghilang secara tiba-tiba. Ia ketiduran diruang tengah saat menonton Tv bersama Mika.

'Hoek...hoek' Rafa menghela nafas lega. Ia memunguti untaian rambut Mika yang sedang Muntah di closet. Mengangkatnya tinggi dan mengurut punggung dan tengkuknya.

"Kamu kenapa disini, ini menjijikkan jangan kesini" lirihnya. Hati Rafa sedikit tercubit.

"Aku ga mau ninggalin kamu gimanapun keadaan kamu, ini bahkan gak ada apa-apanya. Dan gak semenjijikkan itu" jawabnya lalu mengecup bibir Mika lama. Mika menyeka bibir Rafa dengan punggung tangannya. Ia menangkup kedua pipi Rafa dan menyatukan kening mereka berdua.

"Jangan ngomong begitu lagi ya, sweetheart?" Tanyanya. Lalu menyandarkan tubuh lemas Mika kedada bidangnya.

"Masih mau muntah lagi?" Mika menggeleng. Lalu menekan tombol flush. Rafa pun dengan sigap menggendong istrinya dan meletakkan Mika agar beristirahat. Ia memeluk dan mengelus punggung istrinya agar terlelap.

"I love you, baby" ucapnya ketika nafas Mika sudah teratur. Lalu mengecup kedua pipi Mika, dahi, hidung dan terakhir bibirnya lama.

-----

Jangan lupa voment biar bisa lanjut next chapter!

Pregnant Because Accident [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang