Part 30

53K 1.4K 17
                                    

Kehamilan Mika semakin membesar sudah menginjak 32 weeks. Tapi pada kehamilan twins di awal kehamilan pertamanya pasti sangat sulit. Apalagi ia belum berpengalaman walaupun ia dokter sekalipun. Mika lebih banyak bedrest karna ia lebih gampang lelah dan mual. Rafa sedih melihat istrinya yang sudah pucat. Kalau bisa ia akan menggantikan peran istrinya. Ia tak tega melihat istrinya kesakitan.

Terkadang istrinya hanya diam dan tak ingin mengeluh jika merasa sakit pinggang, pusing, mual atau kaki pegal. Jika ditanya pasti Mika akan menjawab 'gapapa by, kamu capek aku gamau nyusahin kamu. Kamu istirahat ya? Maaf aku jadi istri ga becus banget ga ngurus suami malah tiduran begini. Maaf by' begitulah ucapannya. Bagaimana ia tak terenyuh dengan perkataan istrinya.

Ia mencoba menjadi suami siaga. Walaupun Mika selalu menolak dengan halus tetap saja Rafa tak ingin dibantah. Ia tak ingin istrinya berjuang sendiri, tak ada istilah 'menabur benih mau dapat enaknya saja, malah istri yang menanggung!' Tidak gentle dong namanya. Ia tak akan membuat istri cantiknya berjuang sendirian.

Mika membolak-balikkan badan nya sepelan mungkin karna pinggangnya terasa sakit. Rafa tentu peka walaupun sepelan apapun kasur itu bergerak. Mau selelah apapun ia bekerja ia akan membuat istrinya nyaman.

"Sakit ya sayang?sini aku pijit terus elusin pinggangnya" Ucapnya dengan sigap lalu menyingkap sedikit dress tidur milik Mika keatas. Mungkin ia butuh berbicara sedikit dengan anaknya.

"Anak Papi jangan bandel ya nak? Kasian Mami nya kesakitan ya sayang. Bobo ya bareng Mami dan Papi juga" ucapnya dengan berbisik tapi masih terdengar jelas oleh pendengaran Mika. Mika pun mengelus puncak kepala Rafa dengan sayang.

Lalu ia menyuruh Mika memunggungi tubuhnya lalu mengelus dengan memberi pijatan pelan pada pinggang sang istri. Mika pun merasa nyaman. Tapi Rafa baru ingat satu hal. Ia melupakan sesuatu saat meninggalkan California.

"Baby? Kamu inget permintaan tentang pengulangan pernikahan beserta resepsi?" Tanya Rafa lalu diangguki Mika.

"Maaf telat ya babe? Aku ga bisa liat kamu kesakitan begini apalagi bawa anak kita pasti bakal buat kamu capek" jelasnya. Mika mengangguk lalu mengelus punggung tangan suaminya.

"Aku janji akan buat acara semeriah mungkin untuk kamu, biar dikenal dunia betapa cantik, berharga, dan spesialnya kamu di hati ku sayang" lanjutnya. Mika mulai berkaca-kaca. Ia tak membutuhkan itu semua. Ia hanya ingin semua keluarganya hadir dan berbagi kebahagiaan bersama. Terutama berdama dengan suaminya.

"Yang sederhana aja by, aku gamau ngabisin uang kamu. Aku cuman mau keluarga hadir dan ikut berbahagia bersama kita, ya?" Balasnya pelan.

"Gapapakan? Kamu gak marah kan?" Ujarnya takut-takut. Rafa Speechless. Disaat semua orang ingin pernikahan mewah dan dikagumi orang istri tercintanya hanya meminta pernikahan sederhana. How lucky i am to have beautiful wife like Mika in this world. Proud me.

"Ga marah sayang, aku ga akan pernah marah karna kamu istri aku. ga akan nyakitin hati istri aku. Kamu bahkan lebih berharga dari apapun didunia ini. You once i asked who i love most in this world. It's You, wifey" balas Rafa dengan lembut. Air mata Mika menetes. Ia tak bisa berkata-kata. Ia sangat mencintai suaminya. Sangat.

"Sekarang istri cantikku harus bobo ya! Mata kamu udah sayu banget itu" Suruh Rafa dengan nada jahil. Mika tertawa tapi tak urung mengangguk. Baik ia harus tidur apalagi elusan dan pijatan sang suami sangat membuatnya nyaman dan segera ingin terlelap. Tak terasa deru nafas sang istri sudah teratur ia pun mengusap sayang perut buncit istrinya lalu mengecup pelan bahu istrinya.

Pregnant Because Accident [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang