Jakarta, 20 Februari 2019
Pagi yang cerah.
Fatim memandang langit yang biru, awan yang putih bersih yang menambah semangatnya di pagi hari ini.Hari ini adalah hari pertama Fatim masuk ke sekolah barunya, Fatim adalah anak pindahan dari kota Bandung. Karena tuntutan pekerjaan sang Bunda, yang menuntutnya untuk pindah ke Jakarta dan bersekolah di Jakarta.
"Kakak sudah siap?" tanya Bundanya pada Fatim.
"Insya allah siap, Bunda" jawab Fatim dengan nada semangat.
"Good sayang!" ucap Bundanya sambil mencium kening putrinya.
Kali ini Fatim berangkat ke sekolah diantar oleh Bundanya.
Fatim tinggal bersama Bundanya saja. Karena sang Ayah telah meninggal dunia sejak ia berusia 5 tahun. Kecelakaan maut yang akhirnya merenggut nyawa ayahnya. Namun, Fatim tidak pernah kesepian, karena Bundanya telah menjadi sosok ibu sekaligus sosok ayah di hidupnya.
*******
Mobil Henlivina berwarna silver itu berhenti tepat di depan pintu gerbang SMA Garuda. Sekolah yang sangat elite di Ibu Kota Jakarta.
Fatim meraih tasnya, lalu bersalaman pada Bundanya.
"Fatim berangkat sekolah dulu ya, Bunda" ucap Fatim sambil mencium punggung tangan Bundanya.
"Iya sayang, sekolah yang bener ya, kakak" balas Bundanya.
"SIAP" jawab Fatim dengan nada semangat.
Melihat tingkah laku putrinya, Bundanya pun tersenyum.
Fatim pun membuka pintu mobil, lalu menutupnya kembali.
Ia mulai memasuki pintu gerbang yang bertuliskan plang SMA Garuda.
*******
Ruang kelas, X IPS 2
Saat ini Fatim berada di dalam kelas barunya. Ia pun berdiri dengan tegak dan tidak lupa dia memberikan senyuman kepada teman - teman barunya, bu Rini pun memintanya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.
"Selamat pagi, perkenalkan namaku Siti Fatimah Herlianto, kalian bisa memanggilku Fatim. Aku pindahan dari Bandung" ucapnya ramah pada mereka semua.
Fatim memperhatikan mereka yang sedang berbisik - bisik sambil menatapnya.
"Oke, Fatim kamu bisa duduk disebelah Rendi, Rendi, tolong angkat tanganmu, biar Fatim bisa tahu kamu yang mana" perintah bu Rini.
Rendi pun mengangkat tangannya, Fatim pun berjalan menuju bangku yang telah diperintahkan bu Rini.
"Hai, aku Fatim" ucapnya pada teman sebangkunya, ia pun menoleh ke arah Fatim sambil memberikan senyuman canggung.
"Aku Rendi" balas cowok itu, lalu ia kembali berkutat pada pena yang ia genggam.
"Liat guys, si cupu akhirnya punya temen juga" terdengar suara dari arah pojokan yang di sambung gelak tawa dari murid yang lain.
Fatim menoleh ke arah Rendi, ia menunduk dan tak berani melawan orang - orang yang sudah mentertawakannya.
Fatim melihat kembali ke arah sumber suara itu berasal. Cowok berparas sombong dan ganteng itulah yang membuat seluruh penghuni kelas mentertawakan Rendi.
"Ngapa lo liatin gue? Gue ganteng ya? Apa jangan - jangan lo suka sama gue?" ucap cowok itu penuh percaya diri.
Fatim tidak membalas ucapan cowok itu. Ia kembali menundukkan kepalanya. Ia tak mau jika tiba - tiba dia lah yang menjadi korban cowok sombong itu.
"Sudah - sudah kalian semua jangan pada ngeledekin Rendi, Fateh lanjutkan catatanmu lagi!" ucap bu Rini.
Yaps, Cowok itu bernama Fateh, sangat cocok untuk seseorang yang sombong dan sok ke gantengan.
"Baik bu----" jawab Fateh sambil duduk dibangku nya.
Part 3 guys ❤
Maaf jarang up guys : hehehe 😁
Lanjut gak nih?
Vote and Coment 💃
Salam manis dari author ❤
@azizahnurul16_
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bad Boy (Fateh Halilintar)
DiversosBuat fatners and stars langsung baca aja:) Jadi, di cerita ini gen halilintar bukan keluarga, aku bikin umur mereka jauh lebih tua dari sekarang So, jangan lupa baca stars ⚡⚡⚡