Fateh mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali, ia mengumpulkan kesadaranya terlebih dahulu. Sejak pulang dari pemakaman ia tertidur dengan lelapnya di sofa ruang tengah.
Ia pun terdiam, mengedarkan pandangan nya kesekeliling rumahnya. Kini rumahnya nampak sangat sepi.
"Mana Mamah Sohwa?"
"Mana bang Risky?" gumam nya bingung.
Tiba-tiba suara dentingan piano yang berada di ruang keluarga terdengar dengan keras nya. Dengan langkah gontai, Fateh melangkahkan kakinya menuju sumber suara piano itu berbunyi.
Sesampainya ia disana, seketika langkah nya terhenti saat melihat wanita memakai gaun berwarna putih sedang duduk membelakangi nya sambil bermain piano.
Fateh memperhatikan wanita itu dengan seksama, ia bingung. Siapakah wanita itu? Apakah ia mengenalnya?
Wanita itu pun menyanyi dengan suara merdunya.
Tenanglah kekasihku
Ku tau hatimu menangis
Beranilah tuk percaya
Semua ini pasti berlalu.Meski takkan mudah
Namun kau takkan sendiri
Ku ada disini.Mendengar suara wanita itu, sontak kedua bola mata Fateh membulat sempurna. Sepertinya ia kenal dengan suara wanita itu, tetapi, ia berfikir lagi. Siapakah wanita itu?
Untuk mu aku akan bertahan
Dalam gelap takkan ku tinggalkan
Hanya kaulah teman sejati kekasihku
Di setiap hariku.Untuk hatimu ku kan bertahan
Sebentuk hati yang ku nantikan
Hanya kau dan aku yang tau
Arti cinta yang tlah kita punya.Yaaa!
Fateh mengenali suara wanita itu, suara itu sama persis dengan suara Ny Ricis ibu kandung Fateh yang telah meninggal 8 bulan yang lalu.Fateh melangkahkan kakinya perlahan mendekati wanita itu yang terus memainkan piano sambil bernyanyi.
"Mamah?" panggil Fateh pelan.
Wanita itu pun langsung menghentikan dentingan pianonya, lalu ia menoleh ke arah sumber suara.
Saat wanita itu menoleh, seketika Fateh tercengang, kedua matanya membulat sempurna, mulutnya terbuka. Percaya tidak percaya, ia melihat sosok wanita yang selama ini ia rindukan.
Fateh mengerjap kan matanya berulang kali untuk memastikan bahwa ini nyata atau hanya ilusinya saja.
"Mamah?" panggil Fateh lagi.
"Ini beneran Mamah kan?" lanjutnya tidak percaya.
Wanita itu menatap Fateh lekat, lalu ia tersenyum.
"Fateh? Anak Mamah?" ucap wanita itu sambil tersenyum.
"Sini sayang, Mamah kangen kamu" lanjut wanita itu sambil menyalurkan kedua tangan nya pada Fateh yang kini sedang berdiri terpaku.
Fateh pun langsung berlari dan memeluk wanita itu dengan erat.
"Mamah masih hidup?"
"Mamah kemana aja selama ini?"
"Fateh kangen Mamah"
"Fateh kangen banget" ucap Fateh tenggelam dalam pelukan wanita itu.
"Ini beneran Mamah kan?"
"Fateh lagi gak mimpi kan?"
"Mamah gak tinggalin Fateh lagi kan?"
Wanita itu terdiam meresapi pertanyaan dari Fateh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bad Boy (Fateh Halilintar)
De TodoBuat fatners and stars langsung baca aja:) Jadi, di cerita ini gen halilintar bukan keluarga, aku bikin umur mereka jauh lebih tua dari sekarang So, jangan lupa baca stars ⚡⚡⚡