Cemburu🔥

2.5K 131 16
                                    

SMA Garuda
Senin, pukul 07.15

Fatim sedari tadi tiada henti matanya mencari-cari seseorang yang kini tidak ada di dalam barisan.

Upacara akan segera di mulai, namun Fateh sampai saat ini belum kelihatan batang hidungnya. Tiada hentinya Fatim memasang wajah yang khawatir.

Ia melirik ke arah Saaih yang kini sedang menjadi pemimpin petugas upacara sudah berdiri dengan tegaknya di tengah-tengah peserta upacara.

Namun, Fatim merasa sangat khawatir karna Fateh belum menampakkan kehadirannya.

Cewek itu melirik ke barisan rombongan Dimas, Alul, Satria, dan Bima. Mereka semua sudah datang dan bahkan sudah berdiri di barisan.

Apakah Fateh telat? Atau ia memang tidak masuk sekolah? Akibat kecapean karena kemarin seharian full bermain di Dufan.

Tapi entahlah, Fatim langsung membuang semua rasa khawatir itu. Lalu cewek itu kembali fokus pada upacara.

------------------

Jam pertama dan kedua sudah selesai dengan lancar. Kini jam istirahat pun telah tiba. Fatim memasukkan buku-buku nya ke dalam tasnya, lalu cewek itu menoleh ke arah Rendi.

"Ren?" ucap Fatim pada Rendi.

Rendi menoleh.

"Apa Tim?" jawab Rendi.

"Fateh gak sekolah ya?" tanya Fatim.

Rendi mengangkat kedua bahunya.

"Kayak nya sih gak sekolah"

"Emang nya kenapa?" tanya Rendi.

"Gak papa, cuma tanya aja" jawab Fatim sambil tersenyum canggung.

"Gais ke kantin yok!" tiba-tiba Muntaz dan Qahtan datang dan mengajak Fatim dan Rendi ke kantin.

"Kalian semua duluan aja, gue mau ke kamar mandi dulu"

"Ntar gue nyusul" ucap Fatim.

"Beneran gak mau bareng?" tanya Qahtan.

"Beneran Qahtan" jawab Fatim.

"Oke kalo gitu, kita duluan ya Tim" ucap Muntaz, Qahtan, dan Rendi bersamaan.

"Oke" balas Fatim sambil melambaikan tangannya.

Lalu Muntaz, Qahtan, dan Rendi pun berjalan keluar dari dalam kelas menuju kantin dan meninggalkan Fatim seorang diri di dalam kelas.

------------------

Setelah selesai dari kamar mandi, Fatim pun berjalan menuju kantin untuk menyusul ketiga temannya.

Ia berjalan dengan santai menyusuri koridor, namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya tepat di depan lapangan basket.

Seketika kedua bola matanya membulat sempurna, saat melihat Fateh yang kini sedang berdiri tegak menghadap ke tiang bendera dengan posisi tangan hormat.

Ia sudah menduga bahwa cowok itu pasti telat.

Fatim pun mengurungkan niatnya yang tadinya ia ingin pergi ke kantin, tiba-tiba ia ingin menghampiri Fateh di tengah lapangan.

Saat ia melangkahkan kakinya memasuki lapangan, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya saat melihat Lisa datang menghampiri Fateh sambil menyodorkan sebuah handuk kecil dan satu botol air mineral.

Tertera disitu, Lisa memberikan sebuah handuk dan air mineral. Dan Fateh menerimanya.

Tiba-tiba entah kenapa hati Fatim sangat begitu sakit saat melihat Fateh menerima pemberian Lisa. Bukankah hubungan mereka saat ini sudah bukan sepasang kekasih lagi?

The Perfect Bad Boy (Fateh Halilintar) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang