"Selamat malam, Tim" ucap seseorang berada di seberang telepon, sontak membuat ujung bibir Fatim terangkat melambangkan sebuah senyuman indah.
"Malam kembali" balas Fatim.
"Tidur yang nyenyak dan jangan lupa mimpiin gue"
"Oh ya jangan lupa besok pagi gue jemput, besok kita belajar jalan di taman. Gue gak sendirian kok, ntar gue ajak Saaih deh biar gak timbul fitnah di antara kita berdua" cerocos cowok tersebut membuat Fatim terkekeh saat mendengar ocehan nya.
"Iya bawel banget sih"
"Udah buruan matiin, gue mau tidur!"
"Oke siap tuan putri"
"Good night and have nice dream Tim" ucap Fateh dengan nada lembut.
"Good night too, Teh" balas Fatim.
"Jangan lupa mimpiin gue ya!" cerocos Fateh lagi membuat Fatim mendesah berat
"Isshhhh yaampun berantem aja yok!"
"Lama-lama gak jadi tidur nih gue kalo lo nyerocos mulu!" protes Fatim dan sontak Fateh pun tertawa.
"Yaudah-yaudah gue matiin telfon nya"
"Eh tapi Tim! Ada satu lagi yang ketinggalan"
"Apalagi yaampun!" greget Fatim.
"Cium" balas Fateh dengan nada tak berdosa.
Fatim menjauhkan handphone nya dari telinga nya, lalu menatap tatapan jijik ke arah ponselnya.
"Hallo?!"
"Tim?!"
"Where are you?"
"Cek cek 1 2 3 cek"
"Cek cek pala lo botak! Lo bilang apa barusan! Cium? Lo mau bibir lo jontor akibat gue tinju?" ucap Fatim sadis.
"Waduh galak banget yak, yaudah deh kapan-kapan aja Tim" balas Fateh dengan nada tengilnya.
"Tapi Tim, kalo kita udah pacaran boleh kan?!" tambah Fateh lagi dengan nada yang menggoda.
"Boleh apa?"
"Boleh itu loh Tim"
"Boleh-boleh aja, asal sehabis itu lo juga rela mati di tangan gue!"
Mendengar perkataan Fatim, sontak Fateh pun tertawa keras.
"Jangan di masukin ke hati ya Tim, barusan gue cuma becanda. Gue gak mungkin berani macem-macem sama orang gue hm-hm-hm" balas Fateh sambil tertawa oleh tawanya.
"Mau lo yang matiin ni telfon atau gue yang matiin? Lama-lama sampe subuh tau gak kalo gue terus-terusan ngeladenin lo" bentak Fatim.
"Hahaha"
"Oke-oke gue matiin"
"Good night Tim" ucap Fateh.
"Udah ke berapa puluh kali lo ngucapin good night ke gue? Eneg sumpah Teh dari tadi denger lo bilang good night terus" balas Fatim ketus.
"Wow masa?!"
"Lo ngitungin ya dari tadi"
"Hmm jangan-jangan lo----"
Tuuuuuttttttt!
Sambungan telfon pun terputus. Fatim mematikan sambungan telfon nya di saat Fateh belum sempat menyelesaikan ocehan nya.
Cewek itu meletakkan handphone di atas meja belajarnya dan tak lupa ia menyunggingkan sebuah senyuman indah di bibirnya.
Fatim merasakan tenggorokan nya kering karna haus, ia meraih tongkat yang tergeletak di atas kasurnya dan beranjak pergi dari dalam kamarnya menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bad Boy (Fateh Halilintar)
AcakBuat fatners and stars langsung baca aja:) Jadi, di cerita ini gen halilintar bukan keluarga, aku bikin umur mereka jauh lebih tua dari sekarang So, jangan lupa baca stars ⚡⚡⚡