4 tahun lalu.
Setiap tahunnya, Keluarga Rochester selalu merayakan ulang tahun kedua puteri di keluarga itu dengan sebuah tradisi kecil, yaitu membuat permohonan.
Setiap tahunnya, Bianca dan Eli diberi satu permohonan oleh kedua orang tuanya, dan setiap tahunnya, mereka bergantian membuat permohonan itu.
Seperti tahun lalu, Bianca yang membuat permohonan untuk dirinya dan Eli. Permohonan yang dibuatnya adalah bahwa di hari ulang tahun mereka, ia berharap semoga mereka mendapat sepasang gaun cantik sehingga mereka tampak seperti puteri dari negeri dongeng.
Dan, tahun ini adalah giliran Eli.
"Jadi Eli sayang," Jesslyn mengelus rambut puterinya yang berwarna pirang itu dengan penuh kasih sayang. "Apa yang kau harapkan dihari ulang tahun kalian yang ke-13 nanti?"
Eli mengerjap-ngerjapkan matanya sesaat sambil mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas dagunya, seolah menimbang apa yang harus dikatakannya.
Beberapa saat kemudian, akhirnya ia turun dari kursi dan berlari ke arah tasnya lalu mengeluarkan sebuah majalah dari dalamnya.
"Aku ingin kita semua naik ini!" Katanya menunjuk halaman depan majalah itu, dimana bianglala tertinggi di Inggris terpampang di sana.
"Wah," ayahnya menyeringai. "Eli-ku ingin naik London Eye?"
Eli mengangguk penuh semangat. "Aku ingin melihat pemandangan seluruh Kota London dari tempat yang tinggiii sekalii!"
Ayah dan ibunya tertawa, "Baiklah..baiklah kalau itu keinginanmu."
Eli tersenyum, ia lalu menatap Bianca seolah meminta tanda persetujuan, tetapi rupanya gadis itu hanya menundukkan kepalanya.
"Apa kau setuju, Bi?"
Bianca mengangkat kepalanya, takut-takut. "Ehmm...apa kau tidak memiliki keinginan lain selain itu?"
Eli mengerjap sekali, mengamati ekspresi Bianca sebelum kemudian tersenyum penuh pengertian. Ia tahu kalau saudarinya itu tidak memiliki keinginan yang sama seperti dirinya. "Ehm..baiklah, kalau begitu aku akan memikirkan ide lainnya."
"Apa tidak apa-apa?"
Eli mengangguk. "Tentu saja. Lagipula ini untuk ulang tahun kita, jadi aku harus memikirkan hal yang benar-benar kita berdua sukai."
Mendengar hal itu, senyum Bianca mengembang. Ia lalu memeluk Eli erat. "Terima kasih, El. Aku menyayangimu."
"Aku juga menyayangimu." Kata Eli sambil memeluk Bianca tak kalah erat.
Melihat Eli dan Bianca berpelukan seperti itu, Will dan Jesslyn saling bertukar pandang penuh haru.
Mereka senang bahwa kedua puterinya saling akur dan memikirkan satu sama lain.
Selama ini mereka memang mendidik keduanya agar salin menyayangi dan harus saling menjaga satu sama lain karena mereka menganggap keduanya adalah puteri kecil mereka yang berharga.
Tak peduli apa kata orang lain, bagi mereka, Eli dan Bianca memiliki nilai yang sama di mata mereka, tak peduli puteri kandung atau bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderelli
Teen FictionElisabeth Rochesther atau yang biasa dipanggil "Eli" diberi julukan "Cinderelli" oleh teman-temannya karena setiap hari tubuhnya selalu ditutupi debu dan kotoran dikarenakan ia harus membantu ayahnya mengurus bengkel. Tapi apa jadinya bila suatu ha...