Zac yang merasa haus karena berjalan lama pun melirik kearah dua orang disebelahnya yang sibuk berbicara sedari tadi tanpa memedulikannya.
Jujur saja, ia merasa sedikit ralat, ia merasa sangat cemburu melihat kedekatan antara Eli dan Victor. Ingin sekali ia menghentikan percakapan mereka dan menyuruh Victor pergi jauh-jauh darinya dan Eli, namun, ia tahu bahwa ia tidak boleh melakukan itu. Ia tahu bahwa saat ini Victor pasti membutuhkan teman bicara, karena hari ini adalah peringatan kematian ibunya.
Sial. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan hal sepenting itu? Seharusnya ia ingat. Andai saja ia ingat, sebelum kemari ia pasti akan mampir untuk membeli karangan bunga untuk diletakkan di makam Bibi Mel.
Ah, benar juga, dulu sekai Zac pernah melihat ada toko bunga di sekitar sana, kalau Zac berjalan sedikit, mungkin ia akan sampai ke sana dalam waktu kurang dari sepuluh menit.
Sekali lagi ia melirik kedua orang itu yang entah sedang membahas apa, ia akhirnya memutuskan untuk membeli karangan bunga dan minuman untuk mereka, toh tidak akan memakan waktu lama.
●●●
Zac turun dari area perbukitan dan berjalan lurus menuju area pertokoan yang sudah seperti miniatur 'kota' di tempat ini.
Ia lalu berjalan sambil melihat-lihat sekeliling. Tak banyak yang berubah disana, tempat itu masih sama persis seperti yang diingatnya.
Zac tersenyum kecil ketika mengingat masa kecilnya di tempat itu. Waktu itu ia dan Victor sangat dekat layaknya saudara kandung.
Dengan Bibi Mel dan pengasuh Zac, mereka berempat sering berjalan-jalan disana dan mencoba berbagai jajanan di sana tanpa sepengetahuan kakek dan nenek mereka, karena bagi keluarga Zac, sebenarnya merupakan hal tabu bila membeli sesuatu yang ada di jalanan atau dengan kata lain 'tidak berkelas'.
Sekali lagi Zac melihat sekeliling sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju toko bunga dan membeli bunga Lily putih yang merupakan kesukaan Bibi Mel.
Tepat sebelum membayar, ia melirik pada rangkaian aneka warna bunga mawar di dekat kasir.
Pandangannya tertuju pada mawar berwarna Light Pink dan pada tulisan yang tertera dibawahnya.
'Only you know what I feel'-
happiness, admiration, tenderness, affection (when I'm with you)-Zac menyunggingkan senyum miringnya. Mawar ini persis seperti dirinya. Menyembunyikan perasaan yang sebenarnya, dan tidak mau mengatakannya, padahal sebenarnya ketika ia bersama Eli ia bisa merasa bahagia, kasih sayang, serta kelembutan gadis itu.
"Permisi," ia melirik penjaga kasir itu. "Aku juga ingin membeli bunga ini. Bisakah anda mengirimkan bunga ini ke alamat..."
●●●
Setelah selesai membeli bunga, ia lalu membeli minuman di mesin penjual minuman dan membuka salah satu kaleng yang dibelinya untuk segera diminum.
Ia lalu membuabg kaleng kosong itu ke tempat sampah dan kembali mendaki bukit yang tidaj terlalh curam itu untuk menemui Eli dan Victor.
Ketika sudah mencapai puncak, ia membulatkan matanya menatap pemandangan yang ada didepannya.
Ia melihat Eli memeluk Victor dan mereka tampak sangat serasi dan jujur saja Zac benci mengakuinya.
Untuk beberapa saat ia terdiam ditempatnya tidak tahu harus berkata apa, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu.
Ia berjalan sambil setengah melamun. Bayangan kejadian tadi terus berputar diotaknya bagaikan kaset rusak.
Ingin sekali Zac melupakannya, tapi ia tidak bisa. Ingin sekali Zac melayangkan tinjunya pada wajah Victor, tapi melihat sorot kesedihan di mata lelaki itu, mau tak mau ia juga tidak bisa melakukannya.
Zac meraung dan berteriak putus asa. Ia berdiri diam di tempatnya sambil merasakan hembusan angin menerpa rambutnya dan membuatnya berantakan selama beberapa saat sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Victor.
"Ini aku," ia menghela napas sesaat. "Tidak perlu mencariku. Aku ada urusan mendadak jadi aku kembali duluan." Katanya lalu memutuskan sambungan.
Inilah yang terbaik yang bisa dilakukannya saat ini.
Dengan pandangan kosong ia menatap bangunan kastil tua diatas bukit dan nampak dingin dan sendirian, serta ditinggalkan. Persis sepertiku.
Ia lalu memandang bunga Lily ditangannya, dan ia pun teringat akan Light Pink Rose yang tadi dipesannya.
Haruskah aku membatalkannya?
Setelah terdiam beberapa saat, ia menggeleng. Tidak. Ingat tujuanmu Zac, tujuanmu sebenarnya membawa Eli ketempat ini.
Kau hanya mengalah pada Victor hari ini, tapi selanjutnya tidak. Ini adalah kali terakhirnya.
Ya, ia pun sudah mantap dengan keputusannya, sekali lagi ia memandang bunga dipelukannya dengan mantap.
I'm sorry, Aunt Mel, but I can't take it anymore. Ini adalah 'bantuan' terakhir yang bisa kuberikan pada putramu, karena selanjutnya, aku tidak akan mengalah lagi.
To be continued.
11-1-2020.Sorry guys kali ini partnya agak pendekkan, soalnya aku nyesuaiin sama judul babnya jadi aku sesuaiin isi sama judulnya, biar ga aneh kalau misalnya isinya kepanjangan dan malah menyimpang sama judulnya hehe😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderelli
Teen FictionElisabeth Rochesther atau yang biasa dipanggil "Eli" diberi julukan "Cinderelli" oleh teman-temannya karena setiap hari tubuhnya selalu ditutupi debu dan kotoran dikarenakan ia harus membantu ayahnya mengurus bengkel. Tapi apa jadinya bila suatu ha...