"Sedang apa kalian berdua di sini?"
Sontak Eli dan Zac menoleh serempak ke asal suara bariton tersebut, dan begitu melihat siapa yang berada di hadapan mereka, sontak saja mereka berkata serempak. "Victor?"
"Sedang apa kau disini?" Celetuk Zac.
Victor menatap kedua orang dihadapannya dengan pandangan yang sulit diartikan sebelum menajwab, "Aku yang bertanya duluan, kalian berdua sedang apa di sini?"
"Bukan urusanmu." Kata Zac.
Eli yang melihat pandangan tajam keduanya berusaha menengahi. "Hei, sudahlah hentikan kalian berdua." Katanya.
Ia lalu menatap Victor, "Aku dan Zac datang kemari untuk mempelajari sejarah Gwynedd untuk tugas kami berdua." Katanya berusaha menjelaskan.
Sontak Zac mendelik mendengar penjelasan Eli. Ia tidak terima kalau bagi Eli hanya itu saja arti dari perjalanan mereka, karena baginya ini semua lebih dari itu. Walau ia memang belum mengatakannya secara langsung pada gadis itu apa tujuannya yang sebenarnya membawa Eli ke Gwynedd.
"Kalau begitu boleh aku ikut?" Tanya Victor sambil tersenyum.
"Apa?" Sontak Zac memicingkan matanya tak suka. Ia menatap Victor dengan sengit seolah mencoba untuk mengatakan bahwa ia akan membunuh Victor bila mengikutinya dan Elinya. "Tidak boleh." Ucapnya tegas setelah tidak mendapatkan reaksi apa pun dari Victor-yang malah balas menatapnya dengan tak kalah tajamnya-.
"Kenapa?" Victor menatap mereka sambil memasukkan sebelah tangannya ke dalam kantong celana. "Bukankah aku bisa membantu kalian? Kebetulan aku sedang berlibur di sini dan tidak ada yang perlu kulakukan, dan aku juga sangat mengenal tempat ini." Ia menatap tajam Zac kembali. "Bukankah begitu, Zac?"
Zac hanya berdecak sebal. "Tapi kau hanya akan mengangguk.."
"Kuterima."
Sontak kepala keduanya berputar dan menatap Eli terkejut. Satu menatap Eli dengan ekspresi kaget bercampur senang, dan satunya menatapnya dengan ekspresi yang mengerikan.
"Kau bilang kau sangat mengenal tempat ini dan itu akan sangat membantu kami. Lagipula aku juga tidak terlalu mempercayai Zac.."
"Hei!" Zac melotot pada Eli. "Jadi maksudmu kau lebih mempercayai bajingan itu daripada aku?" Tanyanya seraya menunjuk Victor.
Eli mengerjap kaget. "Ehm..dilihat darimana pun, kau lebih tampak seperti bajingan daripada Victor."
"Apa?"
Melihat ekspresi Zac yang seperti banteng marah, sontak Eli tertawa. "Aku hanya bercanda. Kenapa ekspresimu seperti banteng yang marah?"
Dan mendengar hal itu Victor pun ikut tertawa.
"Sudahlah, kalian mau diam disini terus atau mulai menjelajah?"
●●●
"Jadi ini salah satu lokasi bersejarah yang ada disini," ujar Victor menunjuk bebatuan yang ada di samping kirinya. "Dan disebelah sana ada hutan yang luas yang ditumbuhi berbagai tanaman langka." Katanya menunjuk ke arah utara.
Victor sejak tadi telah menjadi pemandu wisata bagi Eli, sementara gadis itu sibuk mencatat perkataan lelaki itu dan terkadang memotret beberapa tempat dengan kamera ponselnya.
Sedangkan Zac? Lelaki itu hanya mendengus tiap kali ia melihat kebersamaan Victor dan Eli yang seolah sudah memiliki dunianya sendiri dan melupakan dirinya.
"Kau lelah?" Victor menatap Eli yang mengusap peluh di dahinya.
Gadis itu menggeleng sambil tersenyum. "Tidak. Aku masih kuat, lagipula aku masih ingin melihat-lihat alam di sekeliling sini."
Victor tersenyum. "Yah, memang kalau sudah ke Gwynedd kita tidak akan ingin meninggalkannya begitu saja tanpa menjelajah seluruh wilayah." Ia memandang jauh ke depan, setengah melamun sambil tersenyum kecil.
"Ngomong-ngomong, entah kenapa aku merasa kalau kalian berdua sudah pernah kemari." Kata Eli yang mengejutkan kedua pria itu.
"Ehm..kami.." Zac terbatuk gugup.
Melihat reaksi Zac yang seperti itu, mau tak mau Victor tersenyum geli. "Sudahlah, kita tak perlu menyembunyikan fakta itu lebih lama."
"Fakta itu?" Tanya Eli membeo.
Victor mengangguk. "Sebenarnya.." kata Victor penuh misteri. Jeda sejenak. "Aku dan Zac adalah saudara."
Eli mengantupkan tangan di depan mulutnya yang menganga karena terlalu terkejut.
"Jangan bohong." Zac menyikut perut Victor, dan lelaki itu berpura-pura kesakitan. "Dia dan aku hanyalah sepupu." Kata Zac menjelaskan.
Eli mengerjapkan matamya cepat sementara Victor tertawa keras.
"Hei, aku kan belum selesai bicara tadi.." katanya diselai tawa.
"Tapi kau mengatakannya seolah-olah itu sudah menjadi akhir dari ceritamu." Kata Eli sambil mengerucutkan bibir sebal.
"Lagipula aku tidak mau menjadi saudara kandungmu dan orang tentu tidak akan percaya karena sudah jelas aku lebih tampan darimu." Jelas Zac sambil menaikkan sebelah alisnya seolah memandang remeh saudara sepupunya itu.
"Tapi, apa itu berarti kalian sering menghabiskan liburan berdua di sini?" Tanya Eli setengah bingung sambil menunjuk keduanya.
"Berhenti memasang tampang seperti itu!" Zac mencubit pipi Eli dan gadis itu mengaduh kesakitan.
"Tentu saja kami tidak pergi hanya berdua, kami pergi bersama anggota keluarga lainnya. Kau pikir kami apa, huh?" Zac melotot tajam. "Aku masih normal dan masih pecinta wanita, tidak mungkin aku dan dia.." dia melirik Victor yang hanya balas menatapnya sambil tersenyum. Dan melihat itu, Zac kembali bergidik jijik.
"Hei, jangan begitu." Kata Victor sambil merangkul Zac. "Lagipula aku lumayan bukan?"
Sontak Zac melotot mendengarnya dan berusaha melepaskan rangkulan Victor. "Menjijikkan." Katanya berlalu meninggalkan Victor dan Eli.
Melihat itu semua, mau tak mau Eli tertawa melihat kelakuan dua orang sepupu itu.
Ia merasa bahwa liburannya kali ini akan sangat menyenangkan.
To be continued.
27-12-2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderelli
Teen FictionElisabeth Rochesther atau yang biasa dipanggil "Eli" diberi julukan "Cinderelli" oleh teman-temannya karena setiap hari tubuhnya selalu ditutupi debu dan kotoran dikarenakan ia harus membantu ayahnya mengurus bengkel. Tapi apa jadinya bila suatu ha...