Vacation

55 10 1
                                    

Halo, author kembali😊adakah yang masih membaca cerita ini? Semoga masih ada ya hehe..oh ya, menurut kalian nanti Eli bakal jadian sama Zac atau Victor? Hehe..jujur saja authornya sendiri juga bingung*lohh ehh*tapi nanti dilihat aja ya sesuai alur cerita hehe, soalnya aku kebiasaan nulis sesuai mood, jadi kalau ada ide, baru nulis dan idenya sering kali berubah dan itu juga bakal mengubah jalan ceritanya.

Btw masih adalah yang baca cerita ini? Sebenernya aku tuh punya banyak draft buat bab yang belum kuupload tp udah selesai kutulis, cuma ya gitu aku kayak agak gimana gitu bingung apa masih ada yang baca haha..

Ok, segitu aja sih curcolnya hehe.. HAPPY READING💖

●●●

Eli merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Hari ini terasa melelahkan sekali, setelah peristiwa di sekolah, ia pulang dan mendapati bengkel ayahnya sangat penuh sehingga seharian itu ia membantu ayahnya di sana dan baru setengah jam lalu ia bisa beristirahat, ia pun memutuskan untuk cepat-cepat mandi dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Ia memejamkan matanya sejenak, tapi hal itu tak berlangsung lama karena mendadak ponselnya yang ia letakkan di laci di samping tempat tidur berdering.

"Ugghhh!!" Eli mendecih kesal, siapa yang menelpon malam-malam begini? Pikirnya sambil melirik jam dinding yang menunjukkan bahwa waktu sudah mencapai pukul setengah sepuluh malam.

Tanpa bangkit dari posisinya, ia mencoba meraba-raba laci di sampingnya dan mengambil ponselnya. Ia menekan tombol hijau, untuk menerima panggilan tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Halo?" Katanya dengan suara malas. "Siapa ini?"

"Apa kau tidak menyimpan nomorku?" Tanya suara di seberang sana.

Mendengar suara itu, sontak Eli melompat bangkit dari posisinya, ia melihat layar ponselnya sejenak sebelum kembali mendekatkannya ke telinga. "Za..Zac?" Eli mengerjap. "Kenapa kau menelponku malam-malam begini?"

"Apa kau yakin kau tidak melupakan sesuatu?"

"Melupakan apa? Aku.." Eli lalu teringat bahwa tadi pagi ia berjanji untuk mengirim email pada lelaki itu mengenai detail tugas mereka. Ia lalu menepuk keningnya, "Ah, benar...maafkan aku, aku lupa, aku akan segera membuatnya dan mengirimkan padamu. Tunggu seben.."

"Tidak perlu."

Eli yang sudah beranjak dari tempat tidurnya mendadak berhenti. "Eh, kenapa?" Eli mendadak merasa panik. "Kau marah?" Tanyanya dengan suara sedikit mencicit.

"Aku sudah membuatnya."

Sontak Eli membelalakkan mata kaget. Tidak mungkin, batinnya. Bagaimana mungkin lelaki itu begitu rajin.

"Aku menelpon untuk mengabarkan ini padamu, aku sudah mengirimkannya ke emailmu, kau sebaiknya mengeceknya dan kita bisa memulainya besok."

Eli mengangguk. "Baiklah." Tapi, kemudian ia membelalak, "Tunggu, BESOKK?"

"Ya. Ada masalah?"

'Ada masalah?' Apa Zac sudah gila? Tentu saja ada, itu semua terlalu mendadak, "Tentu saja ada."

Terdengar desahan dari seberang sana. "Kau tahu El, liburan kita hanya dua minggu dan kita harus cepat-cepat menyelesaikannya, karena itu, lebih cepat lebih baik."

"Ta..tapi.."

"Tidak ada tapi-tapian. Aku sudah memesan penginapan dan tiket kereta, jadi mau tak mau kau harus ikut."

CinderelliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang