Chapter 13

2.4K 278 4
                                    

Beberapa hari telah berlalu setelah kejadian ditaman. Selama itu pula Irene tidak habis pikir kenapa dia bisa menangis di depan Taehyung? Seolah kalau dia wanita lemah. Karena Taehyung hidup Irene dan keluarganya jadi berantakan, mungkin Seokjin masih bisa mencari pekerjaan di tempat lain. Tapi bagaimana dengan ayahnya? Ayahnya mulai terpuruk karena perusahaan hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun sudah tidak berdiri kokoh seperti dulu, semua hanya tinggal nama bagi ayahnya. Setiap pulang malam, Irene bisa melihat ayahnya yang sedang menangis diruang kerjanya sendirian. Setiap paginya Irene bertanya apa ayahnya baik-baik saja, beliau selalu tersenyum hangat dan menjawab 'iya' beliau sama sekali tidak mau menampakkan kesedihan dan kekecewaannya didepan keluarganya. Irene adalah tipikal 'daddy girl' jadi Irene tahu benar perasaan ayahnya.

Kembali ke Taehyung, setelah kejadian ditaman itu Taehyung selalu datang ke restaurant tempat Irene bekerja. Seolah tau jadwal kerja Irene, yang dia lakukan hanya meminum sebotol wine atau memesan makan malam jika saat jam makan malam atau bekerja. Setelah Irene selesai dengan shift nya, Taehyung selalu mengajaknya pulang bersama. Sampai Irene sedikit curiga dengan Taehyung tapi saat ditanya apa maunya, Taehyung hanya menjawab 'sebagai tanda minta maaf' selalu saja dia menjawab seperti itu. Sampai Irene menyerah dan membiarkan apa yang Taehyung mau, Irene sudah tidak peduli.

"Irene!" teriak seseorang dari belakang. Irene berhenti dan menoleh, lalu melihat Seulgi melambaikan tangannya sambil berlari kecil menuju ke arahnya "hey lama tidak bertemu" ujar Seulgi senang. Irene hanya memutar bola matanya.

"Baru saja kita bertemu dua hari yang lalu"

"Aku tahu! Tapikan biasanya kita selalu bersama setiap hari. Gara-gara tugas kelompok aku jadi sibuk dan tidak bisa bersamamu. Jadi bagaimana dengan kehidupanmu?"

Irene mengangkat sebelah alisnya. Tidak mengerti apa maksud pertanyaan Seulgi "Iya aku tahu itu, maksudku---" kalimat Seulgi terhenti saat smartphone yang ada digenggaman tangannya berbunyi "ah ada telpon dari eomma aku angkat dulu, tunggu sebentar" lalu setelah itu Seulgi menjauh sedikit dari tempat Irene berdiri. Irene hanya memutar bola matanya jengkel dan mengeluarkan smartphone dari dalam saku celananya untung hari ini aku tidak ada shift, ujarnya dalam hati. Irene mulai mengecek pesan, telepon, dan media sosial. Saat dirinya sedang sibuk mengecek akun Instagram nya, Seulgi kembali berjalan menghampirinya "kenapa orang tua banyak maunya sih?" gerutu Seulgi saat sudah berada di samping Irene.

"Memangnya ada apa?" tanya Irene sambil mematikan smartphone yang ada ditangannyadan kembali memasukkan kedalam saku celana.

"Bukan hal yang rumit sih ... ah lupakan! Bagaimana kalau kita ke mall? Aku sudah lama tidak jalan berdua denganmu Irene"

"Harus ya hari ini?"

Seulgi mengangguk dengan semangat

"Kita kesana naik apa?"

"Kereta bawah tanah! Aku tidak diantar hari ini. Pasti kamu juga tidak mau naik mobilkan?"

"Iya aku bisa gila dengan keadaan jalan yang macet setiap hari"

Seulgi mengangguk setuju "ayo kalau begitu, tunggu apalagi ... Les's go!" Seulgi mulai berjalan sambil menarik tangan Irene yang sedang tertawa

Mungkin dia bisa sedikit bersantai dengan sahabatnya

.

.

.

"Thanks for today Seulgi" Irene berkata lalu memeluk tubuh Seulgi. Seulgi hanya menggumamkan kata 'ya' dan membalas pelukan Irene "kamu memang sahabat yang terbaik Seulgi" ujar Irene saat mereka sudah tidak berpelukan.

My Beautiful Rose [Ver. Vrene]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang