Chapter 15

2.3K 256 6
                                    

Selama didalam mobil baik Taehyung, Irene, sampai Seulgi yang biasanya cerewet hanya diam. Jimin, yang Irene ingat adalah tangan kanan Taehyung duduk di bangku depan. Untuk pertama kalinya Irene merasa tidak nyaman duduk di dalam Limousine. Irene melirik kearah Taehyung, pria itu sedang mengetik sesuatu di layar smartphone yang ada di tangannya. Lalu Irene melirik kearah Seulgi yang sedang menatap pemandangan di luar jendela. Astaga buat apa dia berada disini kalau begitu?! Gerutunya dalam hati.

Karena duduk disamping Taehyung, Irene jadi ingat pertemuannya dengan Taehyung di lounge hotel dulu. Irene jadi ingat urusan dia dengan Taehyung belum selesai. Irene belum mendengarkan semua yang ingin disampaikan Taehyung malam itu saat mereka bertemu di tempat Irene bekerja dan Irene berjanji untuk menagih penjelasan dari Taehyung. Irene menyadari kalau Taehyung merubah sifatnya, saat bertemu dengan Irene malam itu di pesta Taehyung menampilkan sifat dinginnya, tapi semenjak mereka bertemu lagi restauran sifat Taehyung berubah 180 derajat. Walaupun sifat dinginnya masih terlihat, Taehyung berusaha untuk menghangat bersama Irene. Motif apa dibalik sifatnya juga Irene tidak tahu. Secara tidak sadar, Irene menghembuskan napasnya. Tidak lama kemudian, tangan Taehyung merangkul pinggang Irene dan menariknya mendekat. Sontak membuat Irene menoleh, baru saja Irene ingin protes Taehyung menempelkan telunjuk tangannya di bibir Irene. Menyuruhnya untuk diam, Irene menepis tangan Taehyung dan mencoba untuk melepaskan tangan Taehyung dari pinggangnya namun tidak ada hasil. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya Irene mulai menyerah dan mendengus kesal. Irene melirik kearah Seulgi dan mendapati sahabatnya itu sedang menatapnya aneh 'what' tanya Irene tanpa bersuara dan melihat Seulgi hanya mengedikkan bahunya lalu kembali menatap jendela.

"What's wrong with Seulgi?" Bisik Irene kepada Taehyung

Taehyung yang kembali mengetik entah apa di smartphone langsung berhenti dan menatap Irene "dia memang tidak pernah suka satu mobil denganku, mungkin" bisik Taehyung. Irene mengerutkan keningnya saat mendengar jawaban Taehyung, tapi tidak bertanya lebih lanjut.

"Aku ingin bicara denganmu berdua Mr. Kim" ujar Irene pelan

"Kembali ke Mr. Kim sepertinya" gumam Taehyung pelan "baiklah ... Setelah makan kita bicara" Taehyung menatap Irene. Irene mengangguk paham dan kembali mencari posisi nyaman di dalam mobil. Irene merasakan kalau tangan Taehyung yang merangkul pinggangnya semakin erat membuat jantung Irene berdetak dua kali lebih cepat. Irene bisa merasakan kehangatan tubuh Taehyung yang membuat Irene merasa nyaman dan aman? Irene menggelengkan kepalanya menepis perasaan aneh tersebut. Irene menghembuskan nafas pelan lalu mulai menutup matanya pelan dan akhirnya Irene jatuh dalam kegelapan.

***

"Irene bangun! Irene ..." Seseorang membangunkan Irene dari tidurnya yang lelap, secara perlahan Irene membuka matanya dan menatap wajah Seulgi yang sedang menatapnya dengan pandangan kesal?

"Kita dimana? Sudah sampai?" suara Irene terdengar serak di telinganya sendiri membuat dirinya merasa malu karena tertidur. Irene langsung berdehem pelan dan mengulangi pertanyaannya "kita sudah sampai Seulgi?"

Seulgi menatap Irene selama beberapa menit lalu menghembuskan nafasnya pelan "astaga Irene, aku tidak menyangka kamu bisa tidur senyaman itu di pelukan Oppa-ku" Seulgi berkata dengan tidak percaya walaupun Irene bisa merasakan ada nada marah dalam perkataan Seulgi barusan. Irene pura-pura bertindak bodoh kali ini, walaupun dia tahu apa yang dimaksud Seulgi.

"Maksudmu?"

Seulgi menaikkan sebelah alis matanya dan menatap Irene dengan tatapan tajam "jangan berpura-pura bodoh Bae Irene"

Damn! Pikirnya dalam hati. Kalau Seulgi sudah menyebut nama aslinya bukan nama akrabnya, berarti ini serius. Irene menatap Seulgi yang masih melototinya lalu mengalihkan pandangannya ke atas "aku juga tidak tahu Seulgi. Jika aku berada di pelukan Taehyung, aku merasa ... Kamu tahu, aman. Aku merasa dilindungi. Aku juga tidak tahu kenapa aku merasakan hal seperti ini" Irene mengusap rambutnya sebal.

Seulgi hanya diam menatap Irene. Lalu secara mengejutkan Seulgi mulai tersenyum "aku tidak percaya ini" gumam Seulgi pada diri sendiri namun Irene mendengar hal tersebut yang membuat Irene menatap heran Seulgi dan bertanya "apa maksudmu dengan 'tidak percaya' ?" Irene mengutip kata 'tidak percaya' dengan kedua tangannya pada pertanyaannya  barusan.

Seulgi hanya menggeleng-geleng lalu mengalihkan pembicaraan "sudahlah, ayo kita masuk. Kita berdua sudah berada hampir 15 menit didalam mobil" Seulgi keluar mobil yang disusul oleh Irene. Setelah mereka berdua keluar, Seulgi meraih pergelangan tangan Irene dan menariknya masuk ke dalam Mansion.

"Akhirnya mereka berdua keluar" ujar seseorang dari arah sebelah kiri Irene. Irene menoleh untuk melihat siapa yang berkomentar.

"Well ... Kita sedang membicarakan urusan penting jadi lama. Lagipula orang ini ---" Seulgi menunjukkan telunjuk jarinya kearah Irene "--- sangat susah dibangunkan" lalu Seulgi memutar bola matanya jengkel. Irene hanya melototinya dan memutuskan untuk diam. Tidak ada gunanya dia membantah perkataan Seulgi, karena apa yang dikatakan Seulgi ada benarnya.

Irene jadi ingat, dulu Seokjin pernah membangunkannya tidur saat pagi hari. Waktu itu sedang liburan musim panas dan Irene sangat lelah setelah sehari sebelumnya pergi ke gunung dengan teman sekelasnya saat dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Biasanya ibunya atau adiknya Eunbi yang membangunkan Irene, tapi pagi itu mereka berdua sedang sibuk dan menyuruh Seokjin yang membangunkan Irene. Irene ingat saat Seokjin keluar kamar dia mengusap hidungnya yang merah karena tendangan kaki Irene. Saat Irene sadar dan pergi ke ruang makan dan menemukan hidung Seokjin yang merah, Irene tidak bisa berhenti tertawa. Selama hari itu Seokjin tidak menghiraukan permintaan maaf Irene dan sama sekali tidak mau berbicara dengan dirinya.

Irene tertawa kecil mengingat kejadian itu dan dirinya tidak sadar kalau sedang ditatap oleh dua pasang mata yang menatapnya dengan aneh. Saat sadar dirinya sedang ditatap oleh kedua kakak beradik Kim tersebut, dia berkata "aku memang mengagumkan, jadi jangan menatapku seperti itu"

Seulgi mengeluarkan kata-kata 'indahnya' sedangkan Taehyung hanya memutar bola matanya "apa?" tanya Irene polos

"Aku tidak menyangka punya sahabat sepertimu Irene" gerutu Seulgi

"Love you too honey" Irene tersenyum manis sambil berkedip genit sedangkan Seulgi menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju kamar tidurnya, Irene berjalan mengikuti Seulgi.

"So ..." Seulgi berkata saat mereka memasuki kamar Seulgi yang sangat Irene kenal di kediaman ini "aku tidak menyusahkanmu kan Irene dengan membawamu makan siang dengan keluargaku?" Irene hanya mengedikkan bahunya tidak peduli dan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur Seulgi yang empuk "Irene aku serius!"

"What?" tanyanya sambil menguap lebar. Irene mencari posisi yang nyaman di tempat tidur. Setelah mendapatkan posisi yang diinginkan, Irene menatap Seulgi yang sedang berdiri di samping tempat tidur sambil berkacak pinggang.

"Oh my Gosh! Aku tidak percaya ini!" Teriak Seulgi frustasi

"Baik aku serius sekarang Seulgi, jadi apa? Kamu mau tahu pendapatku? Kalau menurutku sih tidak masalah. Lagipula kamu sudah sering makan di rumahku, jadi buat apa aku memikirkan yang aneh-aneh? Apa jangan-jangan Appa dan Eomma adalah vampire?" Irene membulatkan matanya, pura-pura untuk bersikap takut.

"Otakmu sedang kenapa hari ini Irene?" Seulgi menatap Irene tidak percaya "kamu sudah periksa otakmu ke dokter kan hari ini?" Seulgi berkata sambil mengetuk pelipisnya dengan telunjuk jari. Irene hanya tersenyum lebar lalu kembali mengambil posisi nyaman di atas tempat tidur.

Setelah beberapa menit, akhirnya Irene bertanya "jadi kapan mulai makan siangnya?"

"Makannya dimulai---" Seulgi tidak menyelesaikan kalimatnya saat terdengar suara ketukan di pintu "---sekarang" ujar Seulgi lalu berjalan menuju pintu dan membukanya. Setelah beberapa menit, pintu kembali tertutup dan Seulgi berkata "ayo kita kebawah Irene, sepertinya kedua orang tuaku apalagi eomma-ku tidak sabar menunggu kita"

Irene mengangguk paham dan beranjak meninggalkan tempat tidur.

***

Gimana menurut kalian chapter ini?

Oke jangan lupa vote, comment, and share ya ^^

I PURPLE YOU
I LOVE YOU

PitalokaXx
DyahUtamiXx

My Beautiful Rose [Ver. Vrene]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang