Chapter 25

2.2K 211 2
                                    

Bae Irene

Two weeks Later


Sudah dua minggu berlalu sejak pembicaraan Taehyung dengan dirinya di rumah Taehyung. Setelah itu semua berubah, sekarang status dirinya adalah kekasih Taehyung dan Irene tidak bisa menukar kebahagian yang dialaminya sekarang dengan apapun. Saat Irene menceritakan apa yang dialaminya dua minggu lalu kepada sahabat sekaligus adiknya Taehyung, Seulgi. Sahabatnya merasa bahagia karena masalah Taehyung dengan dirinya sudah selesai dan senang kalau Irene yang menjadi kekasih kakak laki-lakinya. Dia berkata kalau Irene dan Taehyung cocok satu sama lain, Irene hanya menggeleng tidak percaya saat mendengar kata itu. Sekarang, Irene sedang berada di lift gedung apartemen Taehyung. Dia baru saja mengunjungi penthouse Taehyung, Irene tersenyum sendiri mengingat tadi pagi saat Taehyung menghubunginya. 

-flashback-

Pagi itu Irene tidak ada jadwal kuliah dan dia memutuskan untuk menghabiskan waktunya dengan membaca novel yang di belinya minggu lalu. Saat dirinya sedang serius membaca, tiba-tiba smartphone yang terletak di nakas samping tempat tidurnya berdering. Dengan malas, Irene meraih benda tersebut saat itu melihat nama Taehyung muncul dilayar Irene langusng menekan tombol terima "hey" sapanya

"aku pikir kamu masih tidur" sahut Taehyung dari ujung sana

Irene hanya memutar bola matanya mendengar perkataan Taehyung "Ha-Ha, bagus sekali Taehyung, ada apa telpon pagi-pagi?"

Irene bisa mendengar tawa Taehyung "aku hanya ingin tahu, apa kamu mau datang ke apartemenku sekarang?"

Irene mengerutkan keningnya bingung "sekarang? Inikan masih jam--" Irene melirik jam digital yang terletak di nakas "-- 7.30 pagi. memangnya ada apa?"

"Aku ingin minta bantuanmu"

"Bantuan apa?"

"Saat ini Jimin tidak ada, dia sedang ada urusan dan aku memerlukan seseorang untuk membantuku membuat sebuah pidato. Aku ingat kamu pintar merangkai kata jadi ... ya begitulah ... lagipula aku merindukanmu" Irene merasakan pipinya mulai memerah. Untung saja Taehyung tidak melihatnya sekarang, pikirnya tenang "jadi?"

"Baiklah. Tunggu aku, aku akan sampai sekitar 30 menit"

"Baiklah, see you my rose"

"Bye Tae"

-end of flashback-

Tae

Irene tersenyum mengingat nama itu, Irene merasa nama itu cocok untuk Taehyung. Irene juga ingin memanggil Taehyung dengan nama berbeda dari orang lain agar semua orang tahu kalau dirinya yang istimewa di kehidupan Taehyung, jadi dia mulai memanggil Taehyung dengan Tae. Justru dia malah menyukainya, Irene hanya tersenyum mengingat reaksi Taehyung saat itu. Taehyung berkata kalau dia terdengar lebih hot  dengan nama itu dan Irene cuma bisa tertawa puas mendengar ego Taehyung yang semakin besar melebihi kota Seoul.

Irene menggelengkan kepalanya

Setelah Irene sampai dia mulai membantu Taehyung. Membuat pidato perkara mudah bagi Irene, jadi mereka tidak perlu waktu lama untuk menyelesaikan pidato tersebut. Setelah itu mereka habiskan waktu dengan bercerita, menonton film, dan hal-hal sepele lainnya. Irene langsung tersentak sadar saat mendengar bunyi denting lift menandakan bahwa dirinya sampai. Pintu lift mulai terbuka dan irene melangkah keluar lift. dia berjalan di lobby gedung apartemen Taehyung saat suara seseorang yang dikenalnya memanggil nama 'Irene'. Irene berhenti melangkah dan menoleh "ya?"

Taehyung berhenti di depan Irene "aku antar kamu pulang"

Irene hanya memutar bola matanya sebal lalu menghembuskan napasnya pelan "Taehyung aku bisa pualng sendiri dengan taksi, tidak usah mengantarku pulang" Irene berusaha menolak. Taehyung hanya melototi Irene lalu meraih tangan Irene dan menariknya menuju mobil Taehyung yang tidak Irene sadari sudah ada didepan gudang apartemen.

Taehyung membuka pintu mobil dan menatap Irene "masuk" perintahnya

"Aku bukan 'puppet' yang bisa kamu suruh Taehyung" terang Irene sambil mengutip kata 'puppet' dengan kedua jarinya. Taehyung hanya memutar bola mata, namun tidak berkomentar "c'mon ... jangan memasang raut wajah seperti itu" protes Irene

"Raut wajah seperti apa?" tanya Taehyung bingung

"Raut wajah dingin. Tersenyum sedikit saja Taehyung"

"Whatever" gumam Taehyung "ayo masuk Irene"

"Geez ... baiklah. Dasar moody" gerutu Irene lalu masuk kedalam mobil. Irene langsung memasang sabuk pengaman dan menatap Taehyung yang masuk di kursi pengemudi "Taehyung, antar aku sampai halte bus saja"

Taehyung hanya menatap Irene datar dan mulai menyalakan mesin mobil. Setelah terdengar bunyi deru mesin, mobil mulai berjalan mulus menuju sibuknya jalan raya di malam hari. Irene masih menatap Taehyung yang sedang sibuk menyetir, namun seolah Taehyung tahu kalau Irene sedang mengamatinya, dia menoleh "ada apa?"

Irene mengalihkan makanya ke arah jendela mobil. Berusaha menyembunyikan pipinya yang merona karena malu tertangkap basah sedang mengamati pria yang sedang duduk disampingnya "tidak ada"

"Baiklah kalau begitu" Irene bisa mendengar nada suar Taehyung yang berusaha menahan tawanya. Setelah itu suasana diam menyelimuti keduanya, namun Irene merasa keheningan sekarang terasa begitu menenangkan dan tidak tegang. Seolah dengan kehadiran satu sama lain membuat perasaan terasa nyaman dan menenangkan

"Tae" panggil Irene beberapa saat kemudian

"Hmmmm ..." gumam Taehyung. Irene melirik Taehyung yang sedang sibuk menyetir di jalan raya yang cukup ramai

"I love you" ucap Irene tulus

"I love you too my rose" mereka saling berpandangan dan tersenyum lebar, namun mereka sama sekali tidak tahu jika seseorang sedang menunggu Irene di rumah.

"Thanks, sudah mengantarku pulang Tae" ujar Irene sambil melapas sabuk pengaman. Irene menatap Taehyung yang sedang menatapnya dengan intens "umm ... kalau begitu aku turun dulu, sampai jumpa Tae" Irene berusaha mengatur suaranya agar tidak terdengar gugup.

"Irene" panggil Taehyung

"Hmmm?" Irene menoleh sebelum melangkah keluar

Taehyung tersenyum lembut dan seketika jantung Irene berdetak lebih cepat dari biasanya "thank you"

Irene menatap Taehyung bingung "untuk apa Tae?"

"Karena kamu sudah mau memberikan kesempatan padaku"

Awww. Ujar Irene dalam hati, dirinya tidak tahu kalau Taehyung bisa semanis ini. Irene memutuskan tidak menjawab dan hanya tersenyum. Dia kembali masuk kedalam mobil dan mendekatkan bibirnya ke telinga Taehyung "anything for you Tae" bisiknya lembut lalu mengecup pipi Taehyung dan tanpa menunggu jawaban Taehyung, Irene berlari keluar. Meninggalkan Taehyung yang tertegun dengan tingkah laku Irene yang tiba-tiba. Irene berlari menuju pintu depan rumahnya sambil tertawa kecil. Dia tidak percaya kalau dirinya bisa bertindak seperti tadi. Irene berhenti di depan pintu dan menoleh ke arah dimana mobil Taehyung terpakir dan pipinya merona melihat mobil Taehyung masih disana.

Irene bisa merasakan tatapan Taehyung yang intens dari kaca mobil. Tanpa menoleh untuk yang kedua kalinya, Irene meraih gagang pintu dan memutarnya. Saat pintu terbuka dia berjalan masuk. Namun, saat dirinya melangkahkan kaki untuk masuk Irene merasa ada yang salah dengan rumahnya. Tidak biasanya rumah sepi dan gelap. Mungkin eomma meninggalkan pesan di pintu kulkas. Ujarnya dalam hati, dia berjalan menuju dapur. Sesampainya di dapur, Irene meraih sakelar lampu. Setelah lampu hidup, Irene mencari apa yang dicarinya dan ... benar saja ada secarik kertas tertempel di pintu kulkas. Dengan langkah santai Irene menuju kulkas. Irene langsung meraih pesan tersebut, sebelum membuka pintu kulkas dan mengambil sebotol air mineral. Sambil meneguk minuman yang ada di tangannya, Irene membaca pesan yang di tinggalkan ibunya.

Irene,

Eomma dan Appa menemui pamanmu dan kemungkinan pulang setelah makan malam. Jadi tolong siapkan makan malam untuk Oppa dan adikmu.

Love

Eomma

Irene hanya menghembuskan napasnya pasrah. Bukan karena dirinya tidak bisa memasak, dia hanya tidak percaya kalau kedua orang tuanya pergi tanpa bilang terlebih dahulu. Selagi Irene sedang sibuk menggerutu, dia tidak menyadari seseorang berdiri di pintu dapur. Saat dirinya terpekik kaget saat menyadari dirinya tidak sendiri.

"What the ..."

My Beautiful Rose [Ver. Vrene]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang