Chapter 16

2.2K 254 16
                                    

Irene dan Seulgi berjalan menuju ruang tamu dalam diam. Mereka berdua sama sekali tidak tertarik untuk memulai percakapan, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Irene yang merasa bukan bagian dari keluarga Kim dilanda perasaan gugup dan entah apalagi yang dia rasakan. Perutnya yang tiba-tiba melilit dengan jantung yang berdegup cepat sama sekali tidak memperbaiki keadaan malah memperburuk keadaan. Mereka berdua berhenti di pintu yang Irene tebak menuju ruang makan, lalu Seulgi memutar gagang pintu dan pintu mulai terbuka.

Mereka berdua berjalan masuk dan Irene dibuat kagum dengan interior ruang makan tersebut. Meja makan panjang terbentang dikelilingi oleh kursi yang Irene perkirakan mencapai dua puluh, lampu Crystal yang besar menggantung di tengah ruangan. Ruangan tersebut di cat warna putih dengan emas, memberikan kesan elegan. Jendela kaca yang terletak di sebelah kanan ruangan juga tidak kalah menakjubkan. Di hiasi tirai putih yang elegan, jendela tersebut terbentang dari ujung sampai ke ujung memberikan pemandangan hutan yang tidak jauh dari kediaman keluarga Kim. Irene kembali memandang ruangan sekali lagi dan menyadari kalau tidak ada siapapun di ruangan ini, seolah Seulgi bisa membaca pikirannya Seulgi berkata "mereka tidak ada disini, disini hanya untuk acara formal keluarga besar Irene" lalu setelah itu mereka berdua kembali berjalan menuju pintu yang terletak tidak jauh, saat mereka mendekati pintu Irene bisa mendengar suara orang bercakap-cakap dan bunyi dentingan piring dan alat makan. Saat Seulgi membuka pintu dan berjalan masuk disusul dengan Irene, suara yang tadi terdengar oleh Irene berhenti. Sekarang ruangan tersebut sunyi sampai koin jatuhpun bisa terdengar sangat jelas.

Untuk kedua kalinya Irene dibuat kagum dengan interior ruangan tersebut. Ruang makan yang ini terlihat lebih santai, ukurannya yang lebih kecil dari ruang makan sebelumnya memang ditujukan untuk anggota keluarga yang tinggal di kediaman ini. Warna cokelat susu yang lembut membuat ruangan tersebut cerah namun hangat dan nyaman. Terdapat meja kayu jati berwarna cokelat, sebelah kanan meja tersebut tiga kursi, begitu pula sebelah kiri meja. Kursi-kursi tersebut saling berhadapan satu sama lain. Di tengah meja diletakkan bunga Peonis berwarna kuning. Di ruangan tersebut terdapat tiga french-door putih yang dihiasi tirai berwarna senada dengan warna cat dinding yaitu cokelat susu. Pintu tersebut terletak di dekat meja makan, sama seperti meja makan sebelumnya diatas tergantung lampu Crystal, tetapi lebih kecil dan simpel. Irene bisa melihat kalau kedua orang tua Seulgi duduk di sebelah kanan meja sedangkan Taehyung duduk di sebelah kiri menghadap sang ayah. Seulgi berjalan menuju ibunya yang berdiri dengan tangan terbentang menunggu sang putri untuk memeluknya. Saat mereka berdua berpelukan, Irene bisa melihat kalau Seulgi sangat menyayangi ibunya dan cukup dekat dengan ibunya walaupun ibunya jarang di rumah. Setelah mereka berdua sudah saling melepaskan pelukannya, Seulgi berjalan menuju ayahnya yang menatap putrinya, mereka berpelukan sebentar lalu berbincang. Saat Seulgi sedang sibuk dengan ayahnya dan melupakan Irene ibu Seulgi Mrs. Kim menyadari kehadirannya dalam ruangan tersebut. Dia tersenyum dan berkata sopan "Hello who are you?" Lalu berjalan mendekati tempat Irene berdiri. Saat Mrs. Kim sudah berdiri di depan Irene, alisnya berkerut samar seperti mencoba mengingatnya "aku pernah bertemu dengan dirimu, kamu yang kemarin bersama Yoona, benar?"

"Yes ma'am, I'm her eldest daughter Irene. Nice to meet you" Irene menjawab dengan sopan lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat. Namun, tanpa disangka Mrs. Kim menarik tubuh Irene ke dalam pelukannya "nice to meet you too darling, oh my Gosh!" Saat Mrs. Kim melepaskan pelukannya dia menatap Irene dari ujung kepala hingga kaki tanpa melepaskan tangannya dari bahu Irene. Saat Mrs. Kim kembali menatap matanya, dia berkata dengan lembut "kamu mirip sekali dengan ibumu, astaga kamu sudah besar! Terakhir kali aku melihatmu kamu masih berusia 5 bulan. Ibumu dan aku adalah satu Universitas dan kami berdua begitu dekat. Saat itu aku sedang ada tugas di London dan ibumu juga ayahmu sedang berlibur ke sana membawamu juga kakak laki-laki mu, uuh siapa namanya aku lupa ... " Mrs. Kim kembali mengerutkan keningnya mencoba mengingat.

"Seokjin"

"Ah ya Seokjin! Iya setelah itu aku bertemu ibumu di taman sedang duduk sambil memangkumu. Kamu lucu sekali dulu, aku tidak menyangka sekarang kamu berubah menjadi wanita yang anggun" Mrs. Kim tertawa kecil

"Eomma, mau sampai kapan bercerita sambil berdiri seperti itu? Kasihan Irene" suara Seulgi menghentikan tawa Mrs. Kim. Irene melirik kearah Seulgi yang sudah duduk disamping Taehyung dan menggenggam segelas air. Irene melemparkan senyum terimakasih nya kepada sahabatnya saat Mrs. Kim menarik tangannya menuju meja makan.

Irene duduk disebelah Seulgi sedangkan Mrs. Kim kembali duduk di kursinya semula. Irene bisa melihat kalau Mr. Kim memandang Irene juga istrinya dengan bingung sedangkan Taehyung hanya sibuk dengan makanan yang ada didepannya. Tapi sesekali Irene melihat Taehyung meliriknya melalui sudut mata. Selama makan siang berlangsung, percakapan terus menerus mengalir di meja makan tersebut walaupun Irene lebih banyak diam, tapi dia sesekali memberikan pendapatnya mengenai topik yang dibahas. Awalnya Irene mengira acara makan siang ini terasa tidak nyaman buat dirinya, namun ternyata malah sebaliknya. Irene merasa santai dan nyaman seolah mereka semua adalah keluarganya sendiri. Irene sekarang paham, bukan karena keluarga ini tidak harmonis seperti tebakannya yang membuat Seulgi kesepian dan tidak betah dirumah, tapi karena mereka semua sibuk dan Seulgi merasa rindu dengan ayah ibunya jika dia dirumah.

Saat hidangan penutup datang, Taehyung beserta Mr. Kim mulai berbicara mengenai bisnis yang sama sekali tidak Irene mengerti, sedangkan Mrs. Kim dengan Seulgi sedang berbicara mengenai keluarga jauh mereka yang tinggal di Daegu. Irene bisa melihat raut wajah Seulgi yang senang. Saat Seulgi makan bersama keluarganya dia merasa senang namun tidak seperti sekarang, Irene bisa melihat kalau senyumannya terus mengembang dan wajahnya terlihat lebih cerah. Irene tersenyum melihat sahabatnya bahagia.

Pikirannya terganggu saat Mr. Kim bertanya kepada Irene mengenai keluarganya yang dijawab oleh Irene dengan mudah. Namun, tiba-tiba Mr. Kim berkata pada Irene "maaf tentang apa yang terjadi dengan keluargamu Irene"

Irene tertegun, apa Mr. Kim tidak tahu apa yang membuat perusahaan keluarga tutup? "Oh no sir it's alright. Kami tidak merasa sedih justru sebaliknya, dengan begitu kejadian yang tidak diinginkan tidak akan menganggu ketenangan keluarga saya" Irene menekan kata 'tidak diinginkan' sambil melirik kearah Taehyung Mr. Kim yang sepertinya mengerti gerak-gerik tersebut lebih memutuskan untuk tidak berkomentar, tapi sebelum itu menatap mata Taehyung seolah berkata 'aku ingin bicara serius setelah ini' dan Taehyung mengerti akan tatapan mengangguk kaku.

Setelah makan siang berakhir, Irene dan Seulgi pamit pergi ke kampus karena mereka masih ada kelas.

Setelah makan siang berakhir, Irene dan Seulgi pamit pergi ke kampus karena mereka masih ada kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Orang tua Kim Taehyung)

***

Gimana menurut kalian chapter kali ini?

Gaada yang istimewa sih disini, tapi mungkin di chapter selanjutnya *Wink Wink*

Update selanjutnya semoga lebih cepat karena sekarang udah gak ada ujian lagi wkwk^^

Oke jangan lupa vote, comment, and share

I PURPLE YOU

PitalokaXx
DyahUtamiXx







My Beautiful Rose [Ver. Vrene]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang