"Kita akan selalu berjodoh dalam hidup"
"Aaiisshh!" Ersa mengacak rambutnya kesal karena lagi-lagi kalimat itu terngiang di telinganya, saat ia sudah nyaman menyandarkan kepalanya di atas meja.
Dengan gusar, Ersa pun memilih keluar kelas dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk mencuci wajah berniat untuk menenangkan diri.
===
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, hingga yang awalnya seragam putih abu-abu ini masih terlihat baru, kini menjadi usang. Teman yang awalnya belum saling mengenal, kini sudah seperti saudara bahkan malah bersikap seenaknya. Ya, cerita ini sudah sampai di akhir semester dimana siswa kelas 12 telah usai menuntaskan ujian nasional untuk kelulusan mereka.
________________________
Writernim numpang nongol..
.
Ups, apakah cerita ini terkesan aneh? Karena di awal baru ajaran baru, eeh bab 5 sudah akhir ujian aja. Ya karena di awal, writernim ingin mengenalkan sedikit karakter tentang pemeran utama kita, dan saat sudah dirasa cukup dengan tujuan utama yaitu 'romance' writernim langsung loncat kejenjang perkuliahan. Karena romance yang nantinya akan tersirat adalah lebih cocok untuk anak perkuliahan daripada anak SMA. Semoga readers memahami ya.. ^^
_______________________Back to story...
"Kita akan selalu berjodoh dalam hidup"
Menjadi kalimat yang mengganggu Ersa namun tidak dengan Afid.
Menjadi kalimat yang Afid ucapkan di hari kedua mereka sekelas, dan berhasil membuat mereka terus bersama bak sebuah sihir.
Menjadi kalimat yang membuat Ersa tidak bisa tidur dengan tenang karena Afid tidak kunjung menjelaskan maksud dari kalimatnya.
Bahkan menjadi kalimat yang membuat semua teman satu kelas hingga Pak Dul selaku wali kelas mereka, mengira bahwa mereka sedang menjalin sebuah hubungan khusus.Itu yang paling membuat Ersa terganggu.
Karena parahnya Afid tidak mengelak akan julukan itu, meskipun Ersa telah berulang kali melakukan hal sebaliknya. Hingga akhirnya Ersa memilih untuk diam dan membiarkan semuanya menganggap mereka adalah pasangan kekasih. Bukankah itu hubungan khusus?
Seharusnya kabar menjadi pasangan kekasih adalah kabar baik bagi pihak si gadis -seperti Ersa- karena bisa mendapatkan pria tampan idaman setiap gadis, seperti Afid. Namun tidak bagi Ersa, gadis itu malah merasa terganggu karena ia selalu menerima olokan dari teman-temannya yang mengakibatkan ia dan Afid harus selalu bersama saat melakukan apapun.
Makan saat jam istirahat, kerja kelompok, jadwal piket, kelompok praktek, yaaa.. semuanya.
Belum lagi saat Ersa harus meladeni para gadis dari adik kelas sampai yang seumuran dengannya, yang tiba-tiba menghadangnya saat sedang berjalan dan langsung memarah-marahinya bahkan mengancamnya.
Ersa benar-benar merasa tidak habis pikir, kenapa mereka sangat tergila-gila dengan Afid? Sampai mereka harus iri jika ada seorang gadis yang dekat atau bahkan hanya berbicara saja dengan pangeran pujaan mereka itu. Lalu apakah mereka akan menangis tersedu-sedu saat Afid sudah benar-benar tidak lagi di sekolah ini atau bahkan menjadi milik orang lain? Oh tolonglah.. itu berlebihan.
Hingga saat mengingat dalam satu tahun kebelakang, Ersa pun menyesal pernah pasrah saat semua orang menyebutnya sebagai kekasih Afid.
Pernah suatu hari, Ersa sedikit memikirkan tentang alasan, 'kenapa sih para gadis sangat terpesona dengan Afid?'
Lihat saja. Dia tidak punya kelebihan apapun, selain..
Tampan.
Menyebalkan.
Kaya.
Menyebalkan.
Tinggi.
Menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
RomanceErsa Melodianawati Apa kau percaya dengan kemampuan indera ke-6? Ah, maksudku bukan hanya dapat melihat makhluk astral saja. Melainkan kemampuan khusus apapun yang tidak sembarang orang dapat miliki. Aku tidak pernah percaya akan itu. Dan mungkin ak...