Pemberbaharuan..
***
"Aaarkh.. hahahaha"
"Berhenti! Hei Ersa!"
"Fia!"
Jeritan. Tawa. Dan saling mengatai terdengar saling taut-menaut dari dalam rumah itu.
Ya.. sepertinya aksi saling mengejar akan berlangsung sangat lama karena Afid dan saudaranya yang lain tidak terima dengan julukan itu, sedangkan Ersa dan Fia juga tidak kunjung berhenti memanggil mereka dengan julukan 'om' dan 'kakek'.
Itu hukuman karena mereka berbohong. Hahahaha..
Hingga perpencaran antara Ersa dan Fia membawa kedua gadis itu berada di tempat yang asing bagi mereka.
Fia yang saat ini berada di sebuah perpustakaan pribadi milik keluarga Afid seketika berhenti berlari dan membuat orang yang di belakang masih berlari kencang mengerem mendadak dan hampir menabraknya. Namun, gerakan Fia yang tiba-tiba kembali melangkahkan kakinya utuk berjalan, membuat orang itu malah terjatuh karena tak ada tempat untuk menahannya.
Bug.
Fia menoleh "Om Raka ngapain tiduran di situ?"
"Aissh.. jangan panggil aku om" Raka mencoba berdiri "siapa juga yang tiduran di sini?" Raka menatap Fia sebal.
"Oh yaudah kakek" Fia kembali menatap ke arah rak-rak tinggi yang dipenuhi oleh banyak buku itu.
"Ya gak kakek juga" omel Raka bertambah sebal.
"Ini.. di sini ada buku apa aja kek?"
"Jangan panggil aku kakek!" Raka mendekat ke arah Fia.
"Terus masa aku harus panggil bapak? Kan gak lucu"
"Ya panggil nama aja, seperti sebelumnya"
"Gak bisa. Umur mu kan juga lebih tua dari aku. Mana bisa aku panggil namamu aja? Gak sopan kan.."
"Gakpapa.. aku lebih nyaman di panggil gitu"
"Panggil kak aja deh"
Raka mendengus singkat "ya udah terserah. Asal jangan om atau kakek"
"Kak.. hmm kayaknya gak enak juga panggil kak.. yaudah deh Raka" Fia berjalan ke salah satu sisi rak buku dan melihat-lihat, sedangkan Raka yang mendengar itu hanya bisa mendengus sebal akan perilaku Fia "di sini.. selain buku sastra, ada apa aja?" tanyanya sambil melihat salah satu buku sastra asli jepang yang telah di terjemahkan dalam bahasa inggris.
"Banyak"
"Ada yang terjemahan indonesia gak?" Kepala Fia terus mencari-cari apa yang ingin ia temukan.
"Ada"
"Ada buku lagu juga?"
"Ada"
"Yang benar?!" Seru Fia senang karena ia memang sedang mencari itu untuk tugas kuliahnya "dimana?" Fia berbalik.
Deg.
Terdiam. Ya itulah yang terjadi pada Fia secara tiba-tiba. Karena saat ini di hadapannya bukan lagi rak-rak buku yang tinggi melainkan dada Raka. Ia tidak tau sejak kapan Raka berada tepat di dekatnya bahkan di hadapannya saat ini.
"Hmm.."
"Buku lagu? Terjemahan bahasa Indonesia?" Tanya Raka dengan suara rendah yang hanya di balas anggukan kaku oleh Fia "ada di sini" Raka meraih buku yang berada sedikit tinggi pada rak buku di hadapannya yang tidak lain adalah di belakang Fia. Dan itu secara tidak langsung membuat posisi mereka semakin dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
RomanceErsa Melodianawati Apa kau percaya dengan kemampuan indera ke-6? Ah, maksudku bukan hanya dapat melihat makhluk astral saja. Melainkan kemampuan khusus apapun yang tidak sembarang orang dapat miliki. Aku tidak pernah percaya akan itu. Dan mungkin ak...