"Sepertinya rapat hari ini cukup sampai di sini. Selamat siang" Afid menutup rapatnya bersama pegawai atasan kantor setelah membahas mengenai proyek selanjutnya yang di jalankan.
Afid meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu dan menuju ke ruang pribadinya dengan hati yang buruk karena saat di ruangannya nanti, ia akan bertemu dengan orang yang tidak ingin ia temui.
"Ada apa?" Aura gelap seketika terlihat dari diri Afid saat ia baru saja membuka pintu dan menemukan ada seorang gadis yang tengah melihat-lihat perkakas di sekitar ruang pribadinya.
"Kau sudah selesai dengan rapatmu?" Suara seorang gadis cantik langsung menyambut Afid dengan hangat meskipun Afid membalas sebaliknya.
"Cepat katakan apa maksud kedatanganmu?"
"Bukankah seharusnya kau memperlakukan tamu mu dengan baik Afid?" Gadis itu mendekat.
"Aku tidak pernah menganggapmu sebagai tamu"
"Kenapa kau berubah? Dulu sikapmu begitu hangat terhadap siapapun.. bahkan sekalipun kau di cap sebagai playboy. Lalu kenapa sekarang.. setelah sekian lama kita tidak bertemu.. kau sangat dingin? Apa karena kau tidak bertemu denganku?" Gadis itu sudah sangat dekat dengan Afid, dan saat ini dia sedang pura-pura memainkan dasi Afid seakan menatanya agar lebih rapi "Atau dengan gadis amnesia itu?" Tatapan kebencian langsung terpancar dari mata si gadis saat menatap Afid tepat di bola matanya.
"Yang ku ingat, sikapmu dulu bahkan lebih baik dari pada sekarang" satu kalimat tajam yang langsung membuat genggaman gadis itu merenggang dari dasi Afid.
Gadis itu tersenyum di sudut bibirnya dalam tunduk "baik?" Ia mengangkat sebelah alisnya "aku sudah berusaha menjadi baik selama ini" suaranya berubah menjadi pelan dan dalam "bahkan untuk berhadapan langsung dengannya.." satu tetes air mata jatuh "dan aku berhasil menahan emosiku yang bergejolak demi menjadi baik" lagi, air mata itu menetes lagi "tapi.." gadis itu mulai terisak "semua yang melihatku.. tidak pernah menilaiku sebagai orang yang baik" isakan tangisnya berhenti "bahkan orang yang sangat ku cintaipun.. menganggapku seperti itu"
Afid sedikit merasa tidak enak hati saat gadis di hadapannya mengucapkan kalimat akhirnya, karena ia tau jika yang dimaksud orang yang dicintai adalah dirinya.
Afid memegang kedua sisi lengan gadis yang masih dalam posisi terunduk itu.
Tidakkah kau bisa menganggapku ada Fid? Bahkan hanya sebentar saja.. sebentar..
Mendengar kata hati gadis itu, Afid sedikit menekan genggamannya.
Ganggaman hangat mu ini.. kenapa kau seperti ini jika kau tidak menyukaiku? Jangan buatku salah paham atas semuanya. Dan membuatku kembali seperti dulu. Jahat, seperti kata mu dan yang lain. Namun benar.. benar jika aku suka saat kau perlakukanku seperti ini.. kau menyentuhku. Tapi tetap saja, jika itu hanya untuk menenangkanku.. aku tidak perlu Fid
Gadis itu perlahan menyingkirkan tangan Afid dari lengannya, dan mundur beberapa langkah.
"Maaf mengganggu" gadis itu berbalik "dan selamat ulang tahun untukmu, besok" gadis itu berjalan perlahan menuju pintu keluar.
"Kiko" Afid bersuara pelan.
Gadis itu tersenyum perih "ternyata kau masih mengingat namaku"
Kiko melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Afid dan kembali ke Indonesia.
Sedangkan Afid masih terdiam sepeninggal Kiko. Memikirkan semua perkataan Kiko dan bagaimana bisa Kiko berada di Jepang. Hingga suara nada dering ponselnya menyadarkannya dari lamunan semunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
RomanceErsa Melodianawati Apa kau percaya dengan kemampuan indera ke-6? Ah, maksudku bukan hanya dapat melihat makhluk astral saja. Melainkan kemampuan khusus apapun yang tidak sembarang orang dapat miliki. Aku tidak pernah percaya akan itu. Dan mungkin ak...