9. Reborn

881 26 1
                                    

Rekreasi 3 hari untuk perpisahan kelas ternyata bukanlah hal yang seharusnya dilakukan. Terutama bagi kelas 12 A-2. Setelah insiden di hari terakhir rekreasi itu, saat seorang siswi bernama Ersa tergelincir dari bukit hingga kepalanya terbentur batu besar dengan keras, semua seakan berubah. Mereka merasa akan benar-benar berpisah. Terutama dengan gadis yang bernama Ersa itu. Bukan karena ia meninggalkan dunia ini. Melainkan, karena setelah mendapat pertolongan intensif dari dokter, ada berita buruk yang terdengar. 

Ersa akan mengalami amnesia akibat benturan keras di kepalanya. Memori otaknya mengenai semua yang ia lakukan selama ini, akan hilang begitu saja. Kecuali jika ada keajaiban yang datang dan mengembalikan seluruh ingatannya. Amnesia yang di alami Ersa, tentu saja adalah pukulan besar bagi teman-teman Ersa terutama Fia, Afid dan Ibu nya sendiri tentunya.

Seperti saat ini, 3 minggu telah berlalu jika dihitung saat Ersa baru memasuki rumah sakit. Namun, Ersa masih saja diam dan bertanya-tanya mengenai siapa dirinya, siapa semua orang yang telah menjenguknya di hari saat ia siuman, dan kenapa ia bisa ada di rumah sakit sampai sekarang. Semua pertanyaan yang melintas begitu saja membuat kepala Ersa semakin pusing, ditambah lagi ada seorang pria yang sudah beberapa hari sebelumnya selalu mengiriminya sebuah surat yang berisikan kalimat yang sama. 'kita akan selalu berjodoh dalam hidup' ya satu kalimat sederhana yang aneh menurut Ersa.

"Nak, ayo kita pulang sekarang, semuanya sudah ibu rapikan" ucap Ibu lembut penuh kasih sayang.

"Oh, iya bu.." setidaknya, untuk mengucapkan kata 'Ibu', sudah mulai menjadi salah satu kebiasaannya.

Selama tiga minggu, bukanlah hal mudah bagi Ersa untuk mengembalikan seluruh ingatannya. Bahkan meskipun teman-temannya sudah memperkenalkan diri secara bergantian dan berusaha mengingatkannya dengan masa SMA, namun Ersa tetap saja tidak bisa mengingatnya. Ia hanya bisa membalas semua cerita teman-temannya itu dengan senyum, berharap teman-temannya akan senang saat melihat ekspresinya.

Yang ia ingat hanya beberapa orang yang selalu datang menjenguknya dan ada bersamanya. Ibu, tante Ria, Fia, Brian. Dan satu orang yang setiap hari mengiriminya surat melalui Brian, yaitu Afid.

"Kamu masuk ke rumah dulu ya Sa, ibu mau ke rumah tante Ria dulu, bilang kalo kamu sudah pulang ke rumah" Ibu mengelus puncak kepala Ersa sambil menampakkan senyumannya yang sedikit ia paksakan. Jujur, sebagai ibu yang seorang diri telah membesarkan putri tunggalnya, ini bukanlah hal yang mudah. Karena ia merasa gagal menjadi seorang ibu, hingga melihat anaknya amnesia saat ini. Dan lagi-lagi, seorang ibu harus menahan tangisnya di balik senyum kasih sayangnya.

"Iya bu." Ersa mengangguk dan mulai masuk ke dalam rumah.

Rumah sederhana namun rapi ini ternyata membuat Ersa terkesima di setiap langkahnya menyusuri setiap sudut rumah yang sebenarnya adalah rumahnya sendiri. Banyak foto terpampang jelas di atas rak dan tertempel di dinding. Dan semua foto itu adalah foto dirinya yang tertawa riang bersama ibunya, sejak ia masih dalam gendongan sang ibu, hingga ia beranjak dewasa dan menjadi seperti sekarang ini.

Namun tiba-tiba, keningnya berkerut setelah otaknya menangkap hal yang janggal dari semua foto yang ia lihat. Di sana hanya ada dua orang, dia dan ibunya. Sedangkan, di dalam keluarga yang dimana ada anak di dalamnya, di situ pasti ada dua orang tua. Jika ia hanya bersama dengan ibu, lalu dimana ayahnya? Apakah dia dan ibunya selama ini tinggal hanya berdua?

Seakan telah ditakdirkan untuk mendapat jawaban atas pertanyaan yang lagi-lagi muncul begitu saja di benaknya, suara ibu dari arah belakang Ersa dengan ramah langsung menyapanya.

"Ersa, sedang apa kamu nak?" ibu menghampiri Ersa.

"Ayah dimana bu?" langkah ibu yang santai seketika langsung terhenti saat mendengar pertanyaan Ersa yang langsung pada intinya.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang