So? (The END)

21

Tinggal beberapa menit lagi pertandingan akan selesai dan skor kami masih seri. Aku tak tau lagi harus bagaimana mana tapi kulihat kak Tae masih dengan teguh membawa bola itu ke ring lawan. Sebentar, situasi ini sedikit aneh. Larinya sedikit...

"KAK TAE! "

Aku mencoba memanggilnya sembari berlari mengejarnya, berharap agar bola itu dia oper padaku. Sungguh dia benar-benar keras kepala.

*BRAK!

*Pritttt!

" KAK TAE! "

Suara peluit panjang terdengar, pertandingan selesai, sorakan penonton terasa aneh ditelingaku, kami menang tapi aku tidak merasa senang. Aku hanya fokus pada kak Tae yang terduduk sembari memegang lututnya. Kuhampiri dia, membantunya berdiri meskipun pada akhirnya itu percuma. Kakinya lemas, mati rasa, susah untuk diajak berdiri.

Melihat kondisi, sungguh aku ingin menangis sekarang juga. Tapi aku mencoba menahannya. Kak Tae masih setia dengan senyum manisnya. Mencoba menenangkanku meskipun percuma.

"Kita menang Kook"

Bahkan disaat kondisinya seperti itu, dia masih bisa mengatakan itu. Aku hanya mengangguk mengiyakannya sembari mencoba menggendong dipunggungku. Sungguh aku benar-benar ingin menangis sekarang. Aku membawanya keluar lapangan, kuserahkan piala dan yang lainnya pada pelatih dan teman setim kami.

...

Tap..

Tap..

Tap..

Suara langkah kaki itu menggema di koridor rumah sakit. Kookie membawa Tae ke tempat dimana terakhir kali mereka masuk.

"Dok, Kak Tae"

Dokter yang melihatnya dengan segera menyuruh Kookie masuk ke ruang rawatnya agar Tae bisa segera diperiksa.

"Paman" panggil Tae dengan lembut pada pamannya itu

Dia seolah paham jika kondisinya tak bisa dikatakan baik sekarang dan dia mencoba menerima semuanya.

Ditunggunya Tae diluar ruang itu. Kookie sendirian, dengan perasaan yang berkecambuk.

*tring...tring..tring

Ponselnya berbunyi, entah sudah berapa kali panggilan itu ia abaikan dan saat inilah panggilan itu harus dia jawab.

'Kook!.. ' teriak orang diseberang sana

"Kak Tae di rumah sakit, jika kau mencarinya"

*tut

Panggilan itu ia putus secara sepihak, tak peduli orang diseberang sana tengah memaki kesal dan panik.

...

.

.

.

.

.