*Cklek
Seseorang masuk dengan terburu-buru. Chim dan Kookie seketika melihat siapa yang seenaknya masuk di kamar rawat mereka. Chim tersenyum meremehkan. Ayahnya datang, dan Ibunya menyusul dibelakang.
Setelah dua hari yang lalu dia menelfon Ayahnya mengabari tentang Tae. Dan lihatnya, setelah dua hari itu ayahnya benar-benar datang mengajak ibunya.
Ayah lalu berjalan mendekati mereka. Dilihatnya Tae yang masih setia dengan tidurnya. Padahal kata paman beberapa hari lagi, dia akan bangun. Tapi ini sudah beberapa hari.
"Ternyata ayah beneran pulang" sindirnya
Sang ayah yanh mendengarnya masih diam sembari mengelus tangan Tae yang diinfus. Sedangkan sang ibu masih setia berdiri di ambang pintu.
"Ayah mencemaskan Tae, Chim. Mana mungkin ayah tidak pulang" ucap sang ayah tenang.
Kookie yang paham tentang situasi itu meminta ijin untuk keluar sebentar ke kantin rumah sakit membelikan beberapa minuman. Tinggalah mereka berempat.
Ayah mendudukan dirinya di kursi dekat ranjang Tae. Mengusap pelan kepala sang anak yang masih berbalut kasa itu. Jimin masih setia dalam diamnya.
"Bagaimana kabarmu nak? " ibu memecah keheningan dan berjalan menuju Chim.
" aku baik, tapi tidak dengan Tae. Seharusnya ibu tau itu" ucapnya asal. Ibu yang mendengarnya sedikit geram. Bagaimana bisa anaknya bersikap seperti itu padanya.
"Ibu tau, ibu juga lihat"
"Jadi apa kata dokter Chim? Apa terjadi sesuatu pada Tae? " tanya ayah
" Kata paman kepala Taetae baik-baik saja, tapi tidak dengan kakinya "
" Apa yang terjadi dengan kakinya"
"Lumpuh."
Perkataan Chim seketika membuat ruangan itu kembali senyap. Ayah masih tidak percaya dengan semuanya. Sedangkan ibu tatapannya kosong, entah apa yang sedang dia pikirkan.
"Ada cara untuk menyembuhkannya kan Chim"
"Tidak ada. Bahkan kalau dioperasi kesempatan sembuhnya sangat kecil . Itu percuma"
" Kenapa kau bicara seperti itu? Kita bahkan belum mencoba mengusahakannya Chim"
Ayah tak percaya dengan ucapan sang anak. Bagaimana bisa anaknya yang terkenal begitu optimis menjadi sepesimis itu.
" Tidak yah. Tae tak ingin melakukannya "
" Kenapa? Kenapa dia tak ingin melakukannya? Apa dia tak mau sembuh? Kenapa dia semudah it-"
"Taetae lelah yah. Dia sudah lelah, asal ayah tau"
"Chim... "
" Taetae lelah. Itu yang dia katakan pada Chim sebelum dia terjatuh dari tangga. Dia sudah berhenti berharap yah. Basket yang menjadi impiannya sudah direbut paksa. Ibunya juga sudah diambil olehNya. Dan sekarang apa? Kedua kakinya lumpuh yah. D-dia.. " Chim menarik napas kembali. Mencoba menenangkan dirinya yang entah mengapa menjadi sensitif akhir-akhir ini.
" Dia lelah. Seharusnya ayah dan IBU tau itu" Chim menekankan nama ibunya.
"Dia bukan anakku! "
"Meskipun dia bukan anakmu. Setidaknya berikan dia sedikit perhatianmu bu. Apa permintaannya begitu berat untuk kau kabulkan?. Bahkan meskipun ibu membencinya, dia masih saja terus menyayangimu. Mendoakanmu disetiap sesi doanya. Apa yang salah dari dirinya bu? Apa karena Ibunya? Tapi itu Ibunya bukan Taetae, Taetae hanya bayi yang lahir tanpa dosa dan tak tau apa-apa.
Dia hanya ingin itu. Tapi mengapa tak kalian kabulkan? Haruskah dia mengemis perhatian padamu bu? Tidakkah itu terlihat jahat bu, hm? Hah.. "
" Chim.. "
" Aku akan keluar sebentar, tolong jaga Tae untukku yah. Setelah selesai, terserah kalian ingin pulang atau tetap disini. Chim tidak peduli"
Chim lalu keluar begitu saja meninggalkan kedua orangtuanya. Ingin rasanya menangis dan berteriak sekencang-kencang nya. Apakah ini yang saudaranya rasakan dulu? Mengapa begitu sakit.
.
.
.
YOU ARE READING
So? (The END)
Short StoryDimana kita bersaudara dan akan selamanya seperti itu . . . . . . Main character : Bts V a.ka Tae Bts Jimin a.ka Jim /Chim Bts Suga a.ka Suga Bts Jungkook a.ka Kookie