Bof 12

403 24 1
                                        

Takdir manusia memang tak ada yang tahu akan berjalan seperti apa. Begitu pun dengan takdir hidup Kirana...sejak bayi sudah tinggal di panti asuhan, kemudian setelah dewasa bertemu dengan Panji laki-laki baik dari keluarga kaya yang akan menjadi suami nya. Namun kembali takdir menunjukkan kuasa nya, tepat di hari pernikahan nya Panji justru meninggal karena kecelakaan dan meminta Kirana tetap melanjutkan pernikahan dengan adik Panji sendiri, Aditya....

Bayangkan saat kamu harus menikah dengan adik calon suami mu yang sebelum nya sama sekali tidak kamu kenal. Namun seperti sudah di takdirkan bersama, Adit bahkan tidak menolak permintaan terakhir kakak nya. Entah lah mungkin karena itu memang permintaan terakhir kakak nya mungkin?

Satu hal yang patut di syukuri, keluarga Adit sangat menyayangi Kirana...bahkan saat dulu Panji mengenalkan Kirana sebagai wanita yang akan dia nikahi, keluarga Panji merasa sangat senang. Maklum saja karena keluarga Panji juga merupakan donatur tetap di panti asuhan tempat Kirana tinggal, jadi mereka juga sudah sangat mengenal sifat baik Kirana.

Hari-hari pertama menjalani pernikahan Kirana pikir pernikahan nya akan berjalan sulit, namun semua di luar dugaan nya. Walaupun dia dan Adit belum menjadi suami istri dalam arti "sesungguhnya", namun Adit sebagai suami cukup baik dan bertanggung jawab.

Bahkan sekarang kedua nya sudah tidur di ranjang yang sama, walau hanya sebatas tidur yang dalam artian benar-benar tidur. Adit juga tidak pernah absen mengecup kening Kirana setiap mau berangkat kerja, mau tidur atau pun bangun tidur. Risih...itu yang pertama Kirana rasakan, belum lagi jantung nya yang langsung berdegub kencang tanpa permisi. Namun karena Kirana merasakan ketulusan dan juga kasih sayang Aditya, Kirana pun tak menolak setiap Adit mengecup kening nya. Justru sekarang nyaman, itu lah yang Kirana rasakan.

Seperti saat ini, dimana kedua nya tidur berbagi ranjang dengan lengan Adit memeluk tubuh Kirana dari belakang. Kirana membiarkan saja situasi seperti ini walau sudah sejak 30 menit yang lalu bangun dari tidur nya.

Nafas Aditya hangat menggelitik daerah tengkuk nya, entah lah...walaupun membuat merinding tapi terasa sangat nyaman. Sesekali Adit juga menggesek kan ujung hidung nya di sekitar area leher Kirana. Kalau sudah seperti ini Kirana lebih pilih sedikit menjauh kan posisi tidur mereka. Namun baru sedikit bergerak Aditya justru makin mengeratkan pelukan nya.

"Jangan gerak...biar gini aja..." ucap Adit dengan suara khas bangun tidur nya.

Kirana pun diam tak bergeming, bingung antara ingin menjauh atau tetap ada di pelukan Aditya.

Namun akhir nya Kirana pun pilih untuk bangun karena sudah waktu nya dia melaksanakan tugas sebagai istri dan menantu di rumah ini.

"Mau kemana?" tanya Aditya yang melihat Kirana beranjak dari sisi nya.

"Udah siang...mau mandi, shalat terus bikin sarapan di dapur. Nggak shalat?" tanya Kirana sambil menyisir rambut nya.

"Kamu dulu mandi, nanti gantian...tapi shalat nya nungguin ya." pinta Aditya sambil menutup kembali tubuh nya dengan selimut.

Kirana hanya tersenyum melihat tingkah suami nya. Kadang Kirana masih merasa sedikit canggung saat menyebut Aditya dengan sebutan suami, tapi Kirana pilih untuk membiasakan diri.

Setelah gantian mandi, kedua nya lalu shalat bersama. Bukan sesuatu yang baru bagi kedua nya, karena mereka sudah beberapa kali melakukan nya terutama saat waktu subuh. Dari yang awal nya merasa canggung sampai kemudian merasa kurang saat tak melakukan nya bersama.

Adit dan Rana memang hanya bisa shalat berjamaah saat subuh saja, karena di waktu yang lain mereka di pisahkan oleh kesibukan masing-masing.

Selesai membantu membuat sarapan di dapur, Kirana pun kembali masuk ke kamar dan mendapati suami nya tengah duduk manis di tepi ranjang. Sambil tersenyum Kirana pun menghampiri suami nya. Adit yang melihat Kirana berjalan ke arah nya pun balas tersenyum.

Because  of you... ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang