Bof 13

385 23 2
                                        

Udara malam yang dingin langsung menyambut Aditya dan Kirana begitu kedua nya keluar dari rumah. Motor sport milik Adit sudah ter parkir di dekat gerbang, dan kedua nya pun bergegas menaiki nya.Karena masih sedikit canggung, Kirana pun lebih memilih berpegangan pada jaket denim yang Adit pakai.

Adit yang tahu kecanggungan istri nya pun ber inisiatif untuk menarik tangan Kirana agar memeluk nya.

"Gini aja ya biar lebih aman.." ucap Aditya yang di jawab anggukan oleh Kirana.

"Berangkat sekarang aja yuk, biar nggak kemaleman." ajak Aditya.

"Oke..." jawab Kirana sambil tersenyum.

Motor yang mereka pakai pun akhir nya melaju meramaikan kemeriahan malam.

Sepanjang perjalanan tak ada percakapan di antara kedua nya, Aditya fokus dengan motor nya, sementara Kirana fokus mengatur debaran jantung nya. Maklum saja, ini adalah pertama kali nya Kirana ada di posisi sedekat ini dengan laki-laki. Dengan Panji bahkan tidak pernah berboncengan dengan sepeda motor. Waktu itu Panji beralasan tak ingin Kirana sakit karena naik motor tidak senyaman jika kita naik mobil.
Padahal menurut Kirana lebih menyenangkan naik motor, entah lah rasa nya jadi lebih romantis karena hal sederhana seperti posisi nya dan Adit saat ini.

Karena lebih banyak melamun Kirana tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di taman kota.

"Udah sampai ya mas?" tanya Kirana sambil melihat di sekeliling nya.

"Udah, malah udah hampir semenit kita di sini." jawab Aditya tersenyum.

Kirana yang baru menyadari posisi mereka belum berubah, seketika langsung melepaskan pelukan nya.

"Kalau masih mau peluk juga nggak papa sih..." goda Aditya sambil terkekeh.

"Ih, mas Adit..." rajuk Kirana sambil turun dari motor.

"Suka nggak?" tanya Aditya ketika melihat Kirana tengah mengamati sekeliling nya.

"Suka..." jawab Kirana sambil mengangguk.

"Yuk jalan-jalan...aku mau makan nasi goreng, kamu mau makan apa?" tanya Aditya sambil menggenggam tangan Kirana.

"Nasi goreng juga boleh..." jawab Andina menautkan tangan nya di genggaman Aditya.

"Ya udah kita pilih yang di sana aja yuk, kayak nya enak deh." seru Aditya menunjuk salah satu pedagang.

"Tahu darimana?" tanya Kirana coba meledek suami nya.

Aditya yang mendengar pertanyaan Kirana sontak menoleh...ini pertama kali nya Kirana mencoba meledek dirinya. Bukan nya marah justru Aditya merasa senang karena seperti nya Kirana juga mulai merasa nyaman dengan kedekatan mereka.

"Pinter....sekarang udah bisa ngeledek...kayak gini terus ya, kamu nggak perlu canggung lagi sama aku." ucap Aditya dengan senyum tersungging di wajah nya.

Kirana pun tersenyum lebar dan mengangguk.

Setelah memesan dua porsi nasi goreng dan dua gelas teh hangat kedua nya pun segera duduk ber hadapan.

"Nggak papa kan kamu ke tempat kayak gini?" tanya Aditya.

"Nggak papa kok, malah aku seneng akhir nya bisa jalan-jalan ke taman kota." jawab Kirana lembut.

"Emang nggak pernah?" tanya Aditya lagi.

Kirana hanya menggeleng.

"Kenapa?" tanya Aditya penasaran.

"Nggak berani keluar malam." jawab Kirana pelan.

Sebuah senyum terbit di wajah Aditya, merasa senang karena ternyata inilah pengalaman pertama Andina, dan orang yang berhasil mendapat kesempatan jadi yang pertama pergi dengan gadis ini adalah Aditya sendiri. Aditya senang karena istri nya ternyata benar-benar gadis yang baik. Tidak salah jika keluarga nya sangat sayang pada Kirana.

Because  of you... ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang