Bof 24

301 14 0
                                    

Sudah belasan kali ponsel Kirana berdering, dan sebanyak itu juga dia abaikan. Ya, Adit terus menerus menghubungi nya dan Kirana abaikan karena belum tahu harus berkata apa.

"Kalau kamu terus menghindar, masalah kalian nggak akan selesai Ran..." ucap Lila pada sahabat nya yang sudah berhari hari tinggal di tempat nya.

Lila senang Rana menginap di tempat nya, tapi bukan dengan kondisi seperti sekarang ini, saat Kirana tengah bermasalah dengan suami nya.

"Aku belum tahu harus melakukan apa La, aku juga bingung harus bilang apa sama dia."

"Ran, apapun keputusan kamu, aku dukung...tapi please jangan nggak pasti kayak gini. Ini sama aja kamu gantungin status pernikahan kalian."

"Aku bingung La, Bella terus terusan kirim pesan dan minta kepastian..."

"Kenapa kamu malah pikirin dia...pikirin dulu rumah tangga kamu sama Adit, astaga..."

"Menurut kamu, aku harus memutuskan apa?"

"Ikut in kata hati kamu...kamu yang paling tahu kan."

Kirana terdiam, dan dia menatap Lila lagi...

"Apa? Kamu udah putusin mau gimana?"

Kirana menggeleng pelan, sementara Lila mengehela nafas. Sahabat nya ini memang orang paling tidak tega an, mana ada orang yang lebih memikirkan perasaan orang lain selain rumah tangga nya sendiri? Ada...dan orang itu adalah Kirana, sahabat nya.

Lila tahu Kirana memang sangat baik, namun tak bisakah sekali ini saja Kirana egois? Sungguh Lila kadang gemas dengan sifat sahabat nya yang satu ini. Entah lah kadang Lila pikir Kirana ini ibu peri, bukan manusia...

"Tapi aku masih boleh di sini kan La?"

"Boleh Ran...sampai kapan aja boleh, yang jelas begitu kamu pulang, aku mau masalah kamu sudah ada solusi nya."

Kirana tersenyum lalu memeluk Lila erat.

"Makasih La, kamu memang sahabat terbaik aku."

"Always Ran...kamu yang kuat ya."

Lila hanya berharap kali ini saja Kirana juga menggunakan logika nya, bukan hanya perasaan nya.

***

"Rana masih belum mau angkat telfon lo?" tanya Kevin menatap Aditya yang nampak gelisah.

Aditya mengangguk sebagai jawaban nya.

"Gue harus gimana Kev?"

"Temui dia dan minta jawaban nya, rumah tangga kalian nggak bisa kayak gini terus Dit."

"Gue juga pengen nya gitu, tapi kalau Rana belum mau angkat telfon gue, berarti dia masih belum punya jawaban nya."

Kevin menghela nafas...ikut prihatin dengan masalah yang menimpa sahabatnya ini.

Adit yang saat ini ada di hadapan Kevin sudah bukan Aditya yang dulu, lelaki di hadapan nya ini sudah semakin dewasa, tidak seperti dulu saat mereka berdua menimba ilmu di Amerika.

Dulu Adit adalah orang yang sangat santai, tidak mau pusing memikirkan masalah nya, sekalipun waktu itu dia tahu kekasih nya positif hamil...Jika itu Kevin, dia pasti sudah kalang kabut memikirkan apa yang harus di lakukan? Belum lagi jika orang tua nya tahu...

Tapi Adit berbeda, saat dia tahu Bella hamil...dia sangat bahagia, sekalipun mereka belum terikat pernikahan, dan meyakini orang tua nya akan menghormati keputusan nya untuk memiliki anak...ya, se simple itu.

Saat mereka kehilangan bayi nya pun kesedihan Adit tidak berlangsung lama. Dia terpukul...namun segera memahami bahwa ini memang yang terbaik untuk semua nya, dan tetap menjalani hubungan seperti biasa dengan Bella.

Because  of you... ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang