Bof 29

305 20 0
                                    

Suasana sunyi nan tenang mengitari Kirana dan Arbella. Saat ini kedua nya tengah bersimpuh di depan makam almarhum Panji, ya...di sini lah Kirana membawa Arbella pergi.

Meskipun sempat menolak, namun akhirnya Arbella tetap menuruti ajakan Kirana. Awalnya Arbella menolak karena takut Kirana akan membawa nya ke kantor polisi, tapi kenyataannya tempat yang saat ini dia datangi justru berkali lipat lebih mencekam di banding kantor polisi...

Ya, trauma itu datang lagi...rasa takut hilang nyawa dan kecelakaan hari itu kembali membayang di benak Arbella.

Dia memilih bungkam karena memang ingin melupakan kejadian menakutkan yang hampir saja membuat nyawa nya melayang, selain perasaan takut kehilangan Adit tentu saja...

"Kenapa kamu bawa aku kesini?"

Arbella menatap Kirana yang masih diam bersimpuh di samping makam Panji, hanya diam dan terus mengusap nisan bertuliskan nama orang terkasih nya.

Kirana diam karena sedang berusaha mengendalikan perasaan nya sendiri. Entah kenapa tiba-tiba saja rasa kecewa merangsek dalam dada nya...

Sejak kecil dia sudah di tinggalkan orang tua nya di panti asuhan, kemudian dia juga di tinggal oleh Panji tepat saat mereka hendak mengikat janji sehidup semati...kenapa takdir begitu kejam mempermainkan hidup nya?

Butiran airmata jatuh begitu saja tanpa di undang, sampai kemudian sebuah isakan memecah keheningan di antara Kirana dan Arbella.

Arbella terkejut tentu saja...namun tanpa berpikir panjang dia pun segera menghampiri Kirana dan memberi pelukan pada wanita muda yang tengah terisak di samping nya itu.

"Ran...tenang."

"Kenapa Bell, kenapa semua yang aku sayang justru pergi meninggalkan aku?"

"Sssttt...itu nggak bener, kamu punya banyak orang yang menyayangi kamu..."

"Bohong...sejak kecil aku sudah ada di panti asuhan, itu artinya orang tua ku tidak menginginkan aku bukan? Lalu kak Panji? Dia pergi Bell, dia pergi saat kami harus nya mengikat janji hidup bersama..."

Suara Kirana bergetar karena dibarengi dengan tangis nya, namun Arbella masih dapat mendengar nya dengan jelas setiap kata yang Kirana ucapkan.

Arbella menepuk pelan pundak Kirana, mencoba memberi kekuatan meskipun sebenarnya dia sendiri juga butuh di kuat kan.

Bayangan keluarga Adit akan menuntut dan menjebloskan nya ke penjara, membuat Arbella meremang...namun dia sudah pasrah. Bukan kah ini belum seberapa di banding dua keluarga yang harus kehilangan nyawa orang yang mereka cintai?

Sementara itu Kirana masih terisak, masih meratapi nasib nya yang entah kenapa sudah se menyedihkan itu bahkan saat dia masih terlalu hijau untuk mengenal keras nya kehidupan.

Bersyukur lah dia bertemu bu Mila, pemilik panti asuhan yang sangat menyayangi nya...dan bayangan wajah lembut bu Mila dan Adit, tiba-tiba saja membuat tangis Kirana perlahan mereda.

Ah, benar yang Arbella bilang, Rana punya banyak orang yang sangat menyayangi nya, bu Mila, adik-adik di panti, Kevin, Lila dan keluarga Adit tentu saja...

Kirana perlahan bangkit dan menatap Arbella...

"Kamu nggak mau menyampaikan maaf pada kak Panji?"

Arbella tersentak...ya, dia bahkan belum mengucapkan kata maaf baik pada Panji atau keluarga si supir taksi...

Sambil mendekat, Arbella pun mulai berbicara, walau entah yang dia katakan benar atau tidak...

"Hai kak...sudah sangat terlambat ya? Aku tahu...tapi semoga ini lebih baik daripada aku terus lari dari tanggung jawab ku..maaf kan aku kak...aku ceroboh, aku hanya memikirkan diri ku sendiri...aku menyebabkan kakak meninggal."

Because  of you... ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang