Bof 20

415 23 4
                                    

Arbella langsung pamit pulang setelah membuka rahasia nya bersama Adit. Namun sebelum pulang, gadis itu tetap berpesan agar keluarga Adit mulai memikirkan kapan mereka akan melamar diri nya.

Kirana duduk di sofa kamar nya, sementara Adit berjongkok di hadapan nya. Kegiatan ini sudah terjadi sejak setengah jam yang lalu.

"Ran...please ngomong." ujar Adit frustasi karena sejak Bella pulang tak sepatah kata pun keluar dari bibir Kirana.

Kirana tak tahu harus bereaksi seperti apa, walau yang jelas rasa kecewa menggelayuti nya.

Adit dan Bella memang melakukan nya sebelum Adit menjadi suami nya, tapi tetap saja kedua nya bahkan hampir saja punya momongan.

Lagipula apa yang Bella katakan memang benar, Rana telah mengambil Adit dari nya. Walaupun karena keterpaksaan.

Lalu kalau sudah begini, apa yang harus Kirana lakukan?.

Tanpa menghiraukan Adit yang terus memohon, Kirana justru meninggalkan Adit sendirian di kamar.

***

Tok tok tok

"Mah, boleh Rana masuk?" tanya Kirana di depan kamar mertua nya.

Tak lama pintu kamar pun langsung terbuka.

"Masuk Ran..." ajak Helena lembut.

Di dalam kamar ternyata juga ada Rama, papah mertua nya.

"Duduk di sini Ran..." ucap Rama sambil menepuk sofa di sebelah nya.

Kirana pun duduk dengan di apit mertua nya.

"Papah sama mamah minta maaf atas perbuatan Adit, kami benar-benar tidak tahu seperti apa kehidupan nya di Amerika sana." Rama berbicara sambil menautkan dua telapak tangan nya.

"Dulu Panji sama Luna juga kuliah di Amerika, dan kedua nya baik-baik saja.Jadi papah pikir Adit pun akan baik-baik saja seperti kedua kakaknya. Papah baru tahu kehidupan Adit di sana lewat Luna, tadi dia cerita dengan kami berdua." lanjut Rama.

"Sekali lagi kami minta maaf ya nak..." ucap Helena.

"Mamah sama papah nggak salah, Rana yang seharusnya minta maaf."

Kirana menatap kedua mertua nya bergantian.

"Kamu nggak salah nak, pernikahan kalian terjadi karena sudah takdir. Kami berdua tahu, kamu terus merasa bersalah pada Arbella, tapi percaya lah papah rasa Adit pun tidak menyesali pernikahan kalian."

Kirana diam mendengar penuturan papah mertua nya. Perasaan nya saat ini benar-benar kalut, Kirana ingin menenangkan diri.

"Kamu nggak papa Ran?" tanya Helena sambil menyentuh tangan Kirana yang bergetar.

Mendengar pertanyaan dari mertua nya, justru membuat tangis Kirana akhirnya pecah.

"Nak..." Helena memeluk Kirana dari samping, coba menenangkan menantu nya.

"Maaf in Rana mah, pah..."

Rama menepuk pelan tangan Kirana yang masih bergetar.

"Kamu tenang ya..." Helena kembali menenangkan Kirana.

"Atau kamu ingin sesuatu?" tanya Rama.

Kirana diam, namun kemudian membetulkan posisi duduk nya dan menunduk.

"Kirana minta ijin untuk tinggal di panti sementara waktu pah, kalau papah ijin kan."

Rama dan Helena saling berpandangan. Meninggalkan Adit dalam kondisi seperti sekarang sebenarnya tidak tepat untuk kedua nya. Namun Rama juga paham betul Kirana butuh waktu untuk menerima kenyataan yang baru mereka dengar.

Because  of you... ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang