Kirana menatap rintik hujan sore ini dari jendela kamar nya, di tambah angin yang bertiup lembut makin membuat Kirana menikmati kegalauan nya.
Setelah mengatakan siap menjadi istri kedua Adit, Arbella kemudian berpamitan, meninggalkan Kirana dengan luka di hati nya.
Bukan hanya karena perkataan menjadi istri kedua yang Kirana pikirkan, namun perkataan Arbella tentang Kirana yang tak akan mudah menghapus kenangan kedua nya, cukup mengganggu ketenangan Kirana.
Kirana rasa apa yang Arbella ucapkan benar ada nya. Adit dan Bella sudah menjalani hubungan selama tiga tahun di Amerika, mereka tinggal bersama dan bahkan sempat hampir memiliki anak.
Sebenarnya Kirana juga tak ada niatan untuk menghapus Bella dari ingatan Adit, karena Kirana meyakini tak ada yang bisa benar-benar melupakan kenangan dalam hidup tiap orang. Karena jika hanya sekedar mengingat tanpa ingin mengulang kembali, Kirana pikir hal tersebut wajar saja.
"Ran..."
Kirana menoleh dan mendapati bu Mila sudah di belakang nya.
"Maaf ya ibu langsung masuk, soal nya ibu sudah ketuk berkali kali tapi nggak Rana jawab."
"Nggak papa bu, Rana yang minta maaf, nggak denger pas ibu panggil. Ada apa bu?"
"Makan dulu yuk, tadi adik-adik kamu sudah makan, tinggal kamu yang belum."
Kirana tersenyum...
"Nanti saja bu, Rana belum lapar."
Bu Mila menghela nafas. Wanita paruh baya ini sebetulnya sedikit mendengar percakapan Kirana dan Arbella, dan bisa memahami jika sekarang anak asuh nya ini tengah dilanda dilema yang luar biasa.
"Kamu ada masalah?"
Kirana menatap bu Mila dengan lembut, kemudian menggeleng.
"Nggak ada bu, Rana cuma sedang menikmati gerimis...sejuk ya bu."
Kirana kembali menatap rintik gerimis dari jendela kamar nya, sementara bu Mila mengusap lembut pundak Kirana, berusaha menguatkan wanita muda yang sudah di asuh nya sejak dua puluh tahun yang lalu.
"Ya sudah ibu tinggal ya, kalau kamu mau makan bisa ambil di lemari yang biasa."
Kirana menoleh kemudian mengangguk sambil tersenyum dan membiarkan bu Mila meninggalkan nya sendiri di dalam kamar.
Dan entah sejak kapan, namun rasa rindu pada almarhum Panji tiba-tiba mengisi relung hati Kirana.
"Kak...seandainya kak Panji masih ada..."
Kirana tidak melanjutkan kata-kata nya karena jika Kirana sadar kata-kata nya tadi seolah menyalahkan kepergian Panji dan Kirana merasa ini tak benar.
Kirana yakin tak ada yang mau seperti ini, siapa pun itu.
"Rana kangen kak Panji..."
***
"Kalau boleh tahu, Kirana pergi kemana ya bu?"
Sore ini Adit memang menyempatkan datang ke panti asuhan, namun sayang nya Kirana sedang tak ada.
"Ibu juga kurang tahu, pergi nya persis setelah hujan berhenti sih nak. Mungkin bertemu Lila atau nak Kevin."
"Tapi tadi siang saya baru saja dari tempat Kevin, dan di sana tidak ada Kirana. Dari kantor saya langsung ketemu Kevin di cafe nya dan ada Lila juga di sana, tapi Rana..."
"Sudah nak Adit hubungi ponsel nya?"
"Sudah, tapi tidak terhubung. Kemungkinan Rana mematikan ponsel nya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Because of you... ( TAMAT )
RomanceKisah antara Rana dan Aditya yang harus menjadi suami istri karena musibah yang menimpa kedua nya...tak saling mengenal namun kemudian harus mengikat janji suci pernikahan. Bagaimana kedua nya menjalani rumah tangga? Adakah orang lain yang akan ter...