Why?

750 99 6
                                    

Satu kata yang didengar dipendengarannya. Hati nya sakit, sangat sakit. Wanita yang ia tunggu tak mengenalnya? Mustahil.

"K-kamu siapa?!" Bentak Jehyo lagi

"Aku--aku kak Yeosang kamu." Yeosang

Semua suasana tenang disini berubah menjadi canggung.

Yeosang mulai mendekati Jehyo dengan langkah hati-hati, takut Jehyo melakukan sesuatu yang ia tak inginkan.

"Kamu siapa!" Jehyo

Jarak mereka tak jauh. Sampai akhirnya Yeosang memeluk tubuh Jehyo yang masih terbaring disana. Lelaki itu memejamkan matanya, berharap keajaiban datang.

Ia gegar otak, dan patah tulang.

Ucapan itu terus berputar didalam otak Yeosang. Matanya terus terpejam sambil mengelus surai hitam Jehyo, gadisnya.

"Udah tiga hari! Tiga hari kakak nunggu kamu. Tapi kenapa? Saat kamu sadar, kamu gak inget siapa kakak." Celotehnya

Dan sudah tiga hari juga, Jehyo mendapat donor darah dari seseorang, entah siapalah orangnya, karena dokter pun tak mau membeberkan semua rahasia ini.

Yang dipeluk hanya bingung tak mengerti maksud Yeosang. Ia benar-benar tak mengingat Yeosang sama sekali saat ini.

Perlahan Yeosang melepaskan pelukan tersebut, lalu tangannya meraih pipi Jehyo yang masih memasang wajah tak paham dengan maksud ucapan Yeosang.

"Coba inget, siapa kakak?"

Jehyo menggeleng lemas sambil menatap wajah Yeosang lekat-lekat. "Gak, aku gak inget."

Pria ini menghela nafas nya dengan wajah yang takut sekaligus cemas. Matanya mulai menggenang, tanda air mata akan turun dari matanya. Tapi, ia bisa menahannya.

"Kamu inget mamah? Mama dan sahabat kamu?" Yeosang

Jehyo mengangguk setelah mendengar pertanyaan Yeosang. "Mamah? Aku cuma inget mamah."

"Keluar kamu dari kamar ini!" Usir Jehyo

Entah mengapa, Yeosang menurut dan segera keluar dari ruangan Jehyo dengan wajah yang murung. Hari ini, malam ini tepat jam setengah 12 malam ia diusir oleh Jehyo.

Sebelum keluar, ia juga sempat mendengar ringisan dari mulut Jehyo karena semua tubuhnya terasa sakit, sangat sakit.

Tiga hari--- kakak nunggu

Pria ini berjalan agak malas dengan kaus hitam tanpa jaket yang ia kenakan malam ini. Matanya memincing sesuatu yang terjadi dari kejauhan.

Ia melihat Min gi duduk dikursi roda sambil menahan rasa sakit di kaki sebelah kanannya dengan wajah yang meyakinkan bahwa luka dibalik perban itu sangat sakit.

Ia juga melihat dua suster yang menjaga Min gi dari belakang. Lalu kembali ke Min gi, yang ia lihat kali ini pria itu sedang menatap bintang dilangit yang gelap sambil tersenyum, seolah-olah sedang berterima kasih kepada sang pencipta.

Tapi Yeosang sama sekali tak mau mendekati Min gi yang sedang terlihat amat senang dari kejauhan sana. Yeosang malah mendudukan dirinya dibangku depan ruang inap Jehyo.

"Permisi? Anda saudara Jehyo?" Dokter

Yeosang memposisikan dirinya berdiri menghadap dokter yang berada dihadapanya sekarang.

"Iya benar, ada apa?"

"Kami, harus membawa Jehyo ke Luar Negeri--dan kami sudah menginformasikan ke orang tua anda kata mereka----setuju! Permisi."

Kak Yeosang • Ateez -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang