Tonight

770 105 8
                                    

Apa yang bisa dilakukan Yeosang jika selama tiga hari ini ia masih belum bisa melihat senyum dari wajah Jehyo.

Betapa khawatir nya ia tiga hari dua malam menunggu Jehyo. Sedangkan dokter hanya mengatakan itu semua karena proses 'obat'.

Lelah bukan dengan kata obat ini?

"Yo, bangun dong." Papah

Sejak tiga hari ini papah juga lebih sering nunggu Jehyo walaupun juga sering dipaksa pulang sama anak nya sendiri.

Selama Jehyo sakit, Yeosang bisa menjadi lelaki yang baik, lelaki yang tepat waktu karena harus mengurus Jehyo di rumah sakit dengan baik dan ia juga sering mundar-mandir dari rumah ke rumah sakit.

"Kamu udah makan?" Tanya papah

Yeosang nganggukin kepala. "Udah."

Dengan begitu percaya nya papah cuma ber oh-iya sama ucapa putra nya yang satu ini. Ya, walupun ia berbohong.

Dari sisi jendela Yeosang liat orang berlalu-lalang, bahkan ada juga orang yang bergumam senang karena salah satu dari keluarga nya 'sembuh'.

Pria ini bangkit dari duduk nya dan keluar dari kamar inap begitu saja. Langkahnya tergesa-gesa waktu berjalan.

"Mau kemana?" Papah

"Mau kedepan sebentar."

Bruk

Pintu tertutup begitu saja dan mengeluarkan suara yang kencang dalam kamar tersebut.

"Dasar anak muda." Cibir papah

Tujuan nya Yeosang keluar untuk apa? Untuk menjenguk Min gi kekamar sebrang nya, tapi sebelum itu ia membeli makanan dan minuman yang berada di kantin rumah sakit ini.

Sebelum masuk ke kamar Min gi ia memakai pakaian khusus untuk masuk ke IGD dan meletakan jaket nya di gantungan depan.

Terlihat Min gi yang sedang tidur diatas kasur bertumpu besi sambil mengeratkan kedua telapak dan jari jemarinya. Suhu didalam juga begitu dingin karena terpasang suhu pendingin yang lebih dingin dari kamar Jehyo.

Wajah nya pucat namun bersih.

"Min gi--" panggilnya

Masih tak ada respon dari empu-nya, Yeosang terus berjalan kearah Min gi sambil menenteng makanan yang ia bawa.

"Min gi."

Lima detik, Min gi bangun dan sadar ada Yeosang disamping nya yang masih terus menahan senyum nya.

"Udah makan?" Yeosang

"Belum, kan gue sendiri, lagian siapa yang mau ngurusin gue." Ceplos nya

Yeosang masih senyum. "Nih makan gue beliin."

"Makasih."

Dua pria ini terlihat seperti adik kakak yang saling menyayangi.

"Oh iya gue mau cerita." Yeosang mulai bercerita

"Cerita apa? Cerita aja."

"Kemarin, ada orang yang ngedonorin darah nya buat Jehyo, pas banget darah itu dibutuhin, dan pas gue nanya dokter yang donorin siapa sama dokter nya gak dikasih tau."

Min gi yang asik mendengarkan cerita Yeosang hanya diam dan senyum. Lalu ia melahap bubur pemberian Yeosang.

Sejenak atmosfer didalam kamar ini berubah. Mereka saling bercerita, ketawa, dan juga saling mencibir.

"Gue masih inget, waktu pertama ketemu sama Jehyo lagi di LA, rasanya seneng. Tapi gue pikir lagi, kalo Jehyo emang lebih sayang sama lo."

Yeosang tersipu malu. "Lo juga sebenernya siapanya Jehyo dulu?"

Kak Yeosang • Ateez -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang