Usahakan tekan tombol bintang
Dipojok kiri bawah sebelum membaca yah.Terima kasih.
Happy reading.
.....
"Dia dimana sih. Kok belum muncul-muncul, padahal dia kan tau aku akan menjemput jam delapan. Aku kirim pesan juga gak di bales. Apa aku samperin aja." gerutu seorang pria yang sedari tadi menunggu dengan kesal di dekat motornya. Sesekali ia juga melirik jam di pergelangan tangannya.
Namun saat dirinya menunduk, tak sengaja ia melihat sepasang kaki seseorang berjalan menghampirinya.
"Kau da...," ucapannya terhenti disaat melihat seorang gadis yang begitu cantik berdiri di depannya.
"Maaf menunggu lama." cicitnya
Namun sang pria hanya diam membisu. Menatap gadis di depannya tak berkedip. Bagaimana tidak, gadis di depannya begitu sangat cantik. Dengan memakai jeans putih dan kemeja pink lengan panjang, serta rambutnya yang dibiarkan terurai indah.
"Daffa. Kau tidak apa?" ucap gadis itu yang tak lain ialah Ananda.
"Ehh..apa?"
"Kamu tidak apa-apa. Kenapa diam saja."
"Eh. Tidak kok. Kamu sangat cantik Ananda."
Kedua pipi Ananda seketika merona mendengarnya.
"Ish apaan sih, ngegombal mulu."
"Hehe. Gak kok, beneran deh kamu cantik. Ya udah kita berangkat sekarang."
Namun sebelum melajukan motornya. Daffa terlebih dahulu memberikan helmnya untuk Ananda pakai. Bagaimana pun keselamatan kan lebih penting. Ananda hanya tersenyum menerimanya.
"Pegangan yang erat yah."
"Gak, gini aja."
"Pegangan Ananda. Kalau kamu nanti jatuh gimana?" tanpa menunggu lama, Daffa menarik tangan Ananda agar memeluk pinggangnya.
"Nah begini lebih baik. Supaya kamu enggak jatuh."
"Dasar modus."
....
"Daffa beneran kita makan disini?"
"Iyah. Memangnya kenapa? Kamu tidak suka yah?"
"Eh..bukan begitu..maksudku.." ucapnya gugup. Bagaimana tidak Daffa membawanya ke Restoran yang begitu besar dan mewah. Orang-orang yang berlalu lalang juga sepertinya orang yang berada. Tanpa menunggu jawaban Ananda, Daffa segera mengenggam tangannya dan membawanya masuk kedalam.
"Selamat malam tuan, dengan tuan siapa?" tanya petugas Restoran saat mereka masuk ke dalam.
"Daffa Aliandra Wijaya."
"Oh tuan Daffa. Mari saya tunjukan tempatnya."
Mereka mengikuti arahan sang petugas. Posisi meja mereka berada dipojok ruangan. Sehingga saat mereka akan mengobrol tidak akan terganggu pelanggan lain. Sebelum Ananda duduk, Daffa terlebih dahulu menarik kursinya mempersilahkan Ananda.
"Terima kasih."
"Sama-sama."
Daffa segera duduk di depannya. Tak lama setelah itu seorang pelayan menghampiri meja mereka.
"Selamat malam tuan, nona. Silahkan, mau pesan apa?" ujarnya seraya memberikan daftar menu makanan.
"Kamu mau pesan apa Ananda?"
"Euhh. Terserah kamu saja."
"Baiklah. Kalau begitu saya pesan menu favorite yang ada di sini saja."
"Baiklah tuan. Sebentar lagi pesanan anda saya siapkan."
Mereka mengobrol bersama sembari menunggu pesanan mereka siap. Sesekali Ananda tertawa karena lelucon yang diucapkan Daffa. Begitu pun Daffa dirinya begitu terpesona melihat senyum indah Ananda. Entah mengapa hatinya ikut menghangat begitu melihatnya.
Tak lama setelah itu, pelayan kembali membawa pesanan mereka dan menyajikannya.
"Selamat menikmati."
"Terima kasih."
"Ayo sekarang kita makan, perutku juga sepertinya tak sabar tuk diisi." canda Daffa. Ananda hanya menganggukan kepala.
Namun barusaja mereka akan menikmati hidangannya. Seorang wanita menghampiri mereka. Lebih tepatnya menghampiri Daffa
"Hai, honey."
*****
Siapakah wanita itu ? Dan kira-kira Apa yang akan terjadi ?
Makannya pantengin terus ceritanya.
Ys
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine (End)
Teen Fiction"Jangan bohong Daf, aku tau semuanya." "Sayang, aku bisa jelasin." Daffa ikut berdiri dan mencoba menenangkan Ananda, namun respon Ananda malah menjauhinya. "Stop. Aku gak nyangka tau, aku..hiks..kira kamu emang beneran cinta sama aku" Ananda mulai...