"Kamu disini?" Ananda terkejut melihat Olivia berdiri menunggunya, didepan Restoran saat jam pulang.
"Gue mau ngomong."
"Ada apa?" tanya Ananda. Dan Ananda heran bagaimana Olivia mengetahui tempat kerjanya.
"Yakin lo disini?" Olivia menatap Ananda seakan meremehkan.
"Ya udah. Kita cari tempat lain aja."
*
"Jadi, kamu mau bicara apa?" tanya Ananda kembali setelah menemukan tempat yang cocok untuk mengobrol.
"Gue cuman mau bilang, gue kasihan sama lo." tunjuk Olivia pada Ananda.
"Maksudnya?"
"Lo tuh jadi cewek polos banget yah, sekarang gue tanya lo yakin Daffa emang beneran cinta sama lo?".
"Tentu saja" jawab Ananda lantang.
Olivia tiba-tiba tertawa mendengar jawaban Ananda, seakan itu adalah sebuah lelucon yang sangat lucu.
"Kenapa kamu tertawa?" seraya menatap olivia heran.
"Ananda... Ananda, bego banget sih lo. Gue kasih tau yah, Sebenarnya Daffa tuh gak cinta sama lo. Dan lo harus inget, dia itu cuman nepatin amanah Alm. Pacar lo dulu" ucap olivia setelah tawanya reda.
"APA?" Ananda syok mendengarnya. Hingga ia merasa kakinya terasa sangat lemas untuk menopang tubuhnya.
"Gak mungkin...ka..mu pasti bohong" lanjut Ananda seraya menggelengkan kepalanya.
"Kalo lo gak percaya, tanya aja sama Daffa. Gue yakin seratus persen dia emang gak cinta sama lo. Dan ingat apapun yang telah menjadi milik gue, gak akan gue kasih sama orang lain." ancam Olivia dan berlalu meninggalkan Ananda sendirian.
"Gak mungkin Daffa seperti itu, di..a pasti berbohong" ucap Ananda meyakinkan dirinya.
- - - - - - - - -
Setibanya di rumah, Ananda berjalan dengan tatapan kosong. Ananda masih memikirkan ucapan Olivia tadi sore.
"Apa benar yang dikatakan Olivia, apa Daffa setega itu membohonginya." begitu banyak pertanyaan yang sekarang berada didalam pikiran Ananda.
Ananda berlari memasuki kamarnya, tanpa mendengarkan teriakan sang mama yang memanggilnya.
"Anak itu Kenapa?" mama Nita tak ambil pusing, ia rasa mungkin putrinya hanya kecapean saja.
*
Setelah di kamar Ananda memutuskan untuk menelpon Daffa. Tak lama panggilannya pun tersambung.
"Sayang, ada apa. Tumben nelpon, kangen yah." ucap Daffa lembut diseberang sana.
"Besok kamu sibuk gak?"
"Enggak, emang kenapa sayang?"
"Aku mau ketemu."
"Ya udah. Nanti setelah kamu pulang kerja aku jemput yah."
"Gak usah, kita ketemu langsung aja di taman deket restoran."
"Ya udah, nanti aku kesana."
Tut..tut
Ananda mematikan teleponnya sepihak, tanpa menunggu lawan bicaranya terlebih dahulu. Entah perasaan apa yang mampu mendeskripsikan keadaaan Ananda saat ini. Yang pasti saat ini pikirannya sangatlah kacau, setelah bertemu Olivia.
- - - - - - - - -
"Sayang, ada apa? Tumben ngajak ketemu." Daffa duduk dibangku taman sebelah Ananda, sedangkan sang kekasih malah diam saja.
"Apa kamu kenal sama Alm. Rio?" tanya Ananda tiba-tiba dan menatap tajam Daffa. Seketika Daffa tidak bisa menyembunyikan ekspresi syoknya. Mendengar pertanyaan Ananda.
"Ri..o siapa sayang, a..aku gak kenal" ucap Daffa terbata-bata, yang membuat Ananda langsung berdiri.
"Jangan bohong Daf, aku tau semuanya."
"Sayang, aku bisa jelasin." Daffa ikut berdiri dan mencoba menenangkan Ananda, namun respon Ananda malah menjauhinya.
"Stop Daf. Aku gak nyangka tau, aku..hiks..kira kamu emang beneran cinta sama aku" Ananda mulai terisak.
"Aku emang cinta sama kamu sayang, aku..,"
"Udahlah Daf, harusnya aku sadar dari awal. Mana mungkin kamu cinta sama aku. Aku kecewa Daf kamu tega bohongin aku."
"Bukan gitu Ananda."
"Lalu apa hah? bodohnya aku karena begitu percaya sama kamu, dan apa balesannnya. Kamu malah bohongin aku. Harusnya kamu bilang dari awal daf, kamu jujur sama aku, jangan gini caranya." Ananda semakin menangis tersedu.
"Sayang, aku..," Daffa mencoba menggapai tangan Ananda tapi lagi dan lagi ditepis kasar oleh Ananda.
"Jangan sentuh aku, aku kecewa sama kamu." Ananda pun berlari setelah mengeluarkan segala emosinya. Tak peduli akan teriakan Daffa.
"Ananda...sayang tunggu aku bisa jelasin." teriak Daffa dibelakangnya.
Namun Ananda tak hiraukan. Ananda terus berlari sejauh mungkin.
"Apa ini akhir cinta kita Daf". Batin Ananda sembari menyeka air matanya yang tidak berhenti menetes, Membasahi pipinya.
******
Hallo guys✋
Gimana nih part kali ini?
Jangan lupa votenya juga yah dan tetep pantengin ceritanya.
Salam dari Author
Ys.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine (End)
Teen Fiction"Jangan bohong Daf, aku tau semuanya." "Sayang, aku bisa jelasin." Daffa ikut berdiri dan mencoba menenangkan Ananda, namun respon Ananda malah menjauhinya. "Stop. Aku gak nyangka tau, aku..hiks..kira kamu emang beneran cinta sama aku" Ananda mulai...