"Kamu..," ucap pria itu. Raut wajahnya berubah terkejut seketika. Seolah-olah tak percaya melihat seseorang yang tengah berdiri di dekatnya.
"Ananda bukan?" lanjut pria itu.
Ananda sedikit bingung, dia merasa asing dengan pria di depannya.
"Ini aku Raka." ucap pria itu seolah mengetahui kebingungan Ananda.
1 detik
2 detik
3 detik
"Kamu..." ucap Ananda terbata-bata
"Iyah ini aku. Duduk dulu An." ajak pria yang menyebut dirinya Raka itu.
Raka adalah teman Ananda saat masa sekolah dulu.
"Ini beneran kamu?" tanya Ananda.
"Iyah. Emang ada yang berubah yah sama aku, sampe kamu pangling gitu."
"Beda banget sekarang kamu ka."
Ka adalah nama panggilan Raka saat masa sekolah dulu.
"Iyalah. Jauh lebih tampan bukan." Raka menaikan alisnya menggoda Ananda.
"Masih sama ternyata. Tingkat kegeerannya masih ada." cibir Ananda.
"Gak papa, emang fakta juga."
Mereka berdua saling menatap dan kemudian tertawa bersama.
"Oh iyah kamu apa kabar?"
"Seperti yang kamu liat, aku baik-baik aja kok." Ananda tersenyum manis.
"Tapi ada yang beda loh sama kamu."
"Apa?"
"Tambah cantik." puji Raka sembari menatap lekat Ananda.
"Bisa aja."
"Btw kita udah berapa lama yah gak ketemu."
"Mungkin 4 tahun deh. Setelah kita lulus sekolah."
"Udah lama juga ternyata."
"Emang kamu kemana aja sih Ka, kok ngilang kabar gitu aja?"
"Aku lanjutin kuliah."
"Oh. Pantesan. Terus sekarang kamu kerja apa?"
"Aku bantuin papa ngelola perusahaan."
"Kantoran yah sekarang kamu."
Mereka berdua terlalu asyik mengobrol sehingga tidak menyadari seseorang sudah berdiri di depan mereka.
"Ekhem."
Sontak mereka menghentikan acara bincang-bincang mereka dan menoleh kearah sumber suara.
"Daffa." ucap Ananda.
"Kenapa belum pulang?" tanya Daffa datar.
"Maaf. Aku terlalu asik mengobrol. Oh iyah Ka, perkenalkan ini Daffa."
Raka mengulurkan tangannya, Daffa membalasnya.
"Raka"
"Daffa. Pacarnya Ananda" Daffa sengaja menekankan kata "pacar" seolah mengingatkan Raka bahwa Ananda hanya miliknya. Sedangkan Raka hanya tersenyum kikuk.
"Ayo pulang." ucap Daffa dengan entengnya.
"Bentar aku bawa tas dulu di belakang." ucap Ananda. Dan meninggalkan mereka berdua.
Tak lama Ananda kembali dengan membawa tasnya.
"Em Raka kalau begitu aku duluan yah." jujur Ananda merasa tidak enak kepada Raka.
"Gak papa. Duluan aja An."
Daffa mengenggam tangan Ananda, membawanya menjauh dari Raka. Raka hanya melihat kepergian mereka.
Akhirnya aku bisa ketemu kamu lagi An. Udah lama aku nyari kamu. Ternyata masih sama kayak dulu. Tapi sayang ternyata kamu udah ada yang punya. Aku hanya berharap kamu selalu bahagia Ananda. batin Raka.
.....
Sunyi.
Mungkin itulah yang menggambarkan suasana mereka saat ini.
"Emm Daffa." Ananda memberanikan diri membuka suara.
"Hm."
"Kamu marah yah? A-aku minta maaf."
Ananda menatap lekat Daffa. Namun Daffa tak sedikit pun membuka suara. Ananda hanya bisa mengeluarkan napas beratnya.
.....
Mobil sudah berhenti tepat di depan rumah Ananda. Daffa hanya diam saja sedari tadi. Ananda berniat keluar dari mobil tapi tiba-tiba saja Daffa mencekal pergelangan tangannya.
"Ada apa?" tanya Ananda bingung.
"Pria tadi siapa?"
"Dia teman sekolahku waktu dulu."
"Kenapa kalian bisa ngobrol bareng."
"Tadi gak sengaja, waktu aku nganterin pesanan ternyata yang memesannya Raka."
"Oh"
Ananda mengerti perasaan Daffa saat ini.
"Kamu marah yah."
"Menurut kamu" Daffa malah bertanya balik.
"Maaf." ucap Ananda serius. Bahkan tanpa terasa seteter air mata jatuh dari pelupuk matanya. Daffa tertegun melihatnya. Daffa memegang kedua pipi Ananda dan menghapus air matanya.
"Sutt, maaf aku gak maksud bikin kamu nangis."
"Gak papa. Aku juga minta maaf."
"Dengar aku sayang, bukannya aku ngekang kamu. Aku hanya takut aja kalau melihat kamu sama cowok lain. Kamu ngerti kan." Ananda menganggukan kepala.
"Thank you Sweety" Daffa mengecup pipi Ananda.
"Udah jangan nangis lagi. Jelek tau"
"Iyah..iyah" Ananda mengerucutkan bibirnya pertanda kesal.
"Jangan marah dong. Aku becanda kok. Bibirnya juga jangan di majuin gitu dong. Mau aku cium?" tanya Daffa menatap Ananda penuh arti.
"Daffa mesum" cibir Ananda.
"Masa?" Daffa menaik turunkan alisnya.
"Apa sih Daf. Gak jelas banget."
Mereka berdua pun saling pandang. Dan tiba-tiba saja mereka berdua tertawa. Dan Daffa yang terpana melihat senyum kekasihnya itu segera membawanya ke dalam dekapannya.
.....
Jangan lupa vote+komennya yah😉
Salam ramah dari Author
Ys.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine (End)
Teen Fiction"Jangan bohong Daf, aku tau semuanya." "Sayang, aku bisa jelasin." Daffa ikut berdiri dan mencoba menenangkan Ananda, namun respon Ananda malah menjauhinya. "Stop. Aku gak nyangka tau, aku..hiks..kira kamu emang beneran cinta sama aku" Ananda mulai...