Hari weekend ini Daffa berjanji untuk mengajak Ananda menikmati hari bersamanya. Seperti sekarang Daffa tengah bersiap sebelum menjemput Ananda. Setelah dirasa penampilannya telah oke, Daffa langsung menuju rumah Ananda.
Tak butuh waktu lama Daffa telah sampai di kediaman rumah Ananda. Ternyata sang pujaan hati telah setia menunggunya.
Selama di perjalanan Ananda merasa bosan berdiam diri. Kemudian, Ananda putuskan untuk mengecek ponselnya. Ananda hanyut dalam dunianya sampai tak sadar ia tertawa kecil. Daffa terheran, sampai tiba-tiba ada lampu merah Daffa memberhentikan mobilnya. Kesempatam itu ia gunakan untuk melihat keasikan Ananda.
"Lagi asik banget kayaknya." ucap Daffa memperhatikan Ananda. Seakan tersadar Ananda menoleh dengan senyum polosnya.
"Ini Daf. Aku lagi liat postingan di medsos. Lucu banget."
Daffa hanya tersenyum lalu mengacak rambut Ananda sayang. Ternyata kemesraan mereka tak luput dari perhatian pengemudi mobil di sebelahnya. Pengemudi itu sebenarnya tidak sengaja melihat kemesraan mereka. Tangannya terkepal kuat, terlihat jelas wajahnya yang berubah marah seketika. Pengemudi itu mengucapkan sumpah serapah setelah lampu merah berubah menjadi hijau.
Daffa putuskan mereka akan ke restoran dulu sebelum menuju tempat yang diinginkannya. Daffa takut kalau kekasihnya ini belum sempat makan. Sama halnya seperti dirinya. Daffa merasa lapar meskipun jam baru menunjukan pukul 2 siang.
Setelah mampir ke restoran Daffa kembali melanjutkan perjalanan. Ananda sendiri bingung sebenarnya Daffa mau membawanya kemana. Karena jika ia bertanya maka Daffa selalu menjawab, "nanti juga kamu tau." makannya Ananda memilih diam.
Setelah menempuh perjalanan yang agak lama, tibalah mereka di suatu tempat.
"Udah sampe Daf?" tanya Ananda memastikan.
"Iya. Yuk turun."
Mereka berdua beranjak.
"Terus kita kemana Daf?" tanya Ananda bingung. Tanpa banyak bicara Daffa menarik tangan Ananda dan membawanya pergi.
- - - - - -
"Gimana? Kamu suka gak?"
"Ini indah banget Daf." ucap Ananda antusias begitu Daffa membawanya ke sebuah danau.
"Akan aku lakuin apapun agar kamu bahagia sayang." Daffa merangkul pundak Ananda.
"Makasih."
Mereka berdua berjalan bersama. Saling bergandengan tangan menyusuri keindahan danau yang terpampang.
"Daf aku mau naik itu." tunjuk Ananda tiba-tiba ke sebuah wahana perahu yang harus dikayuh.
"Ya udah. Ayo."
Daffa menyewa perahu itu untuk memenuhi keinginan kekasihnya.
"Ini benar-benar indah Daf." mata Ananda berbinar melihat pemandangan asli danau. Sambil kakinya terus mengayuh.
"Lebih indah kamu tau." jawab Daffa tersenyum nakal kearah Ananda.
"Apaan sih Daf. Kitakan lagi bahas danau. Tau ah." Ananda memutar matanya malas.
"Gitu aja ngambek. Dasar cewek dikit-dikit sensian." cibir Daffa.
"Terserah akulah." jawan Ananda ketus.
"Maaf deh. Jangan ngambek napa, kitakan kesini mau romantis-romantisan." Daffa menunjukan ekspresi sangat cute.
"Salah kamu yang duluan ngajak ribut."
"Iya maaf."
"Aku maafin."
"Thank you my lovely." Daffa mengecup sekilat pipi Ananda.
"Ya ampun Daf. Liat kedepan. Gimana coba kalau nabrak." peringat Ananda.
"Gak bakalan sayang." ujar Daffa pd.
- - - - - -
Setelah puas mengelilingi danau. Keduanya tengah duduk di sebuah bangku yang langsung menghadap danau.
"Kamu capek gak?" tanya Daffa mesra. Ananda menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Daffa menyeka keringat dari pelipis Ananda, tanpa rasa rasa jijik sedikit pun.
"Gak capek kok ini keringetan?"
"Cuman sedikit Daf."
Daffa tersenyum manis dan tanpa aba-aba menyenderkan kepalanya dibahu Ananda. Ananda terkekeh dan mengusap pipi Daffa sayang.
Daffa meraih tangan mungil itu, dan berulang kali mengecupnya.
"Yang kamu tau enggak"
"Enggak." jawab Ananda memotong ucapan Daffa. Terlihat pria itu mencibirkan bibirnya kesal.
"Aku belum selesai yang. Makannya dengerin dulu."
"Hehe. Ya udah iya aku dengerin kok."
"Kamu tau enggak yang aku rasain waktu kamu jauhin aku?"
"Emang gimana?"
"Aku frustasi banget yang. Aku takut kamu bakal tinggalin aku." Daffa semakin menggeserkan kepalanya mencari kenyamanan dibahu Ananda.
"Kok bisa gitu? Bukannya kamu gak cinta sama aku yah." pancing Ananda. Dan benar saja tak lama Daffa bangkit dari kenyamanannya. Dan menatap tajam Ananda.
"Harus aku bilang berapa kali sih yang. Aku tuh beneran cinta sama kamu. Apa bukti aku kurang? Kamu perlu bukti lain?" ucap Daffa terpancing emosi.
"Aku becanda, kamu serius banget sih."
"Becanda kamu gak lucu. Udah tau cinta masih aja ditanya? Kalaupun kamu mau aku terjun ke danau juga aku mau. Jika itu buat kamu percaya sama cinta aku."
Ananda jadi merasa bersalah karena keterlaluan mengerjai Daffa. Ananda pikir Daffa tak serius menganggapnya. Ananda segera memeluk Daffa untuk meredakan amarahnya. Ananda menyandarkan dengan nyaman kepalanya di dada bidang Daffa.
"Pacarnya Ananda jangan marah dong. Aku minta maaf, aku hanya becanda." bujuk Ananda semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku gak marah kok sayang. Aku cuman gak suka kamu nanya kayak tadi." ujar Daffa memberi pengertian kepada gadis di dekapannya.
"Iya. Aku gak bakal ulangin lagi." janji Ananda.
"Ini baru pacarnya Daffa." Daffa membalas pelukan Ananda tak kalah erat. Seraya menghadiahi Ananda dengan kecupan sayang di puncak kepalanya.
- - - - - -
Hallo guys.
Semoga syuka sama part kali ini yah.
Jangan lupa votenya juga.
Salam dari Author
Ys.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine (End)
Teen Fiction"Jangan bohong Daf, aku tau semuanya." "Sayang, aku bisa jelasin." Daffa ikut berdiri dan mencoba menenangkan Ananda, namun respon Ananda malah menjauhinya. "Stop. Aku gak nyangka tau, aku..hiks..kira kamu emang beneran cinta sama aku" Ananda mulai...