Brak
Daffa menendang keras pintu rumah yang berdiri kokoh di depannya. Dia pun langsung memasukinya bersama Raka yang mengikutinya dari belakang. Saat tiba di dalam, Daffa merasakan hal yang sama seperti Ananda. Awal mula ia terkagum dengan suasana yang ada di dalam rumah. Jika di lihat dari mimik wajah Raka, dia juga terlihat terpesona dengan barang-barang yang tertata rapi di dalam. Namun, Lamunan mereka terbuyarkan tepat saat mereka mendengar derap kaki yang seperti nya mendekati mereka berdua. Dan terlihatlah seorang wanita yang memiliki tungkai jenjang berwarna putih dengan perawakan yang bisa dibilang body goals. jika di lihat dari raut wajahnya pun sudah pasti wanita yang memiliki postur tubuh yang luar biasa. Siapa lagi kalau bukan Olivia. Olivia menatap Daffa dengan tersenyum miring.
"Mau apa kalian kesini? Apa kalian sengaja datang kesini hanya untuk bertamu?" Ucapnya dengan nada yang seksi. Di akhir kalimatnya, dia sengaja mengedipkan sebelah matanya kearah Daffa. Membuat sang empu langsung membuang muka karena merasa eneg dengan wajah cantiknya yang menurutnya terlihat seperti badut yang ada di pameran. Walaupun kenyataannya berbeda jauh.
"Dimana kekasihku?" sarkas Daffa dengan sorot mata yang tajam. Bukannya takut, Olivia justru melangkahkan kakinya mendekati Daffa.
"Hmm, kekasihmu? Siapa dia?" ucapnya dengan nada sedikit mendesah, tangan Olivia memegangi kedua bahu Daffa, membuat sang pemilik bahu membalikkan badannya dan langsung mencekal satu tangan Olivia.
"Jangan bercanda oliv. Aku yakin dia ada disini! Sebaiknya kau jangan bermain-main dengan ku. Karena Aku bisa saja melaporkan semua ini kepada pihak kepolisian." Daffa tempererat cekalannya hingga membuat sang pemilik tangan meringis kesakitan. Saat tangannya berhasil lolos, dia terkekeh remeh
"Aku tidak bercanda. Dan aku juga tidak bermain-main." Olivia lagi-lagi membuat suara yang sama, namun dengan tempat yang berbeda. Dia sekarang berada di sisi kiri Raka. Saat dia menatap kedua manik Raka, dan memegangi tangannya. Membuat Raka merasa terganggu, dia pun pergi ke sebelah sisi kanan Daffa.
"Aku tahu dia di sini." Daffa beranjak pergi, dia mulai mencari-cari kesuatu tempat begitu pun dengan Raka. saat dia menemukan ruangan yang menurutnya di sana tempat Ananda di sandra. Daffa mencoba membuka knop pintunya.
"Ahkk terkunci." decaknya, dia berusaha menggerak-gerakkan knop pintu. Namun pintu tersebut tak kunjung terbuka.
"Ananda...," teriaknya membuat seorang perempuan yang berada di dalam ruangan terbangun. Saat mengenali suara orang tersebut, wanita itu tertatih. Dia juga membuat gerakan yang sama, yakni menggebrak pintu.
"Daffa...," lirihnya
"Ananda! Kau kah itu sayang? Maaf, selama ini aku baru menyadari bahwa kau sedang dalam masalah. Maafkan aku juga karena tidak berusaha keras untuk melarang mu bepergian dengan wanita jalang itu." jelas Daffa dengan menempelkan keningnya di pintu, Ananda juga melakukan hal yang sama namun dengan sorot mata yang berbeda, dia menangis bahagia dan juga bersedih secara bersamaan. di dalam hatinya ada rasa kecewa karena sang kekasih baru menyadari bahwa dirinya dikurung selama ini dan juga ada rasa rindu karena sudah beberapa hari ini mereka berdua tak saling bertatap muka atau pun menghabiskan waktu bersama.
"Hiks...hiks... Tolong aku Daffa." lirih Ananda
"Tenanglah sayang, aku.... Ahhk lepaskan!" Ucapan Daffa terpotong tepat saat seorang pria berbadan besar mengambil kedua tangan Daffa dengan menyimpan kedua tangannya di belakang punggung Daffa. Pria itu langsung membawanya ke ruang tengah, tempat dimana Olivia berada
-------
Setibanya di sana, terlihatlah Olivia yang tengah duduk manis di atas sofa dengan satu kaki disimpan di atas kaki yang lainnya. Tunggu, Daffa tidak melihat keberadaan Raka. 'dimana dia?' saat sepenuhnya dia melihat ruangan tengah, barulah nampak Raka yang tangannya juga sama di pegangi oleh seorang pria yang tidak dikenal. Sepertinya dia juga tertangkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine (End)
Teen Fiction"Jangan bohong Daf, aku tau semuanya." "Sayang, aku bisa jelasin." Daffa ikut berdiri dan mencoba menenangkan Ananda, namun respon Ananda malah menjauhinya. "Stop. Aku gak nyangka tau, aku..hiks..kira kamu emang beneran cinta sama aku" Ananda mulai...