17. Pengacau

90 34 6
                                    

Upayakan tekan tombol bintang
Dipojok kiri bawah sebelum membaca yah.

Terima kasih.

Happy reading.

....

"Hai honey"

Mereka berdua seketika diam dan melihat arah suaranya. Seorang wanita cantik berdiri dihadapan mereka dengan senyum manis yang di tunjukannya. Lebih tepatnya di tunjukan untuk Daffa. Karena wanita itu bahkan seperti tak ingin melihat Ananda.

"Oliv, sedang apa kau di sini?" ucap Daffa ikut berdiri.

"Aku merindukanmu. Tidak bolehkah aku merindukanmu?" ucap Olivia dan dengan tidak malunya mencium pipi Daffa di depan Ananda. Seketika Ananda terkejut melihatnya dan segera memalingkan wajahnya.

"Apa-apaan kau ini, Oliv."

"Memangnya kenapa honey"

Daffa melirik Ananda yang hanya memalingkan wajahnya.

"Ananda."

Ananda menoleh bergantian kearah Daffa dan melihat wanita di samping Daffa yang merangkul mesra tangannya.

"Dia siapa honey? Kenapa bisa disini?"

"Diamlah Oliv !" bentak Daffa dan melepaskan rangkulan tangan Olivia.

"Emm Daffa sepertinya aku pulang saja. Terima kasih atas makan malamnya." Ananda segera berlalu meninggalkan Restoran. Entah mengapa berlama-lama disana membuat hatinya seakan memanas.

"Ananda tunggu." namun tangannya dicekal saat akan mengejar Ananda.

"Kau ini kenapa selalu menggangguku. Untuk apa kau muncul lagi di hadapanku."

"Daffa aku...,"

"Diam. Sungguh kau membuatku begitu muak melihatmu. Aku sudah sangat senang kau sudah menghilang dari hidupku. Kenapa kau kembali."

"Aku...."

Daffa segera mengeluarkan uang dari dompetnya dan menaruh diatas meja. Kemudian berlalu mengejar Ananda

....

Daffa sudah mencari Ananda kesana-kemari dengan motornya namun tak kunjung menemukannya. Di saat dirinya tak sengaja melihat kedepan sana, Daffa melihat seorang gadis duduk disebuah bangku seorang diri. Yang ia yakini itu Ananda.

"Ananda." ucapnya begitu berdiri di depan gadis itu.

"Daffa kau disini? bukannya kamu...,"

"Suttt diamlah kau ini banyak sekali bicara." ucapnya menaruh jari telunjuknya tepat di bibir sang gadis. Yang seketika membuat Ananda diam membisu.

"Kita perlu bicara." mereka duduk bersama di bangku itu. Untung saja bangkunya muat untuk dua orang.

"Kenapa kau meninggalkanku disana?"

"A..aku hanya tidak ingin mengganggumu."

"Mengganggu apa? Akukan mengajakmu makan malam tapi kau malah meninggalkanku di sana sendirian."

"Tapi aku tidak enak mengganggu kalian. Terlebih di sana ada kekasihmu." ucap Ananda menundukan kepalanya.

"Kekasih siapa maksudmu?"

"Perempuan tadi kan itu kekasihmu." Ananda kembali menatap Daffa.

"Siapa bilang dia kekasihku? Apa aku pernah mengatakannya padamu?"

Ananda menggelengkan kepalanya.

"Sudahlah jangan bahas perempuan itu lagi. Gara-gara dia makan malam kita berantakan. Padahal aku sudah menyiapkan makan malam kita di sana." jelasnya panjang lebar.

"Maafkan aku."

"Hey kenapa minta maaf, ini bukan kesalahanmu."

"Tapi aku..."

"Sudahlah lupakan saja. Lalu bagaimana makan malam kita. Apa kita cari Restoran lagi saja." usulnya.

Ananda terdiam. Terlebih saat mendengar Daffa menyebut kata 'kita' untuk mereka. Entah kenapa jantungnya juga selalu berdetak kencang bila di dekat Daffa.

"Tidak usah. Mending kita makan didekat rumahku saja. Disana ada penjual nasi goreng. Kau mau?"

"Hmm tidak masalah. Lagipula aku sangat lapar saat ini."

Mereka pun pergi ketempat yang di maksud Ananda.

....



Gimana ? Makan malam mereka jadi berantakan yah gara-gara Olivia. Pasti kesel kan sama Olivia.

Pantengin terus ceritanya

Ys

You Are My Sunshine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang