36. Rahasia

113 4 0
                                    

"Hai"

"Oliv" ujar Daffa

"Akhirnya ketemu lagi yah Daf. Kayaknya kita jodoh deh" Olivia tersenyum manis kearah Daffa.

"Ngaco lo. Lo gak liat apa gue lagi jalan sama pacar gue." Daffa menggenggam erat pinggang ramping Ananda. Olivia memandang sinis Ananda.

"Daripada jalan sama dia, mending sama aku Daf. Gak cocok tau gadis kampung kaya dia ada dideket kamu" ajak Olivia terang-terangan.

"Mending pacar gue daripada lo. Seenggaknya pacar gue cantik bukan wajahnya aja tapi juga hatinya. Gak kayak lo busuk"

"Kamu pasti menyesal karena udah nolak aku Daf" Olivia berlalu begitu saja. Karena malu mendengar sindiran yang begitu menyakitkan dari lelaki yang pernah menjadi pacarnya.

Daffa menoleh ke arah Ananda, takut kekasihnya sakit hati mendengar ocehan Olivia.

"An...,"

"Aku gak papa kok" potong Ananda seolah mengetahui ketakutan sang kekasih.

"Kamu jangan dengerin yah ucapan 'wanita gila' itu" Daffa menggenggam erat tangan mungil Ananda. Ananda hanya tersenyum mendengar Daffa menyebut wanita cantik seperti Olivia dengan 'wanita gila'.

"Nah gitu dong senyum kan jadinya cantik, makin cinta deh."

"Apaan sih Daf, ngegombal mulu"

"Emang kenapa?"

"Inikah di mall, malu kalau orang lain denger"

"Oh, kalau lagi berdua, bolehkan?" Daffa menaik turunkan alisnya.

"Tau ah" Ananda sebal sehingga bibirnya maju beberapa centi.

"Itu bibir kayak pengen dicium aja" goda Daffa melihat Ananda memanyunkan bibirnya.

"Daffa" Ananda melotot.

"Eh..maaf deh becanda sayang"

"Hm"

"Kamu mau belanja apalagi?" tanya Daffa.

"Aku mau es krim Daf, bolehkan?"

"Boleh dong sayang, apapun buat kamu"

- - - - - - - - - -

"Mau pesen apa mas, mbak?" tanya seorang pelayan menghampiri meja mereka.

"Kamu mau es krim rasa apa sayang?" tanya Daffa kepada Ananda.

"Em..es krim rasa strawberry sama vanila aja"

"Baiklah. Ada lagi?" tanya sang pelayan.

"Itu aja mbak" ucap Daffa.

"Ditunggu sebentar yah mas, mbak"

"Kamu gak pesen juga Daf?"

"Gak sayang, soalnya aku gak terlalu suka makanan manis"

"Oh"

- - - - - - - - -

"Selamat menikmati" ucap pelayan setelah menyajikan pesanan es krim mereka.

"Terima kasih" ucap Ananda.

Pelayan itu hanya tersenyum dan berlalu. Ananda menatap es krim tersebut dengan penuh minat. Seakan ingin segera melahapnya. Dan Ananda pun menyantapnya dengan penuh nikmat. Menikmati sensasi es krim yang dingin itu masuk kedalam mulutnya. Sedangkan Daffa menopang dagunya dengan kedua tangan. Menatap Ananda.

"Ya ampun, ini enak sekali" ucap Ananda disela-sela memakan es krimnya. Daffa hanya terkekeh melihatnya, seakan tersadar Ananda menoleh.

"Kamu mau?" tawar Ananda yang hanya dibalas oleh gelengan kepala.

"Coba dulu deh, enak banget tau" Ananda menyodorkan sesendok es krim kearah Daffa. Akhirnya, Daffa pasrah dan menerima suapan es krim.

"Mau lagi?"

"Enggak sayang, kamu aja yang makan"

"Ya udah" Ananda kembali menikmati es krim, hingga 2 cup besar es krim itu lenyap dalam sekejap.

"Sayang, kayak anak kecil aja deh. Belepotan gitu." Daffa mengelap sisa es krim yang ada disudut bibir Ananda dengan ibu jarinya.

"Eh..makasih" cicit Ananda malu.

"Mau nambah lagi apa langsung pulang?"

"Pulang aja deh. Udah kenyang soalnya."

"Tunggu sebentar yah. Aku bayar dulu."

"Iyah"

- - - - - - - -

Beberapa hari kemudian.

Seorang wanita menginjakan kakinya disebuah gedung Perusahaan. Wanita itu mendekati meja Recepsionist.

"Dimana Daffa?" tanya wanita itu to the point.

"Eh mbak Oliv, Mr. Daffa ada diruangannya" ujar recepsionist itu karena sudah tau bahwa wanita itu adalah Olivia. Namun dirinya belum tau kalau sekarang Olivia bukan pacarnya Daffa.

Oliv berlalu begitu saja. Setelah tiba didepan pintu ruangan. Oliv mendengar suara obrolan seseorang. Karena penasaran Oliv pun mengintip melalui celah pintu yang ia buka sedikit. Ternyata disana ada Daffa dan kakaknya Revan. Olivia urungkan niatnya untuk masuk begitu mendengar suara obrolan itu kembali.

"Jadi lo udah cinta sama Ananda?" tanya Revan menatap Daffa.

"Lo bisa liat sendiri kan"

"Iyah gue liat kok. Perubahan lo akhir-akhir ini. Tapi bukannya awalnya lo gak cinta yah sama dia? Apalagi tujuan lo kan cuman nepatin amanah Alm. Rio"

"Awalnya sih gitu. Cuman lama kelamaan gue emang beneran cinta sama Ananda. Dia bikin gue nyaman kalau sama dia"

"Bagus deh. Gue do'ain yang terbaik aja deh" Revan menepuk bahu sang adik.

"Makasih bang"

"Tumben amat lo panggil gue Abang"

"Yah gak papa lo kan Abang gue. Sekali-kali gue panggil lo Abang"

"Terserah lo"

Oliv disana hanya mendengarkan obrolan tanpa diketahui oleh kedua orang yang ada didalam.

"Jadi awalnya Daffa emang gak cinta sama cewek kampung itu. Kesempatan nih buat gue hancurin tuh cewek kampung" batin Olivia seraya tersenyum jahat. Entah apa rencana yang akan dibuat Olivia nanti.

*******

Hai guys✋

Apa kabar nih? Masih nungguin kelanjutan ceritanya gak?

Tetep pantengin yah. Dan jangan lupa vote nya😆

Salam dari Author

Ys.

You Are My Sunshine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang