19. Perasaan

92 28 3
                                    

Happy Reading

.....

"Maaf, kalian menunggu lama yah." ucap seorang gadis menghampiri sepasang kekasih yang sedang mengobrol di sebuah Cafe.

"Eh udah sampe. Gak kok, oh iyah Daffanya dimana, An?" ujar gadis di depannya.

"Ya ampun sayang, biarin Anandanya duduk dulu. Kasian baru sampe juga" omel sang kekasih.

"Makasih Bayu, dasar Siska baru juga nyampe udah dikasih pertanyaan aja."

"Hehe. Ya udah duduk dulu, An."

Ananda duduk didepan sepasang kekasih itu. Yang tak lain Siska dan Bayu.

"Daffanya mana?" tanya Siska kembali.

"Ada kok. Tadi dia nerima telpon dulu di luar."

"Oh."

Kemarin malam Siska mengajak Ananda untuk menemuinya di Caffe. Daffa juga ikut karena Siska ngomel menyuruh Ananda untuk mengajaknya. Katanya sih biar Ananda ada pasangannya. Dasar temen paling nyebelin kan. Untung Ananda sayang.

"Ekhem. Maaf menunggu." tiba-tiba seorang pria menghampiri mereka.

"Eh Daffa, duduk dulu Daf."

"Makasih."

"Oh iyah sayang, perkenalkan ini Daffa. Teman dekatnya Ananda." ucap Siska kepada Bayu dan sengaja melirik jahil Ananda.

"Hai. Bayu." Bayu mengulurkan tangannya.

"Daffa."

"Oh jadi ini yah teman dekat Ananda, yang Siska ceritain. Tampan ternyata."

"Ih apaan sih, kalian berdua itu sama aja tau." cibir Ananda.

"Kitakan sehati. Yah gak sayang?" Siska merangkul mesra tangan Bayu. Sembari tersenyum mengejek kearah Ananda. Mereka semua tertawa geli melihat Ananda yang begitu terlihat kesal.

"Kalian mau pesan apa?" tanya Siska.

"Nanti saja Sis. Oh iyah kenapa kalian mengajak kita kesini? Ada apa?" tanya Ananda serius.

"Oh itu. Sebentar." Siska mengubek isi tasnya seolah mencari sesuatu. Entah apa itu.

"Ini." Siska menyodorkan sebuah undangan kearah Ananda dan Daffa.

"Kalian...,"

"Iyah. Aku dan Bayu sepakat akan melangsungkan pernikahan 2 minggu lagi." ujar Siska dengan wajah berseri-seri.

"Wah selamat yah. Aku ikut bahagia Sis." Ananda mengenggam tangan Siska. Menyalurkan rasa bahagianya, mendengar kabar ini.

"Selamat yah Siska." ucap Daffa.

"Makasih. Kalian harus datang pokoknya."

"Pasti aku datang. Masa sahabatku menikah aku gak datang. Oh iyah setelah menikah kamu masih mau bekerja?"

"Hm, gimana yah An. Kayaknya enggak deh. Soalnya Bayu juga gak ngizinin aku bekerja setelah menikah. Iyah kan sayang?"

"Iyah An. Aku gak mau Siska kecapean bekerja. Biar aku aja yang kerja. Akukan kepala keluarga, sudah tugasku mencari nafkah untuk keluarga."

"Kamu beruntung Siska, mendapat pria seperti Bayu." Daffa ikut berbicara.

"Pasti Daf."

"Berarti aku nanti kesepian, karena kamu gak kerja lagi Sis."

"Makannya jangan kelamaan jomblo Ananda. Kamu sih kalau ada cowok mendekatimu malah dianggurin. Jadi kesepian kan." omel Siska persis seperti mama Nita kalau cerewetnya.

"Apaan sih Siska. Mulai deh nyebelinnya."

Daffa dan Bayu tertawa kecil melihat perdebatan dua gadis di depannya.

"Emangnya sikap Ananda dulu gimana, Sis?" tanya Daffa tiba-tiba.

"Dia itu terlalu cuek Daf. Masa setiap cowok mau mendekatinya malah dia tolak. Panteskan jomblo terus." Siska tertawa kecil mengatakannya.

"Iyah juga sih. Waktu aku deketin juga dia gitu. Ketus banget untung aja aku sabar."

"Tuh kan. Ananda dengerin." ucap Siska penuh penekanan.

"Terserah kalian saja."

"Tapi kamu hebat Daf. Aku perhatikan Ananda mulai luluh padamu."

"Masa sih?" ucap Daffa melirik Ananda dengan senyum manis yang ia buat.

"Aku berdo'a yang terbaik aja deh buat kalian ke depannya."

Daffa tersenyum, menganggukan kepala berbeda dengan Ananda yang hanya diam, seperti memikirkan sesuatu.

Apa yang dibilang Siska benar yah ? Apa aku mulai menyukai Daffa ? Tapi bagaimana bisa. Kami kan baru dekat beberapa minggu ini. Tapi aku juga selalu merasakan perasaan aneh saat bersamanya. Mungkin benar kata semua orang, aku harus mencoba membuka lembaran baru. Tapi apakah itu bersama Daffa? monolog Ananda melirik Daffa di sampingnya yang sedang asik mengobrol bersama pasangan itu.

....

"Yang pasti Cinta itu tidak ada yang tau kapan dan mengapa perasaan itu bisa hadir. Karena Cinta itu sebuah Anugerah yang tidak bisa dipungkiri kehadirannya."

Ys

You Are My Sunshine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang