Part 40 -Queen Hero-

1.3K 60 13
                                    

Selamat membaca 🤗

-
-

Azka dan Davine berniat untuk menginap di rumah Zafran malam ini, berniat mengerjakan tugas bersama dan menghabiskan waktu bersama tentunya

"Lo pada tau nggak kalau gue tu paling cepet ngejawab matematika di kelas, bahkan sesekolah gue paling cepet tuh?" kata Zafran dengan bangganya

Davine mendelik "Idih sampai kayu berkarat pun lo nggak bakal pinter mtk!"

"Sampai ayam jantan bertelur baru deh tu gue percaya" sahut Azka

Zafran menyisir rambutnya dengan tangannya sendiri "Tes gue kalau nggak percaya"

Davine mengangguk lalu membuka kalkulator di ponselnya "Berapa hasil 486 x 426?"

Zafran tersenyum bangga "196.286"

Davine terkekeh "Lo salah jawabannya 207.036"

"Ya tapi gue menjawabnya dengan cepat"

Davine dan Azka saling melirik satu sama lain

"Anjir!"

Zafran terkekeh "Hahaha udah kita nugas aja dulu, gue gini biar nggak spaneng kali"

20 menit kemudian

Davine melirik Azka yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya

"Ngapain si lo? Buku lo nganggur tuh!" tanya Davine seraya merebut ponsel Azka

_Jangan tanyakan padaku bagaimana kabarku, karena aku takkan baik-baik saja tanpa kamu, ea..._

"Dih alay lo bikin story beginian, buat apa nyet?"

Azka merebut kembali ponselnya "Buat ngode lah"

Zafran berdecak "Lay lo, udah si gausah bikin story begituan kalau cuma buat ngode, story lo aja diskip pas lagi loading"

Azka merotasi matanya "Namanya juga berusaha kangmas"

Davine terkekeh "Dasar nastar! Nasib jomlo terlantar"

Azka memegang dadanya sedih "Barangkali lo nggak sadar kalau bercanda lo itu menyakiti hati gue"

Zafran melempar bantal hingga mengenai wajah Azka "Hati kagak di situ bego!"

Azka memberenggut "Kalian emang nggak berperi-ketegaan ngehujat gue terus kerjaannya! Udah deh mending lanjut nugas!"

Azka mengambil kembali buku-bukunya

Davine terkekeh lalu membuka buku yang sempat ia abaikan

Zafran berjalan ke arah kamar mandi "Gih sono kerjain lo berdua, gue mau setoran ke kamar mandi dulu"

Davine membuka bukunya, ada tugas yang menumpuk dari berbagai pelajaran ternyata, Davine baru tahu kalau banyak tugas, karena sejujurnya sedari tadi ia hanya membuat garis-garis abstrak dengan pensil 8B miliknya

Davine mendengus "Semakin banyak tugas semakin pusing gue mau ngerjain yang mana duluan, dan gue pilih main hp saja... Huhu"

Davine meraih ponselnya dan memilih membuka aplikasi WhatsAppnya, tidak ada yang menge-chatnya ternyata, menjadi penonton story orang adalah pilihan terakhirnya bukan? Mau exit malas soalnya...

Krek Krek

Davine menoleh ke arah Azka "Lah malah nyobek buku lo? Buat nulis bego"

Azka hanya menatap Davine sekilas

Davine pun hanya menggedikan bahunya lalu kembali ke aktivitasnya kembali

HA

HA

I evoL uoY CUPUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang