Jera.wat

1.1K 78 21
                                    

play mulmed kawan—

Hampir tiga tahun penuh, gue hidup dengan jerawat. Sampai-sampai gue jera merawat jerawat ini. Gue sekebal Hulk akan topik yang pasti gue dengar setiap harinya.

Seolah, memiliki suatu jerawat itu dosa besar, menjijikan, dan sesuatu hal yang hina, yang mengharuskan gue untuk pindah ke planet lain dimana penghuninya memiliki kondisi wajah yang serupa, berjerawat.

Gue yakin, sih, aspek yang pertama kali dilihat ketika bertemu seseorang adalah fisik. Secara tidak sengaja kata-kata semacam, "Lo gendutan, ya?" Atau, "Kok semakin kurus, sih?" Atau, "Eh jerawatan, udah punya pacar ya?" Atau, "Kok kulit kamu hitaman, sih?" Pasti akan terlontar.

Sangat disayangkan, mereka menganggap pertanyaan itu biasa saja. Hal sepele yang tidak perlu dikhawatirkan. Hal yang lumrah. Tapi begitu pertanyaan itu ditangkap oleh seseorang yang sedang bermasalah, kata-kata yang dianggap sepele itu dapat seribu kali menyakiti hatinya.

Entah cara pandang masyarakat yang berbeda, atau kebanyakan dari mereka tidak peduli akan hal itu. Oke, mereka bisa jadi tidak tahu kalau apa yang diutarakan akan menyakiti hati seseorang. Tapi bagi gue pribadi, seseorang dapat merasakan, dapat memilah-milah apa yang harus dia ucapkan. Dapat memosisikan dirinya jika berada dalam kondisi yang sama. Insting manusia itu kuat, pengendaliannya saja yang susah.

Terkadang pura-pura tidak tahu itu sungguh amat sangat indah bagi pendengar, termasuk gue. [Pemborosan kata].

Gue selalu ingin main tanpa membicarakan fisik. Sekalipun wajah gue hancur karena jerawat-jerawat itu, gue pengen teman-teman gue itu gak peduliin kondisi gue. Karena dengan asumsi gue sendiri untuk menyembuhkan jerawat itu lebih baik dari pada asumsi teman-teman gue.

Sering banget gue dengar saran-saran mengenai jerawat gue yang sama sekali tidak mau pergi. Pakai ini lah, pakai itulah, "Eh gue pakai ini langsung hilang lho," Sejujurnya, gue tidak merasa terbantu dengan itu. Karena kulit setiap orang itu berbeda. Meskipun skin type mereka sama, reaksi akan satu produk itu pasti berbeda.

Kalau gue kemakan sama saran teman gue, dan membuat kulit gue menjadi cukup parah, gue sendiri yang akan sakit hati.

Jadi sebisa mungkin, gue akan melakukan segalanya dengan cara gue. Supaya kalau gagal, gue tidak akan menyalahkan orang lain.

to be continued

Segmen RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang