Batasan Menyukai Idol K-Pop

51 13 9
                                    

First of all, i'm a K-Pop fan too. Jadi gue tahu betul bagaimana posisi kalian sebagai penggemar, peminat genre musik tertentu, atau penikmat drama dari negara tertentu. Kayaknya topik ini lumrah banget untuk remaja, karena mostly yang menghabiskan waktunya sebagai seorang penggemar K-pop idol itu adalah seorang remaja (meskipun pasti ada juga yang sudah berumur dan mempunyai anak).

Gue menjadikan penggemar idol K-pop sebagai pantokan untuk tulisan gue saat ini, karena gue juga seorang penggemar idol K-pop. Gue merasa jauh lebih leluasa untuk mengutarakan pendapat gue karena gue sendiri punya pengalaman dibalik itu.

Menurut kalian penggemar sendiri itu apa, sih?

That's a simple question yang sebenarnya punya banyak definisi. Setiap orang punya kalimat tersendiri untuk menjelaskan arti dibalik kata 'penggemar'. Jadi agak sedikit sulit untuk mengatakannya secara terbuka.

Tapi kalau menurut gue sendiri, penggemar adalah posisi dimana seseorang menggemari sebuah karya tertentu, baik berupa musik, tulisan, lukisan, tarian, bahkan sampai film mereka. Karena gue menjadikan K-pop sebagai konteks tulisan gue hari ini, maka kita akan berkutat dengan dunia musik dan tarian.

Gue yakin setiap penggemar memiliki tingkatan rasa suka mereka tersendiri terhadap idola mereka. Terhadap tariannya, suaranya, musiknya, bahkan sampai bagaimana cara dia menanggapi suatu masalah. Gue contohnya, gue suka bagaimana Wonpil memainkan pianonya, bernyanyi dengan suara khasnya, dan membahas tentang kesehatan mental setiap kali ada kesempatan untuk melakukan siaran langsung. Atau... Xiumin, gue suka bagaimana Xiumin menggerakan setiap tubuhnya mengikuti irama, bernyanyi dengan suara tingginya, bahkan sampai kepribadiannya yang super bersih.

Ada banyak hal yang dapat gue jabarkan kenapa gue menjadi seorang penggemar idol K-pop, yang tentunya hanya akan dapat dipahami oleh diri gue sendiri. Orang lain tidak akan paham betapa membantunya karya musik seseorang bagi kehidupan gue dan betapa seringnya suara-suara mereka menemani gue saat ngetik di pojokkan kamar.

Gue bersyukur banget karena punya patokan yang bisa diandalkan setiap kali gue sedih, setiap kali gue merasa gak berguna, dan setiap kali gue nyalahin diri gue sendiri 24/7. Tapi disamping gue yang bersyukur itu, gue sendiri harus bisa sadar dengan batasan-batasan yang gue punya sebagai penggemar.

Kembali lagi kedefinisi yang gue jabarkan menurut sudut pandang gue sendiri kalau penggemar adalah posisi dimana seseorang menggemari sebuah karya tertentu, tidak lebih dari itu. Dan seseorang yang mendapatkan semangatnya kembali begitu mendengar, atau melihat karya-karya mereka, cukup sampai disitu.

Karena kebanyakan dari mereka justru tidak bisa membedakan mengagumi dengan memiliki.

Hal pahit yang harus kalian sadari adalah, kalian tidak memiliki hidupnya, dan idola kalian tidak memiliki hidup kalian. Kalian berjalan di jalan yang berbeda. Kalian hanya terikat oleh suatu karya dimana karya tersebut bisa membantu kalian untuk menjalani hidup dan membantu idola kalian untuk menjalani hidupnya juga, bukan sebuah dimensi yang dapat mengatur kehidupan kedua belah pihak.

Gue akan kasih satu contoh, dimana contoh yang akan gue ambil kali ini adalah seseorang yang pernah bercerita di akun sodial medianya tentang perasaan dirinya sebagai penggemar. Dari cerita singkatnya, gue bisa menyimpulkan kalau sebenarnya dia tidak bisa membatasi dirinya sebagai seorang penggemar. Dia bukanlah penggemar yang menikmati karya musik, tarian, atau film mereka dari layar kaca. Tapi dia adalah seseorang yang mengharapkan lebih dari sekadar karya-karya mereka itu. Berhalusinasi, menormalkan perasaan 'suka berlebihan' nya terhadap idolanya sendiri, mulai berasumsi bahwa idolanya memang diciptakan Tuhan untuknya, berangan-angan menjadi kekasih atau bahkan pasangan hidup mereka.

Kalau kalian merasakan hal yang sama, percaya sama gue, kenyataan itu memang pahit, tapi terlanjur jatuh ke dalam harapan buram kamu itu jauh lebih menyakitkan. Lebih baik kamu sadar kalau memang kalian punya jalan masing-masing, kalian hanya sekadar idola dan penggemar, kalian menikmati setiap karya mereka, mendukung setiap karya-karya baru mereka, bukan seseorang yang menunggu mereka di depan rumahnya, atau menguntit mereka dengan memasang kamera kecil dihadiah yang kamu berikan untuknya saat ada acara tanda tangan, bukan seperti itu.

Karena gue yakin betul, yang sebenarnya membuat kalian tidak terkontrol adalah ketika kalian memaksakan posisi kalian sendiri terhadap idola kalian. Kalian harus percaya bahwa kalian memiliki tempat tersendiri sebagai seorang penggemar bagi mereka, dan mereka punya tempat tersendiri sebagai seorang idola bagi kalian.

Untuk kamu yang sudah jatuh ke dalam harapan buram itu, atau bagi kamu yang merasa hampir jatuh ke dalam sana, ini bukan akhir dari segalanya, kamu bisa mengusahakan segala hal untuk kembali ke tempat yang benar, untuk menggemari karya-karya musik mereka sewajarnya.

Tutup ponsel atau laptop kalian, usahakan untuk tidak menoleh sedikitpun ke idola kalian untuk sementara waktu, bisa seminggu, dua minggu, atau bahkan berbulan-bulan. Tergantung seberapa cepat kamu menyadari batasan itu sendiri. Pakai waktu-waktu tersebut sebaik mungkin untuk menulis kenyataan-kenyataan pahit yang bisa membuatmu sakit hati. Percaya sama gue, itu hanya untuk sementara. Karena sekali lagi gue ingatkan kalau kenyataan itu pahit, tapi terlanjur jatuh ke dalam harapan buram kamu itu jauh lebih pahit dan menyakitkan.

Selain itu, menyibukkan diri dengan urusan dunia benar-benar membuat kalian jauh lebih realistis. Coba untuk mengerjakan apa yang ingin banget kalian kerjakan, tapi selalu tertunda karena dulu waktunya harus dihabiskan untuk menonton idola kalian 24/7. Alihkan fokus kalian terhadap hal-hal yang mesti kalian kerjakan saat itu juga. Kalau tidak punya hal mendesak untuk dikerjakan, buat hal tersebut menjadi ada. Mengurusi hewan peliharaan, mencoba menulis buku, menggarap sebuah film pendek, menulis lirik lagu, atau bahkan melukis di canvas besar yang otomatis perlu waktu sangat lama untuk menyelesaikannya.

Gue cuma mau bilang kalau... lo yang memulai, dan cuma lo yang bisa menyelesaikannya.

P/s : This is just my opinion, gue percaya kalian sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Gue juga percaya kalian bisa membedakan mana yang opini, mana yang gertakan. Gue disini pure menyarankan aja, karena gue yakin mengidolakan seseorang secara sehat dan sewajarnya itu lebih baik.

Thanks for everything, stay hydrated!

bita.

Segmen RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang