Jera.wat #2

212 38 0
                                    

Bagian jerawat sebelumnya gue cantumkan to be continued, karena emang gue pingin bahas lagi. Bagian pertama dari jerawat kayaknya lebih ke pembahasan random. Curhat-curhat zaman sekarang. Tapi pembahasan kedua ini, gak tahu bagaimana jadinya. Gue akan ketik apa yang ada dipikiran gue aja.

Oke.

Banyak teman gue yang baik. Yang ngerti sama keadaan jerawat gue saat itu. Dia tidak pernah komentar tentang apapun kecuali kalau gue tanya apakah waktu itu jerawat gue terlihat lebih menonjol diantara aspek-aspek wajah lainnya.

Dia cuma bilang, "Rawat aja, Bit, nanti juga sembuh kok," Pas gue tanya tentang kondisi jerawat gue. Jujur itu nyenengin banget. Dia gak nyaranin apapun yang 'katanya' bisa bikin jerawat gue hilang. Gue butuh teman yang kayak gitu. Bukan sekedar mengomentari, secara tidak langsung dia memberi penjelasan bahwa everything is gonna be okay, don't be afraid, u'r stronger more than anything, dan lain-lainnya dengan tersirat.

Seakan memberi gue dukungan tanpa suruhan ini dan itu.

Terus gue itu punya yang namanya teman dekat. Dia cowok, gak sekelas sama gue. Cuma kalau akhir pekan, kita suka jalan bareng aja. Kemarin minggu di car free day gue tanya ke dia, emang karena jerawat itu gue jadi hina banget, ya? Gue jadi semenjijikan itu, ya? Gue jadi jadi orang yang gak pantas hidup sebelum gue bersih dari jerawat, ya? Dan semua pertanyaan abstrak lainnya yang bikin dia bingung dan gak tau cara menanggapi kebodohan gue itu gimana.

Tau apa yang teman gue lakuin ke gue? Dia gak bujuk gue pake kata-kata manis, atau pake kata-kata, "Gak usah dengerin orang, banyak kok yang lebih parah dari kamu," Yang biasanya malah jadi toxic positivity. Masih ingat kan topik dua minggu yang lalu? Dia cuma diam terus narik gue ke salah satu stand es krim. Dia bilang ke gue kalau mau sejelek apapun diri gue, mau semenjijikan apapun diri gue, diri gue ini tetap milik gue sepenuhnya.

Gue kurang paham makna tersirat apa yang ada di sentence nya. Cuma gue agak bersyukur aja, dari kalimat itu gue sadar kalau sebenarnya opini orang itu gak akan ngaruh apa-apa sama diri gue kecuali gue mau berubah.

Semua remaja yang memiliki jerawat, kalian itu gak hina. Ingat, kan? Apa yang pernah gue bilang dibagian sebelumnya. Lo lebih berharga dari apapun. Gue gak bilang kalau lo seharusnya bersyukur karena masih banyak manusia lain yang lebih menderita dari pada lo, karena jatuhnya akan salah paham. Gue cuma pingin bilang, lo punya teman. Gue, kita semua. Pemilik wajah berjerawat, yang ingin sembuh karena mendengar cercaan.

DI DALAM KELAS SEMBARI MENIKMATI JAM KOSONG,  Bita 2019.

to be continued.

Segmen RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang