Di.et

627 59 8
                                    

Play mulmed kawan—
Terima kasih untuk 7 votenya🤗, it's very awesome.

Sebagian masyarakat terlalu overthinking mengenai penurunan berat badan. Gue contohnya. Kerap kali gue tidak makan selama dua hari dan menghindari makanan untuk menurunkan berat badan.

Gue selalu beranggapan bahwa makanan yang kita konsumsi adalah benda jahat, berbahaya, yang harus gue hindari. Padahal diet itu jauh lebih rumit daripada sekedar tidak makan lalu kurus. Tapi beruntungnya, diet yang benar itu lebih logis daripada sekedar tidak makan lalu kurus.

Kayaknya bab ini gue akan bahas dari segi kesehatannya saja, sesuai dari apa yang pernah gue alami, gue akan jabarkan setidaknya satu pengalaman menarik. Mungkin dilain bab gue akan bahas mengenai feeling itu sendiri.

Diet.

Gue sering diet. Hampir semua diet yang tidak logis gue jalanin. Hasilnya gitu, berat badan turun, cuma gue jadi susah mikir. Lola. Karena asupan kalori yang harusnya gue penuhi itu justru gue (sengaja) kurangin, atau bahkan cut habis-habisan makanan yang berkalori tinggi.

Berat badan terbesar gue 54. Dengan tinggi 156, kayaknya kalian udah bisa ngebayangin bagaimana rupa gue saat itu. Tapi sekarang, berat badan gue 46. Kalau kalian tanya tips dietnya apa, yakni sakit. Gue turun sebanyak itu karena sakit. Tidak beruntungnya, gue sakit saat ujian nasional.

Penyebab gue sakit, karena gue diet. Diet asal-asalan maksudnya. Gue potong kalori harian gue, olahraga habis-habisan, minum air putih berlebihan, percaya dengan review diet satu hari turun satu kilogram di YouTube. Seperti itu. Gue melakukan diet tidak masuk akal selama satu minggu sebelum ujian nasional.

Gue phobia makanan tepung dan nasi, kerjaan gue cuma makan oats. Terkadang suka kasihan sama mama yang udah masak. Tapi untungnya, mama gue masak sayuran. Sampai akhirnya gue sakit. Sedih banget, besoknya ujian nasional, jam dua malam gue bangun karena suhu tubuh gue yang super tinggi. Pagi-pagi gue inget banget, saat itu gue dipaksa makan nasi supaya bisa ikut ujian dan diminumin obat supaya mendingan.

Setiap mama gue tanya udah makan atau belum, gue pasti jawab udah. Sampai akhirnya selesai ujian nasional, gue berobat. Tertangkap basah kalau sudah dua minggu gue tidak mengonsumsi nasi.

Tidak bisa disamakan dengan orang Eropa, makanan pokok orang Indonesia itu nasi. Kalau belum makan nasi, ya artinya kalian belum makan. Mungkin karena kebiasaan itu gue jadi susah untuk lepas sama nasi. Sekalinya lepas, gue akan sakit terus-terusan.

Mungkin untuk orang dewasa, mereka masih dapat menetralisir rasa lapar.  Tapi kalau notabenenya pelajar kayak gue, yang setiap hari pulang sore, kayaknya kekurangan karbohidrat itu hal yang buruk.

Gue jadi sering pelupa, jawab pertanyaan orang yang general pun gue harus mikir dulu, mau pesan makanan gue juga harus memastikan pesanannya dalam waktu yang lama. Sama sekali tidak menguntungkan bagi seorang pelajar. Konsentrasi gue yang buyar.

Gue saranin, jangan percaya dengan gimik satu hari turun satu kilogram. Mungkin hasilnya memang benar. Tapi dari segi kesehatan, ya jelas salah. Jangan sampai jadi seperti gue yang pagi cuma makan apel, malamnya minum susu rendah lemak, annoying banget gak bohong.

Terutama untuk pelajar, kalian masih harus belajar dan banggain orang tua kalian. Jangan sampai karena ingin kurus, metabolisme kalian menurun, gizi-gizi kalian tidak terpenuhi, lalu kalian susah berkonsentrasi. Belajar dengan perut kelaparan juga pasti susah banget, dan nilai kalian jauh dibawah rata-rata. Belum saatnya, kalian masih dalam masa pertumbuhan.

Sejak gue diet tidak masuk akal dan gue jadi sakit, pola makan gue jadi mulai berubah. Tidak ada kata tidak makan nasi, tapi porsinya gue kurangin sedikit-sedikit. Dan gue mulai menetapkan untuk merubah gaya hidup dan pola makan untuk diri gue sendiri meski gue masih suka minum bubble tea.

Hal yang gue pikirin untuk saat ini adalah, gue harus kurus bukan untuk menyenangkan asumsi teman-teman gue yang dulu tidak berhenti meledekki gue sebagai manusia gemuk yang susah untuk naik tangga.

Mari open minded. Banyak hal yang bisa bikin kamu kurus tanpa diet tidak logis itu. Hanya mengonsumsi 300 kalori perhari itu sudah jauh dari kata aman, sih. Bagaimana caranya membatasi jumlah kalori kalau sebenarnya kita dianjurkan untuk memakan 85% nabati serta 15% hewani? Iya, itu gue baca dari buku karya Hiromi Shinya.

Kalian harus baca untuk sekedar tau mengenai basic-nya. Semenjak itu, gue merasa harus berubah dan keluar dari zona dimana gue merasa bodoh. Gue harus baca buku. Gue harus nyaman dengan pola makan yang gue buat tanpa menyingkirkan minimal gizi per-hari nya, dan gue harus olahraga.

Bab lain akan ku bahas mengenai feeling selama menjadi manusia gemuk🤗.

to be continued.

Segmen RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang