Bab 2 Dia Yang

8.5K 424 7
                                    

Hari ini adalah hari bahagia kakak ku Aya. Seharusnya aku lah yang akan dijodohkan akan tetapi putri tante Amira telah meninggal waktu kecil. Hingga dengan terpaksa kakak ku yang menggantikan posisiku.
Sudah seminggu rumah orangtua ku ramai karena kedatangan sanak saudara dari pihak ayah dan bunda yang ikut membantu berbagai persiapan pesta pernikahan. Akad nikah yang diadakan di kediaman kami sedangkan resepsi diadakan di rumah calon mertua kak Aya.
Hari sudah menunjukan pukul 08.00. Semua persiapan telah siap. Akad nikah kak Aya akan dilaksanaka di Masjid Akbar yang tidak jauh dari rumah kami, hanya tinggal menunggu rombongan keluarga mempelai pria.

"Nan.. kamu tolong sampaikan dengan rombongan yang didepan Pak Ali kita segera menuju Masjid karena rombongan mempelai pria nya telah sampai di masjid."

"Iya Yah" aku segera menghampiri Pak Ali yang merupakan ketua Adat di RT kami. Dan tak lama kemudian dengan diawali instruksi Pak Ali lalu terdengarlah berbagai perpaduan alat musik tradisional yang merupakan kesenian masyarakat disini.

Kak Aya pun keluar dengan diapit Ibu dan Sepupu ku. Aku meringis saat melihat riasan diatas kepala kak Aya yang terlihat begitu berat. Kak Aya yang memakai kebaya putih sangat terlihat cantik bahkan terlihat malu-malu karena banyak masyarakat yang merupakan tetangga yang memfotonya dengan kamera HP. Kami keluarga yang lain berjalan mengekor dibelakang kak Aya dengan diiringi tembang lagu daerah dan suara alat musik dan tak lupa aku yang ikut serta mengabadikan moment bersejarah kak Aya dengan kamera yang tergantung dileherku.

******

Kami rombongan perempuan segera masuk kedalam Masjid. Setelah ikut menyalami rombongan keluarga Kak Alif aku segera memisahkan diri untuk mencari spot terbaik dalam mengambil gambar.

Papa Andi yang merupakan adik ayah sekaligus pembawa acara mulai membuka acara. Hingga pada rangakaian acara Tilawah Qur'an semua yang didalam masjid tampak sibuk saling menoleh seperti penasaran dengan sosok yang bernama Nayara Ayuningtiyas.

"Kepada saudari Nayara kami persilahkan" Papa Andi kembali mengulangi perkataannya. Tapi tak ada satupun yang menyahut. Aku yang tak ingin terjadinya keresahan segera menghampiri Papa.

"Pa.. biar Adnan saja yang menggantikan" aku berbisik dengan Papa, karena sempat melihat raut wajah tante Amira yang memerah tampak malu dan sepertinya juga marah. Yaa aku tahu dari kak Aya kalau calon mertuanya ngotot biar yang mengaji pihak pria yang menyewa.

"Ya udah.. kamu.." perkataan pap Adnan terhenti saat seorang gadis bergamis biru dan jilbab biru memasuki masjid dengan nafas yang memburu.

"Assalamualaikum… hosh"

"Waalaikumsallam…" kedua mataku segera menoleh kesumber suara seperti tamu yang lain. Hingga untuk kedua kalinya mata kami beradu pandang.

"Dik Naya yah… masuk udah ditunggu dari tadi" ucapan papa membuat ku segera tersadar. Namun sudut mataku tetap mencuri pandang kearah gadis tersebut. Hingga kulihat dia meminum habis aqua yang tersedia di meja kecil yang terletak di bagian ibu-ibu.

"Cek cek..Bismillahirrahmannirrahim. Asaalamualaikum wr.wb. " suara merdu nya mengalun memenuhi ruangan masjid ini.

"Waalaikumsallam..wr.wb" aku dan yang lain serentak menjawab salam nya.

A'udzu billahi minasy syaithonir rojiim ,Bismillahirrahmannirrahim..

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا ١

1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Jantungku benar benar bergemuruh dengan hebat saat mendengar lantunan ayat yang dia bacakan yaitu surat An-nisa dan dilanjutkan dengan surat Ar-rum. Bahkan aku juga tengah memvidiokan bagian ini. Hingga saat itulah aku melihat dari kameraku saat tangan itu dengan cepat menghapus sebuah titik disudut matanya.

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٢١

21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

"Maha benar Allah dengan segala firmanNya.. Assalamualaikum.. wr.wb"

Semua yang ada diruangan terlihat terkesima dengan suara merdu nya begitupun aku, tapi tidak untuk Naya yang menunduk dan memainkan jemarinya .. ohh bolehkah aku memanggil namanya Naya. Dia tampak gelisah.

"Baik selanjutnya adalah acara akad yang di tengah kita telah hadir pak penghulu, saksi, wali dan juga calon. Langsung saja saya serahkan kepada pak Amrul selaku penghulu.."

Aku segera mengarahkan kamera ku kearah mempelai laki-laki yang telah duduk didepan ayah yang dibatasi oleh meja kecil. Hingga gerakan kecil dari sudut kanan membuat ku lagi-lagi menoleh padanya.

Dia berdiri setengah membukuk melewati barisan ibu-ibu. Lagi - lagi mata itu berkaca-kaca. Kenapa aku selalu bertemu dengannya saat dia menangis?. Apa yang ia tangisi?. Ataukah…?.  Aku menatap serius kearah kak Alif dengan mengarahkan kamera ku padanya. Saat kak Alif telah menyambut tangan Ayah. Apakah Naya mengenal kak Alif? Tapi tidak mungkin seorang mantan mau menghadiri akad nikah sosok yang masih dicintai nya. Ingin rasanya aku mengejar nya namun aku mendapatkan tugas dari kak Aya yang tidak ingin menyewa jasa photografer lain..

"Biar hemat. Lagian punya adek seorang photografer terus ngapain kakak repot menyewa orang lain" cengir Kak Aya pada waktu itu yang membuatku hanya mendengus kecil.

TBC..

Jangan lupa tekan tanda bintang ya 😊
Sampai ketemu di part selanjutnya.

Mengikat Dengan AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang