Bab 11 Pillow Talk

7K 423 8
                                    


Heyy .. iam back
Sesuai dengan janji di part sebelumnya..
Thanks atas vote dan coment nya☺.
Dan jangan lupa votement nya dipart satu ini -,-
Happy Reading...

****

Setelah Sekar meninggalkan mereka, Adnan pun segera menyelipkan kedua tangannya lalu mengangkat tubuh Naya.

Naya yang terkejut secara spontan mengalungkan kedua tangannya keleher suaminya. Posisi yang terasa begitu intim bagi Naya. Hembusan nafas dan aroma tubuh dari Adnan yang begitu harum dan menenangkan membuat Naya tanpa sadar memejamkan matanya lalu menarik nafas sebanyak-banyaknya.

Adnan pun tak mampu menahan senyum nya karena melihat tingkah lucu istrinya. Secara perlahan bibir nya mengecup kedua kelopak mata Naya yang masih terpejam. Adnan  terkekeh saat kedua mata indah tersebut terbuka dengan rona merah yang menghiasi pipinya.

"Mau makan atau langsung istirahat?" Adnan bertanya terlebih dahulu pada Naya.

"Istirahat saja. Tak bisakah kita tidur terpisah?" Naya mendongak dan menatap kearah Adnan .

"Tidak." Jawab Adnan dengan tegas yang membuat Naya menghela nafas pasrah.

"Sekarang buka pintu kamar kita." Adnan meminta Naya membuka pintu tersebut karena kedua tangannya sedang menggendong Naya.

Ckleekk…

Naya pun mengulurkan tangan nya dan membuka pintu dihadapannya. Pemandangan yang pertama kali menyambutnya adalah warna hitam dan navy yang mendominasi kamar yang begitu luas ini.

"Ini akan jadi kamar kita karena kamar Mas memang dibawah , tapi kalo kamu tidak betah nanti kita bisa pindah ke kamar atas setelah kaki mu pulih." Ucap Adnan.

Adnan  segera meletakan Naya di ranjang king size miliknya yang memiliki warna perpaduan navy dan juga putih. Setelah itu Adnan kembali menuju pintu kamar untuk menutup nya.

Sedangkan Naya saat ini merasa kagum dengan dekorasi kamar Adnan. Di sisi sebelah kiri terdapat lemari besar dengan kaca bening yang didalamnya berjejer berbagai jenis kamera dari model lama sampai dengan kamera keluaran terbaru. Lalu terdapat berbagai jenis miniatur mobil-mobilan yang Naya tafsir harga nya pasti mahal. Naya pun menoleh ke arah dinding yang terpajang berbagai foto-foto yang begitu indah bahkan tanpa sadar Naya menghitung jumlah foto tersebut. Hingga akhirnya kedua mata Naya melebar saat melihat foto yang berada paling akhir. Foto dirinya yang sedang menangis di kedai ice cream langganan nya sungguh dari semuanya Naya merasa hanya fotonya yang sangat jelek dan tak ada bagusnya. 

"Hehe maaf dek. Mas memajang foto mu tanpa izin. Semua foto yang ada di kamar ini adalah foto yang menurut Mas sangat berarti dan pertemuan pertama kita waktu itu membuat Mas tanpa sadar telah mengikutimu"

"Ta..tapi.. itu sangat jelek.." Protes Naya tak terima.

"Haha.. dari semua nya menurut ku, foto kamu yang paling menarik dimataku." Jawab Adnan seraya ikut menaiki ranjang dan perlahan beringsut mendekati Naya.

Naya yang menyadari pergerakan Adnan merasa panik dan perlahan menggeser tubuh nya ke sisi kiri. Namun pergerakan Adnan sangat cepat.

"Tak usah takut.." bisik Adnan seraya menarik tubuh Naya mendekat lalu menjadikan satu lengannya sebagai tumpuan kepala Naya sedangkan tangan kirinya menarik Naya masuk kedalam dekapannya.

"Mas bantu lepas ya…" ucapan Adnan membuat Naya merasa panik dan memegang erat kancing baju yang sedang ia gunakan. Adnan yang menyadari itu seketika tertawa.

"Hahaha… ya ampun sayang, maksud mas bantu melepas jilbab mu tapi kalo kamu mau dibantu melepas baju mu hehe aku tak keberatan."

Semburat rona merah menyebar begitu cepat dikedua pipi Naya. Apalagi saat mendengar panggilan sayang untuk nya. Hah Naya merasa dialah yang usianya lebih muda disini.

Mengikat Dengan AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang