Bab 15. Hangat

6.4K 417 8
                                    

Assalamualaikum..
Tugas akhir kuliah ku menumpuk jadinya gini baru bisa Up lagi.🙈

Oh iya baca juga story ku lainnya  judulnya "Semanis Madu Darinya".

Happy reading..
Vote dan coment nya ☺

******

"      "

"Iya, tunggu sebentar lagi. Gue otw ke studio."

"       "

"Waalaikumsalam." Adnan pun mengakhiri panggilan nya. Lalu menatap kearah jam tangan yang melingkar ditangannya dan kearah istrinya yang tidur dengan memunggunginya. Satu jam yang lalu Naya memaksa untuk pulang karena tak ingin berdebat kembali Adnan pun membawa Naya pulang.

"Nay…" Adnan menyentuh pundak Naya.

"Nay aku pamit ke studio ya. Hari ini aku ada job photo."

"Nay…"

"Pergilah Mas. Aku tak tahu apapun tentang aktivitasmu jadi kamu tak perlu pamit denganku." jawab Naya tanpa mengubah posisinya.

"Pulang dari sini. Aku akan menceritakan semua tentangku Nay. Kamu kalau perlu apapun panggil saja Mami atau bibi ya." Ucap Adnan seraya mengusap kepala Naya.

"Aku pergi, Assalamualaikum."

******

Erlin menatap kearah Naya yang duduk disampingnya "Kamu sudah pamit dengan suamimu kan Nay?".

"Handphone ku rusak Lin. Mertua ku juga lagi pergi jadi aku hanya pamit dengan Bik Meni. Sudah kamu hanya perlu antar aku ke rumah Lin."

Erlin pun menghela nafas lalu segera menjalankan mobilnya.

"Kamu lagi ada masalah Nay?" Erlin tampak bingung saat melihat perban yang melilit kembali kepala Naya.

"Nggak ada, aku cuma rindu rumah. Kamu bawa kerudung yang aku pinta kan?"

"Iya.. ini." Erlin menyerahkan plastik yang berisi pesanan Naya.

"Bagaimana keadaan kedai?" Tanya Naya sambil memakai kerudung di kepalanya.

"Ramai Nay.. cuma ya gitu banyak pelanggan nanya in menu kita yang baru nah masalahnya kan cuma kamu yang ngerti buatnya."

"Nanti aku akan ajari Sila dan yang lainnya Lin."

"Ehhh… jangan kamu fokus saja dengan kesembuhan mu Nay. Aku dan Dinda masih bisa handle kok."

"Ya udah.. profit bulan ini kalian handle berdua saja ya.."

Erlin pun menggeleng seraya menatap Naya dengan mata membesar. "Nggak ya Nay, kamu baru kali ini loh nggk bisa handle, sedangkan aku dan Dinda sering banget lepas tangan. Jadi anggap saja kali ini kita gantian Nay."

"Kalian kan sudah berkeluarga.."

"Dan kamu sekarang juga sudah berkeluarga." Ucap Erlin yang membuat Naya memilih menatap keadaan di sepanjang jalan lewat jendela mobil disampingnya.

"Nay.. menghindari masalah itu tidak baik. Kamu tau kan mau beribu kali seorang istri meminta cerai tetap tidak akan ada pengaruhnya tapi sekali seorang suami mengucapkan hal tersebut maka jatuhlah talak itu, karena perempuan itu sensitif dan selalu berpikir cara cepat untuk mengakhiri masalah. Intinya karena Tuhan itu Maha mengetahui makanya berlaku hal tersebut di agama kita."

******

"Assalamualaikum.." Adnan memasuki rumahnya dan segera mencium tangan Sekar yang sedang duduk di kursi santai.

Mengikat Dengan AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang