Bab 8 Lalisa

7.1K 439 11
                                    

Saat semua keluarga nya memutuskan pulang dan akan kembali besok. Adnan hanya mengiyakan saja akan tetapi saat ini Adnan memilih duduk di depan ruangan Naya. Hingga dari kejauhan Adnan melihat lambaian dan senyuman hingga kaki jenjang tersebut berlari kecil menghampirinya.

"Ad… kamu ngapain disini? Mau nemui aku yaa?" Perempuan tersebut menyapa dengan begitu hangat dan ceria.

Adnan hanya menggeleng sebagai jawaban darinya. Yaa perempuan yang sedang ada dihadapannya adalah Lalisa. Sahabatnya sejak dibangku SMA hingga perguruan tinggi. Hanya saja Adnan memilih jurusan Arsitektur sedangkan Lalisa mengambil kedokteran. Adnan kembali bertemu dengan Lisa saat dia memutuskan kembali ke Indonesia dan ternyata Lisa telah menjadi dokter anak.

"Mama Sekar sakit Ad?" Tampak raut khawatir dari wajah Lisa.

Lisa pun memilih memeriksa sendiri. Namun saat tangan nya akan membuka pintu ruangan tersebut sebuah tangan mencegah tindakannya.

"Bukan.. bukan mama ku. Tapi…

"Dokter…!!!"

"Prang….

Suara yang saling bersahutan. Lisa pun segera berlari menghampiri suster yang memanggilnya.

"Ad.. nanti aku hubungi yaaa…" teriakan Lisa yang tak terlalu didengar oleh Adnan karena ia  segera masuk kedalam ruangan.

Serpihan kaca kembali berserakan dilantai. Adnan menghela nafas dan kembali keluar ruangan untuk memanggil suster untuk membersihkan kekacauan yang dibuat oleh Naya.

Setelah suster dan cleaning service pergi meninggalkan ruangan barulah Adnan menghampiri Naya.

"Saya.. ingin bercerai…"

Adnan tertegun dan mengepalkan tangan nya saat mendengar permintaan tersebut.

"Kamu pasti belum mendaftarkan pernikahan ini. Jadi kamu hanya perlu menjatuhkan talak padaku."

"Kamu tahu Nay.. sampai kapanpun kamu tetap isteriku. Saat aku memintamu didepan ibumu maka saat itulah aku telah mengikat mu dan saat aku telah mengikat mu dengan akad maka saat itulah aku memilihmu menjadi teman hidup didunia dan di akhirat nanti."

"Ibumu pasti sedang menangis disana melihat perlakuan mu saat ini Nay."

Adnan pun memilih kembali keluar saja namun saat isakan Naya yang kembali terdengar membuat Adnan kembali dan mendekap erat Naya.

"Ak..aku ingin bertemu Umi.." Naya berucap lirih dalam dekapan suaminya. Naya menyerah, Naya tidak mungkin kembali mengecewakan Umi nya. Pria yang sedang mendekapnya adalah pilihan Umi.

"Iya.. nanti. Setelah kamu sudah boleh pulang." Adnan dengan perlahan menghapus air mata di pipi Naya. Sedangkan Naya tampak tertegun karena untuk pertama kalinya Naya benar-benar memperhatikan wajah Adnan. Hingga satu kesimpulan yang Naya dapatkan.

"Berapa umurmu?"

Adnan yang mendapatkan pertanyaan yang tak terduga sangatlah terkejut.

"25 tahun" jawaban singkat Adnan membuat mata Naya melebar karena tak percaya. Pria yang seumuran nya saja telah mengecewakan dirinya apalagi pria yang jauh dibawahnya.

"Nggak.. nggak ini nggak akan berhasil." Naya beringsut menjauh dan menggeleng kuat.

"Nay.. aku tahu kamu pernah kecewa dan aku tahu umur ku lebih muda dari mu tapi aku mohon kamu harus percaya kepada ku." Adnan menggenggam tangan erat Naya.

"Nggak.. pria yang telah lama bersamaku saja memilih meninggalkan ku. Apa lagi .. apa lagi kamu yang tak mengenal diriku dan jauh lebih muda dariku. Lebih baik kamu segera melepaskan ku karena nanti kamu juga akan memilih perempuan lain yang kamu anggap sempurna dan itu bukan aku."

Mengikat Dengan AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang